Dulu aku selalu menantimu.
Aku pernah berharap pada-Nya untuk menyatukanku dengan mu.
Sering meminta dan menyebutkan namamu dalam setiap gerak do'a ku.
Menjadi sebuah keinginan yang selalu dinantikan.
Namun kini harapan itu sirna.
Penantian itu ku buang jauh-jauh.
Berharap agar rasa itu kembali seperti biasa.
Tak ada rasa lebih di sana.Mungkinkah kau bertanya?
Mengapa rasanya ingin ku buang rasa itu?
Adakah kau berbalik ke arahku lalu menanyakannya?
Biar ku beri tahu saat ini.
Bukankah rasa ini adalah milikNya?
Bukankah fitrah ini datang karena Nya?
Bukankah aku bertemu dan akhirnya mengenalmu itu karena taqdir Nya?
Dan akhirnya aku akan berhenti di sini saja.
Aku percaya atas taqdir Nya.
Aku hanya takut kau memang tidak tercipta untukku.
Lalu aku menyimpan harap atasmu.
Namun aku bersyukur, bahwa Ia tak menaruh kecewa di hatiku karena hati ini akan berusaha biasa saja terhadapmu.
Karena hatiku pun tahu, bahwa pemiliknyalah yang berhak mengaturnya.
Dan hatiku pun tahu, siapa yang berhak di nanti dan di pilih atas kata iman yang selalu di istiqomahkan dalam setiap jalan-Nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA diatas DIAM & DOA
Spiritualdengan diam dan doa aku slalu berusaha mengendalikkan rasa ini yg menggebu.bahwasanya,aku benar benar ingin menguasaimu dengan ketulusan ridho dari sang maha cinta. aku memang tidak pernah memperbanyak interaksi denganmu... tapi... aku slalu berus...