Nakyung terdiam. Tiduran di atas kasurnya. Teleponnya setia menggenggam ponsel. Jam telah menunjukkan pukul 7 malam.
Nakyung sudah bertanya pada Heejin. Mengapa Heejin tahu berita itu. Tapi tidak dijawab. Mungkin Heejin les, pikir Nakyung begitu.
Nakyung tidak bisa tenang. Pacarnya—ups, mantan pacarnya, Bae Jinyoung itu memang keras kepala. Nakyung tahu itu. Jinyoung terlihat benar-benar tidak bisa percaya dengan Nakyung.
Nakyung juga bingung. Nakyung punya dua permintaan, dan entah kenapa Nakyung percaya kalau buku itu ajaib.
Tiba-tiba sebuah ide muncul di otak Nakyung. Nakyung segera mengambil pulpen dan menyiapkan bukunya di meja belajar.
Di goreskan pulpen itu di bukunya.
Bagaimana cara mengatasi psikopat?
Nakyung bodoh. Untuk apa ia menuliskan sesuatu? Nakyung benar-benar kebanyakan nonton film.
Emosi.
"WHOAA?" Nakyung menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Benar-benar ajaib. Kata emosi itu tiba-tiba muncul di kertas itu? Hebat!
Nakyung memasukan buku usang itu pada tasnya.
* . • ✴
✳ ⭐ . °
° ✳゜。
. ✴
° ⭐ ☄
° ✴╂─「 Why Please ♯ 」─╂
* . • ✴
✳ ⭐ . °
° ✳゜。
. ✴
° ⭐ ☄
° ✴
Kemarin
Nakyung
Jin, Lo tau drmn ttg Junkyu?
06.54pmHari ini
Nakyung
Jin, Lo kmn? Kok gak masuk?"Kyung, Heejin mana?" Tanya Minju.
Nakyung duduk sendirian. Heejin tidak sekolah. Terpaksa Joanne, si seksi absensi menganggap Heejin alpha karena tidak ada surat atau kabar. Padahal, Nakyung sudah penasaran setengah hati!
"Gak tahu, gue Line dari tadi malem gak di jawab." Jelas Nakyung singkat.
Yena menyedot jus jambunya. "Hyunjin juga nge-spam Heejin tapi gak dijawab masa." Kata Yena.
Hyunjin dan Jaemin datang lalu duduk di meja yang sama dengan Nakyung, Minju, dan Yena.
"Woy, ke rumah Heejin aja yuk." Ajak Nakyung.
"Ngapain, anjir. Paling dia bolos. Lo tahu kan Heejin orangnya malesan." Kata Jaemin.
Benar juga. Heejin bukanlah anak rajin. Heejin bukan anak alim. Heejin anak pemalas. Bahkan Heejin ranking tiga dari bawah di kelas. Wajar kalau anak seperti Heejin bolos.
"Tapi, kita kan temen. Heejin waktu itu bolos atau sakit pasti ngabarin kita kan." Alasan Nakyung. Nakyung benar-benar ingin tahu, kenapa Heejin bicara tentang Junkyu dan Yireon.
"Kuotanya abis kali." Kata Yena.
Nakyung bingung mau alasan apa lagi. Nakyung menyuapkan mie pedasnya ke mulutnya. Tak sengaja, mata Nakyung melihat ke arah meja sebrang sana.
Jinyoung, Yireon, Sanha, dan Chaeyoung di meja itu. Nakyung muak dan ingin pergi. Tapi Nakyung memerhatikan mereka semua karena penasaran.
Sanha tersenyum kepada Nakyung. Tentu dibalas senyuman manis Nakyung. Nakyung jadi malu karena tertangkap basah Sanha.
Hyunjin dan Jaemin pergi ke kelas. Tersisa Yena dan Minju.
"Guys, kalian tahu Kim Junkyu yang mana?" Tanya Nakyung.
Yena dan Minju mengernyitkan keningnya. Kenapa Nakyung tiba-tiba menanyakan Kim Junkyu?
"Kenapa?" Tanya Minju.
"Gak apa-apa. Gue liat namanya sekilas di grup angkatan." Ucap Nakyung bohong.
"Gue tahu. Dia orangnya pendiam. Tapi lumayan ganteng. Coba gue cari." Yena mengedarkan pandangannya ke sekeliling kantin. "Gak ada. Mungkin di kelasnya." Kata Yena.
Nakyung menghembuskan nafasnya dengan berat. Mengapa semuanya terasa rumit sih? Gadis itu membuang nafas kasarnya, setelah itu izin kepada kedua temannya untuk ke kelas.
Di kelas, Nakyung membuka buku usang itu dan menulis.
Dimana aku bisa bertemu dengan Junkyu?
Voila.
Buku itu memunculkan tinta-tintanya.
Kelasnya
"Gue juga tahu kalau kayak gitu!!"
To be continued..
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Please ー Millenials ✅
FantasiaNakyung, sang gadis penemu sebuah buku usang yang bisa menampung tiga permintaan. 🍁 00 Line & 01 Line.