"Lee Nakyung, Kim Minju, tolong antar ini." Ucap Guru Kang.
"Iya."
Nakyung dan Minju tidak sengaja lewat ruang guru saat istirahat. Guru Kang tiba-tiba saja memberikan setumpuk buku. Parahnya, kedua gadis itu harus mengantarkan buku-buku itu ke kelas mantan Nakyung tersayang, Bae Jinyoung.
"Ke kelas Jinyoung ya?" Minju sedikit terkekeh.
"Diem ah." Ucap Nakyung.
Nakyung dan Minju membawa buku-buku tersebut ke kelas Jinyoung.
"Ju, tahu yang namanya Kim Junkyu gak?" Bisik Nakyung.
"Kim Junkyu? Kurang tahu." Ucap Minju.
Nakyung menggerakkan bola matanya malas. Andai saja Yena atau Heejin yang membantunya. Mereka pasti tahu yang mana Kim Junkyu.
Fyi, Hari ini Heejin tidak masuk sekolah tanpa kabar lagi seperti kemarin. Nakyung khawatir, tapi temannya yang lain masih saja santai dan tetap berpikiran positif.
Tok. Tok.
Minju mengetuk jendela dengan sopan. Kelas itu terdengar berisik. Wajar, namanya juga jam istirahat. Jam kesukaan anak-anak.
"Eh, Minju, Nakyung," ternyata Sanha. "Itu buku kimia ya?" Tanya Sanha.
"Iya." Jawab Minju.
"Oke, makas—
"San, sini deh." Ucap Nakyung.
Sanha menghampiri Nakyung. Nakyung sedikit berjinjit.
"Jangan teriak, diem. Gue mau nanya, Kim Junkyu yang mana?" Bisik Nakyung.
Sanha menarik Nakyung untuk sedikit mengintip kelas. Sialnya, yang Nakyung lihat malah Yireon yang menghadap ke bangku belakangnya. Yireon duduk di depan Jinyoung ternyata.
"Yang di ujung situ tuh." Bisik Sanha.
Yang itu rupanya, batin Nakyung.
"Oh, duduk sama siapa?" Tanya Nakyung.
"Sendiri. Emangnya kenapa sih?" Tanya Sanha.
"Gak ap—
"Heejin belum masuk?" Tanya Sanha.
"Belum." Jawab Nakyung.
"Kyung, ayo." Ajak Minju. Nakyung mengangguk. "Duluan, San." Pamit Nakyung pada Sanha.
Nakyung kembali ke kelas. Duduk di bangkunya. Minju juga kembali ke bangkunya. Lagi-lagi Nakyung duduk sendiri.
Nakyung mengambil buku usangnya, mencoret kan beberapa tinta di sana.
2. Aku ingin Heejin kembali sekolah besok dan seterusnya seperti biasa.
* . • ✴
✳ ⭐ . °
° ✳゜。
. ✴
° ⭐ ☄
° ✴╂─「 Why Please ♯ 」─╂
* . • ✴
✳ ⭐ . °
° ✳゜。
. ✴
° ⭐ ☄
° ✴
Nakyung senang hari ini. Nakyung tahu, Heejin akan sekolah. Dan benar saja. Heejin datang ke sekolah seperti biasa —hampir mendekati bel."Kangen sama gue gak kalian?" Tanya Heejin sembari tertawa kecil.
"Kita khawatir, Lo malah ketawa." Kata Nakyung.
"Ya elah, paling kuota Lo habis kan, Jin?" Tanya Jaemin.
"Sok tahu! Gue gak buka HP. Soalnya gue pingsan sejak balik sekolah waktu itu sampai dua hari kemarin. Tadi malem gue baru bangun. Kata Dokter, gue kecapean." Ucap Heejin.
Nakyung bagai tersengat listrik. Ia terkejut bukan main. Heejin pingsan? Lalu bagaimana tentang pesan yang Heejin kirim pulang sekolah?
"Jin, gue nge-Line Lo kok gak di bales?" Tanya Nakyung.
"Gue juga." Kata Hyunjin.
"HP gue tiba-tiba error. Terus pas dibuka Line, Instagram, Twitter, sama WhatsApp gue ilang semua anjir. Oh ya, YouTube juga! Untung galeri gak hilang." Jelas Heejin.
Nakyung sudah tidak bisa berkata apapun lagi. Ia benar-benar kaget. Apa maksud semua ini?
"Jin, Lo ngirim voice note ke gue pas Lo pingsan berarti?" Tanya Nakyung.
"Emang gue ngirim VN apaan? Megang HP aja kagak." Kata Heejin.
Nakyung ingin mati saja rasanya. Kalau pesan biasa, bisa saja ponsel Heejin dibajak. Tapi ini pesan suara. Nakyung juga tahu kalau itu benar suara Heejin, tidak mungkin dibajak.
"Gue ada bukti." Ujar Nakyung.
Nakyung mengambil ponsel di sakunya. Yang lain hanya menonton karena tak mengerti apapun yang Nakyung ucapkan.
"L-Line gue sama Lo, pesannya hilang semua?"
To be continued..
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Please ー Millenials ✅
FantasíaNakyung, sang gadis penemu sebuah buku usang yang bisa menampung tiga permintaan. 🍁 00 Line & 01 Line.