e m p a t

408 77 4
                                    

Ntah kenapa aku merasa pagi ini cuacanya berbeda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ntah kenapa aku merasa pagi ini cuacanya berbeda.

Sangat dingin.

Bahkan seragam lengan panjangku pun tidak bisa menghambat rasa dingin di tubuhku, dan sialnya aku lupa untuk tidak memakai jaket.

Aku menggosokan kedua telapak tanganku mencoba meredakan rasa dinginnya.

"Halo siren" sapa seseorang. Aku menoleh dan membalasnya dengan senyuman.

Merasa kedinginan, aku melesat menuju kantin

"Sirenn, heiii."

Aku tak menghiraukannya dan segera menuju kantin.

"Bu, teh hangat satu."

Aku terkadang sedikit tak suka hawa dingin. Itu membuat perutku sakit dan ingin bab.

Oke lupakan.

"Makasih bu," ucapku saat menerima segelas teh hangat yang di berikan ibu kantin.

Aku mencari tempat duduk dan menyesap tehku perlahan.

"Aish hangatt," ucapku .

Puk

Aku tersentak, dan menoleh kebelakang. Yeosang menyampirkan jaketnya pada bahuku.

"Eh?"
"Aku melihat kamu kedinginan, pakai saja."
"Kau bagaimana?"

Dia menggeleng geleng sembari tersenyum.

"Tak apa, pakai saja."

Dia mendudukan diri di depanku dan menopang dagu dengan tangannya.

Aku diam sembari tetap meminum teh hangatku.

Namun ntah karena risih atau tak nyaman aku tersedak.

"Eh kamu kenapa?" Tanyanya menghampiriku dan menepuk punggungku pelan.

"Aku risih, tatapanmu membuatku risih."

"Eh benarkah? Maaf hehe, lagian kamu cantik. Jadi aku suka lihatnya."

Aku melotot.

Enteng sekali bilangnya, syit.

Aku geleng geleng dan menarik nafas.

"Kamu biasanya berangkat naik bis atau di antar?" Tanyanya .

"Dengan bis, memang kenapa?" Tanyaku meminum tehku.

"Mau kujemput?"

Uhuk

Aku kembali tersedak karena pernyataan randomnya.

"Eh astaga kamu gapapa? Atau hidungmu tersumbat makanya kamu tersedak dari tadi."

Aku tersedak karenamu bodo:(

"Tidak apa apa, mungkin ada yang membicarakanku," ucapku tak jelas.

"Jadi mau tidak? Katakan alamat rumahmu, lagian aku ingin punya barengan," aku menghela nafas dan menyebutkan alamat rumahku.

"Wah ternyata komplek kita sebelahan, baiklah besok kujemput," aku hanya mengangguk pasrah.

"Ah iya, sekalian kalau pulang bersamaku saja," lanjutnya lagi.

"Baru kali ini loh aku menawarkan tumpangan, jadi kamu harus mau" astaga kalau kau bukan temanku sudah kugampar.

"Lagian buat apasih?" Tanyaku

"Karena kamu temanku, bukankah kita harus jadi lebih dekat?"

Ah terserah kau saja suparmin, aku lelah.

Yeosang antariksa itu tipe tipe diem tapi ngegas.

N: iya aku hiat, tenang aku hiat, tangan aku aja yang ga kekontrol

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

N: iya aku hiat, tenang aku hiat, tangan aku aja yang ga kekontrol

Dependence ─K.yeosangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang