t u j u h

333 65 18
                                    

Aku meletakan teh panas yang baru saja ku buat di meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku meletakan teh panas yang baru saja ku buat di meja.

"Jadi..."
"Jadi?"

"Kau kenapa malam malam begini datang di apartemenku? Ada urusan penting?" Tanyaku pada laki laki yang tengah duduk sembari memasang wajah coolnya.

Namun tidak dengan badannya, tangan memeluk tubuhnya sendiri karena kedinginan.

"Apartemenku mati lampu, mungkin ada kesalahan teknis."

"Lalu?"

"Lalu aku juga belum mengerjakan tugas, jadi aku menumpang sebentar ya di apartemenmu?"

"Besok libur, kenapa kau tidak mengerjakannya besok? Besok lusa juga masih libur"
"Gapapa, kan aku rajin"

Aku meraup wajahku kasar dengan telapak tanganku. Oh apa lagi ini.

Dia memang ke rajinan atau gimana sih?

"Kau lupa membayar biaya listriknya? Dan sejak kapan kau tinggal di apartemen"

"Sejak aku pindah kesini, aku sudah tinggal di apartemen. Eh iya, aku sudah bayar tagihan listriknya belum ya?"

 Eh iya, aku sudah bayar tagihan listriknya belum ya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ahahah lucu sekali, ingin sekali aku menampolnya.

"Kau bawa bukumu?"
"Sudah, ini"

"Yasudah, kerjakan saja."

"Kenapa duduk di bawah?"
"Gapapa, enak karpetmu hangat," aku hanya mengangguk dan ikut duduk di bawah sembari menyender pada sofa.

Aku diam sembari menahan rasa kantukku, sedangkan dia serius mengerjakan tugasnya.

Ting!

Aku terkejut dan kulihat dia memandang ponselnya serius.

"Eh iya, aku lupa membayar tagihan listrik hehe."

(Kurang lebih, ekspresiku seperti ini)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Kurang lebih, ekspresiku seperti ini)


"Astaga... sebenarnya aku ingin sekali menghujatmu," ucapku gemas.

"Sudah kubilang, kamu ngehujat aku, ntar ga berkah kamunya."

Bodo amat suparmin, aku ga denger kamu ngomong apa.

"Sehabis ini ikut aku ya?"
"Kemana?"

"Minimarket terdekat, aku mau membayar tagihan listrikku," aku diam dan hanya membalasnya dengan anggukan.

Ntah karena hawanya makin dingin, mataku jadi makin sulit untuk di buka.

"Kamu mengantuk?"
"Hmmm," ucapku sembari mengangguk

Ntah kenapa pandanganku semakin memburam, aku tertidur.

>>>

Aku terbangun. Kulihat jam di ponselku. Astaga tengah malam.

Eh sebentar ini bukan ponselku, dan juga ini jaket siapa. Seingatku aku tidak tidur dengan berselimutkan jaket

Aku melihat di depanku ada yeosang yang tidur sembari beralaskan tangannya di meja.

Ah ini pasti ponsel dan jaket yeosang. Aku meregangkan badanku.

"Eng, kamu terbangun?" Tanyanya dengan suara serak khas bangun tidur.

"Hmm"
"Baiklah aku akan pulang," ucapnya mulai beranjak.

"Kau gila, ini sudah tengah malam. Lagian apartemenku punya dua kamar, kau pakai kamar tamu saja, aku akan mengunci pintu kamarku," ucapku menuju lemari terdekat dan mengambil selimut.

"Gunakan ini, dan ini jaketmu"

"Terimakasih siren," ucapnya sembari mengucek matanya.

"Hmm"

"Kamu tau, memang benar apa kata firasatku"
"Hm?"

"Kamu berbeda dari yang lain"

Siyal

N: aku berterimakasih pada oknum Hwanbitts karena sudah menganjurkan cari shock meme di gugel😂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

N: aku berterimakasih pada oknum Hwanbitts karena sudah menganjurkan cari shock meme di gugel😂

Dependence ─K.yeosangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang