l i m a

406 75 29
                                    

Aku menghela nafas berat melihat laki laki yang sekarang tengah cengengesan di depanku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menghela nafas berat melihat laki laki yang sekarang tengah cengengesan di depanku.

Sebenarnya ingin sekali kuhujat, namun nanti aku di ceramahin sama dia. Kata yeosang sih 'dosa kamu ngehujat orang ganteng, ga berkah kamu'

Bodo amat, untung beneran ganteng.

"Duh yeosang jika kau mau berteman kurangi sedikit rasa malumu," aku mendengus.

Yeosang menunjukan cengirannya. Duh rasanya ingin tersenyum juga, namun aku sedang marah marah.

"Aku sedikit malu siren."
"Sedikit malu apanya, kurasa kau itu anaknya ngegasan," aku kembali mendengus.

Aku kembali mengingat kejadian dirinya yang suka asal celetuk.

"Aish, kau mau punya banyak teman kan??" Tanyaku, dia mengangguk.

"Jadi apa adanya saja, dan lagi... jangan bilang jika kau hanya bisa berteman denganku," aku melotot kearahnya yang sekarang menyatukan jempol dan telunjuknya membentuk tanda oke.

"Nah begitu dong, sudah kelas akhir. Setidaknya buat kenangan yang baik," ucapku menepuk pundaknya.

Dirinya mengangguk percaya diri. Namun sedetik kemudian dia menggaruk tengkuknya.

"Aku harus apa??" Astaga anak ini...

"Jika tidak paham akan materi jangan hanya tanya aku, tanya orang lain. Ke kantin juga, jangan denganku terus. Kau bisa ajak orang lain," ucapku.

Dia menganggukan kepalanya.

"Tapi sepertinya susah deh hehe"
"Kenapa?"

"Soalnya aku gamau kalau sama yang lain, susah. Kalau sama kamu bawaannya gampang banget."

Kan... katanya pemalu, namun mengatakan hal hal seperti itu dia lepas sekali.

"Bodo amat jumiem, aku nggak denger" dengusku.

"Kok jumiem sih, tampan gini"
"Nggak kamu cantik, yang tampan aku" celetukku asal.

Yeosang terlihat ingin menghujat.

"Yeosang" aku dan yeosang menoleh

"Boleh pinjam catatan matematikanya? Aku ketinggalan kemarin. Kata teman teman catatanmu yang paling lengkap" ucapnya.

Aku melihat yeosang yang cengo, segera aku menyikutnya. Membuatnya sadar dan segera memberikan buku matematikanya.

"Jangan lupa tersenyum bodoh," bisikku.

"Eh iya ini, jangan lupa di kembalikan ya hehe."

Ya iyalah bodo, masa mau di gondol sama dia:(

"Makasih ya yeosang."
"Iya."

Dia menoleh kearahku dengan wajah senang dan terkejutnya.

"Sirenn sirenn, kau lihat? Aku berbicara dengan orang selain kamuu," terselip nada senang di ucapannya.

Dia benar benar tidak pernah berbicara dengan orang selain aku ya?:")

"Bagus, lanjutkan seperti itu. Jika kau dipinjami atau meminjam jangan lupa tersenyum yeosang, jangan memasang wajah tegang terus."
"Seperti kebelet boker kau tau?" Lanjutku membuatnya cemberut.

Aish dia lucu!

"Tegang tegang gini aku tampan."

Ya ya ya terserah.

"Lagian aku yakin bisa dapat teman, lagian aku tampan. Mungkin tidak hanya teman, namun fans."

Bodo amat sukirman, tadi yang gapercaya dapet teman siapa??

Kok sekarang udah percaya diri banget bahkan ngenarsis.

Untung beneran ganteng!

N: muahahah yeosang kan emang gans

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

N: muahahah yeosang kan emang gans

Dependence ─K.yeosangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang