Airsanya

100 0 0
                                    

hanay tingaal Helmakara hadapi Dewi paramayatapa yang sangat heran denga kedatangna roang 'oh tidak disangka empat setan seberang lautan sudah berkumpul disini, dimana si setan tongkorak?' tanyya Dewi paramayatapa sudah berhenti meneratang Hemakara 'telur busuk siapa berani memagngil kau ' ssrroarnag kakek telah muncul ditemapat itu kakainya picnagng, deng meneyert kaki mendekati kalagna, dilihat dari pisik orang memeang kakaek ini adalah seroang yang lemah tapi di benua Wisnu kakek ini dikenal sebagai seraong jagal manusia yang amat ditakuti.

mendegar perkataan Dewi paramayatapa, Ranggasuta dan Kirana saling menatap, merka saing deng sebutan roang, merka berdua mengenal semua hampir semua tokoh silat dari ujung barat samapi selatan di benu siwa tidak ada yang bernama emat setan kecualit emapt setan pelindung Ashrama Bambu, 'weleh-welh memangnya berapa da emapt setan selain emapt setan pelindung Asrama Bambu' berkata Hemakara sambil perhatikan empat orang yang baru adtang denga teliti sekali, tapi roang acuh tak acuh mendengakan perkataan Hemakara.

'mundur kalian' perintah pemuda tadi, semua orang bertopi panjang bercadar mundur yang masih bersisa setengahnya 'maaf, ada apkaah tuan berempat datang ek ashrama Bambu kai yang reot' kakek pincnag menjawab 'kmi hnya lewat ingin bersihakn kotoran dunia' semua anggota Ashrama bambu saling menoleh 'jangna heranssseeprti itu dong, kami hanya menjalakan perintah, untuk bersihkan kotoran dunia ini agar tidak emnadi penyakit di kemudain hari nanti' kata Pemuda yang baru datang tadi, meskipunm uda terlihat aura amat kuat dalam dirinya.

maaf ada apakah tuan sekalian datang kemari?' Ranggasuta sduah bertanya denga beranjali, kakek pincnag berkata dengna mengetuk tongkat ke tanah yang bergetar 'kalau diingat urusan emmang apat pelih, aih, selama beberap generasi menyimpan dendam' Mali memilkirkan sesutu 'apakah anda keturuan kyai adi?' 'aku memang keturuan beliau, orang tuaku keturuanna langsung dari Kayi adi' kata epmuda yang datang terakhir, mendengar hal itu sirnalah kerauan dihati semua anggota Ashrama Bambu 'ternyata semua roang sial telah berkumpul disini' kata Mlai sambil menuding.

nnenek betongkat telah maju 'aku bukank eturunana oarang yang kau sebukan tadi, hanay ssaja salah satu muridku telah digagahi oelh Pangeran Pemikat Birahi bila belum aku daptkan keaplanay, jagnna harap---?"

setelah pisau telah meenrjang menusuk paha ketua partai merak 'wanita sudnal keaprat kau mau lari kemana' 'aih' darah megnucur denga deras 'kami bukan emapt setan seprti yang kalian kira, kami memang bersala dari seberang lautan, tpai skami saling tidak emngenal setelah bertemu idisini kami baru bersatu apakah kalian pernah dengar emapt sekawan' Kirana menggeleng.

'baik sebelum kalian benemui ajal panta kalain mengetahui nama kami aaagar tidak emnyesal sendiri aku sendiri bernama Ganapati roang memanggil kau Pangeran Sungsang, temaku yang picnag bernama Swayarstha si cacat muka pucat, nenek bertongkat bernama Balawira berjulut sipsiau sakti, sedangkan nenk sedangkan nenk membawa tongakt Abalogana sitawon' Ranggasuta mengangguk 'nama yang bagus' sssseroang berpakian putih sduah turun dari sebuah poho,mepat orang penyerang tidak megnetahui siapkah roang yang baru muncul, Mali, Hemakara dan Ranggasuta Waspaada.

Kirana menyambut orang denga beranjali 'kaai Dhruwa bintang berjubah besar ada angin apa membuat kau datang kemari' Kyai Dhruwa menatap nenek Ablagunana denga tajam 'kau guur gadis berbaju merah itu' si neenk denga tajah mengangguk 'kau benar-benar bodoh, tolot tidak tahu diri' menrima eprkataan seprti itu neenk Ablogana panas kupingya 'hai manusia bau tanah apa kau mau gali tanah sendir atau tongkaku akan ketuk kau?' Kyai Dhruwa megekeh 'muridnya enit, guurnay kruang ajar, beruntung ketua kami tidak mempersunting roh gentayangna' 'kurang jar siapa ketuamu?'

Kayi Dhruwa sduah maju, 'bila kau sebukan jangna sampai kaujatuh pingsan' nenek Ablogana sudah tidaksaran diagoyangkan tongakt sebuah angin halus meyambar, Kyai dhruwa hembapksan tuubh, betapa seubah pohon besar tumbang,Kyai Dhruwa meliaht ke arah pohon 'hanya pertunjukan akbobatik ingin bersih Ahsrama bmabu' ''apakan pengeran pemikat Birahi ketua Ashrama Bmabu' 'hai aku baru ingat kaukah yang sebagai kyai Daerah timur danau besar' kata Ganapati menyebabkan tiga temanya meliirk orang 'kau terllu melebih-lebihkan yang memang aku adanya'.

Ashrama Bambu 1 : Urusan Sepuluh Tahun LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang