Gundam

67 0 0
                                    

perkataan si penakkut seprti gundam bagi mereka berdua 'baik jangna salahkan kami' Kyai candra langsung menerjang kali ini dia menggunakan jurus kilaalat terangi malam sebuah jurus yang dberdasarkan jurus Ashrama Bambu, melihat kakkaknya maju, sipengantar minuman sudah menerjang denga jurus berjalan di udara, melihat serangna lawan ketiga ketua partai tersenyum aneh, terdengalah angin menderu-deru, Kayi Graha serta Kayi Ugrateja menghadapi Kayi Cnadra, menghadapi dua roang epsilat kelas atas benua Siwa dia berhati-hati, tidak berani menggangap remeh lawan, denga didesak dua orang ketua, Kayi Candra menddengus dia sudah agakrepot menhindari mereka.

Dengan elepar badan kebelakang mengirimpukulan, tapi mengenai tempat kosong 'mati kau' teriak Kayi Ugrateja, sebuah angin besar beritap ke arah Kyai Cnadra, belum juga angin pertama buyar diikuti oleh teriakan Kyai Graha 'cepat kau pergi adik minta bantauan' Si pengantar minuman tidak juga bergerak, melihat itu jadi kurang sesang hampir saja sebuah pukulan hantam paha kiri beruntungdia sduah melayang di udara, diapun mengetahui tidak akan menang lasing mengampulkan tenaga 'adik apa kau tidak maucita-cita kita berhaisl' Naksatrasadhaka mengangguk lalu pergi 'mau lari kemana' tanpa menghiraukan kata Kyai Mahateja nenek itu tidak berhenti terus berjalan.

melihat pengatar minuman pergi dua roang pemuda sudah menyusl 'biakan dia pergi kita hadapi dulu dia ini' kini Kyai Cnadra sudah terkepung, tidak mungkin dia lolos tapi dia hadapi semunya deng sekuat tenaga, sesekali diaberusaa melakukan melarikan diir tapi, itu hanya tinggal harapan saja, bagaimana dia dapt lolos dari kepungna tiga roang yang telah memiliki nama tenar, 'tikus buusk mati kau' Kyai Ugrateja berusaha menghantam tulang ekor lawan, meskipun dapt lolos tapi tendnagan Kyai Graha telah bersarang diperunya, menyusl kemudian telapak tangna Kyai Mhateja telah mengghantam dada Kyai Cnara hingga muntah darah dia terhuyung kebelakang.

Disaat Kyai cnadra terhuyung ke belkaang, saat itulah suara nyaring terdengar, ternyata Kyai cnadra telah meloloskan senjata berbentuk bola, tapi disaat dia mau melempar bolaitu, sebuah tangnam enyusup diatara pakianya, dan senyuman Kyai Mahateja telah membuat ciut nyali Kyai Candra, tangna yang menyusup diantara bajunya tadi telah mengeluarkn semacambola, melihat semua senjatanya telah termapas, maka semua semangat Kyai Cnadra telah hilang, diapun tidka ingat lagi bagaiman cara bertarung, kini dia berniat untuk mengadu jiwa, melhat gelagat gerakan lawan, kietaga sornag sedikit kendorkan serangna, hal itu digunakan secara baik oleh Kyai candra, dian berusaha lari, tapi gagal.'Kayi Ugrateja dan Kyai Mahateja sudah kembali menghantam Kyai Cnadra, namun kyai Cnadra sudah putus pada nagasnya memburu, keringat sudha membanjuir, sebuah tangna menjijilh kyai Cnara telah diam berpukur, ketiga orang hentikan gerakanya, kedua mata Kyai Cnarrrra memerah memadang ketiaga orang 'busuk benar orang Benua Siwa, mereka hanya bisa bermaink eoryokan' ucap Kyai cnadra si pengentar bumi putus asa 'apa kami tidak dengar' dua telingga telah terjatuh 'ayo siksa, bunuh mana ada pendekar pemberani di Ashrama Bambu' 'ehm tersserah kau' Kyai Mahateja menaraik tangna Kyai Cnadra hingga putus 'bagiman?' 'bansat nnati juga kalainakakan hnacur'

mengingat kematian semua muridnya Kyai Mhateja berteriak, mebuat Kyai Cnarra berkerut kening, semua keberanya t keberaian telah runtuh, sekali bacok uusnya kelauar, lalu Kyai Ugrateja mebabat kaki Kyai Canddra, kini Kyai Cnadra telah kehilangna kedua kaki, tangna kanan, kedua daun telingga, telah ttterduduk di genangna darah 'ayo siksa lagi, agar pengecut para pengeroyok seprti kalian senang' Kayi Graha meloto 'banyak mulut kau, menggunakan kami sebagai kambing hitam perbuatan kalian, baik agar kau menikmati semua sesalahanmu baik' lalu memberi minuman pada kakek itu, tiga hari lai kau kaan mencairjadi cairan pupuk rumput disini, slemat inggal, selamat tinggal' sambilmnedang tubuh Kyai Candra.

suasana saat itu sanga mencekam naksatrasadhaka bermadikan keringat dingin saat melihat keadaan Kyai Canrda, bagaimana tidak tuubhsaudarakandung sudah tidak lengkap hari itu merupakan mimpi buurk bagi nenk berusia tujuh puluh tahun, air matanya kelaur bagikan banjir, perlahan dia mendekati sosok yang tidak lengkap itu'kakak kenapa hal ini bisa terjadi, tekutuk mereka bertiga' melihat adiknya kembali Kyai cnadra mantap kosongbagimana pun juga nasibnya hanya tinggal dua hari lagi 'kaum bijak menyatkan bawasanya semua obyek mimpi bersipat ulusi semua obyek ini beerlokasi dalam badan dan ---' sampai disana muntah darah .

Ashrama Bambu 1 : Urusan Sepuluh Tahun LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang