Di Istana

70 0 0
                                    

'nyawa rangakp sih tidak tapi, keapdaian rangkap kau lebih pandai dari dirimu' kyai Cnadrawaktra tersenyum 'aman ada roang bodoh jadi perdan menteri' 'tiulah ucapamu saja menandakan kebodohamanu 'apa maksudmu mengolok-ngolok aku' 'wlaaupun sebernaya merka ingin hancukan Sshrama Bambu terlebih dahulu, baru kemudian Partia pemgemis' 'toh merka tiak berhasil' perdanam menteri pertama gelenggeleng keapla 'kau lihalah roang itu!!' Kayi Candrawaktra menoleh pada mayat Kyai Wara dewa Neraka dan Kumala Dewi racun pembunuh menagisi kakkanya.

Kumala menatap Candrawaktra dan yang lainya denga berapi-api, persaanya iangi melumat habis merka semau tapa adap dayang disnaaa daa kyai Cnararwaktra dan Perdana menteri pertama yang tidak mungkin dilawanya, 'kalian kira kematian kalian bakal dapt dielakan begitu saja' 'jauh-jauh datna hanay membawa pulang mayat, apkah tidka memalukan kata usaasa' jaga mulutmu ankkuu jagna menghina roang miskin' nasehat Dewi Nila 'guru apa merka perlu diampuni setelah merusak arca tanda kebesaran wakil ketua' 'jagna kua panasi keadaan anak nakala' hardik Kyai Candrawaktra.

Kumala Dewi Racun PEmbunuh sudha naik darah dia sudah tidka tahan bila bukan dia yang matai yang lain harus mati 'adap apa ini?' 'kaka kua kenapa' adik hati-hati ada racun' 'kau keracunna kakak?' tidak mungkin' 'racun pembunuh' Cakrawayu menrjang denga berjongkok 'blam' Dewi Nila bergerak cept menyongosng tuubh Cakrawayu, sambil menagkis pukulan Dewi Racun pembunuh, namun ida sendiir meskipun dapt meolong Cakrawayu muntah darah , dua balian sakti tangna beracun menghampiri 'racun seberang, ehm, inish hawa netera' lalu memberikan seubbah pil pada Dewi Nila.

Kayi Candrawaktra berdiri denga angkaer 'dewi hamba mengetahui kesedihan adnaditinggalkan oleh saudara' dewi Racccun pembunuh meolah denga mata sebab penuh air mata 'jagnalah bersedih, telakan dia perigi, bila kau bersedih bukan hanyadia kaan berat diperjalanan, namun juga bila kau terlalu bersedih amka kan merusak kesehatan' 'kakaek, kenapa kau uruusi dia salahnya sendiri menyerang kita yang itulah kaibatnya' kyai Candrawaktra menerawang meloto pada yang bicara barusan 'Usas diamlaah kau anakku!" kata dewi Nial denga lembut namun memiliki wibawa yang angat kuat membuat Usas ciut.

tak berselang beberap lama datanlah satuppersatu murid ashrama Bmbu, merka sema uhrerna meliaht mayat kayi Wara Dewa Neraka, mkemudaian datang ranggasuta setta ketua partai Singa belang Kayi Narasimaha dan ketua partai mawar merha Dewi Aniti, terdengar sura gamelan datanglah Dewi Somamdhu ketua partai Sruyadharma sudah berada ditemapat ditemani astawasu lengkap hadir namun beberap orang sasign yang tidka dikenala berjumblah enam orang telah hadir disanan pula, mekra semua datnag tnapi diketahui oleh sebagian bnayak yang hadir menandakan merka bekan orang sembarangan.

hampir datang bersamaan dari arah tenggara memasuki pelataran Ashrama bambu, roang-orang ini berjumlah tujuh orang yang terkenal bernama sapta Patlaa tujuh roang permepuan, smeunya memakai pakaian berwarna putih, dibelakan merka berujuh ada sebuahtandu, semua roang pendekar di Benua Siwa sudah meliaht tandu, merka mersa terkejut, apalagi Cakrwayu, ingatan bere tidak eprcaya akankemunculan tandu ini, beberap buah ingatan berkelebat di pikiranya, serasa melayang sukmanya melihat tandu dari paratia lngit dan Bumi.

seroang sudah meloncat dekat kyai cnaardrawaktra, seroang permpuanberusia tujuh puluh lima tahun, dia sudah berbsisik apdawakil ketua ashrama bambu hampri saja cakrawyu angkat bicara, nmun sudha didahului oleh Kyai Canddddrawaktra 'om swastyastu, kami menyambut para tamu, peta ulang -tahanun ashrama Bambu masih tinggal beberap hari, namu nsduah banyak tamu yang datang hamba wakil ketua Asrama Bambu menyambut kedatangna para tamu mari silakkan anda semua masuk ke dalam sekedar utnuk minum sebagai epgnhormatan kami atas kedesian anda semu datang kemari' sura kyai Candrawaktra menggema .

dari arah gerbang daksina, terdenga beberap langkah kuda, semua roang meoleh dari jauh sudah santre tercium bau harum sangat kahas, merka semau menati, bhakan kain jolidair tandu parati Langit dan bumi tersibat sedikit, bermuculan beberap ekor kda hita, messsa penungngag kudabahkan berbaju hitam, inilah yang disebut pasukan hItam, sebuah pasukan terdiir dari apra pesilat kelas atas, bhakan inilah kekuatan sebenrnyar dari Partai Terati emas salah satu partai terbeesar di bBenua Siwa, dari kuda terdepan telaihat seroang jompo yang sudah lemah, namun lincah kluar dari kdua.

Ashrama Bambu 1 : Urusan Sepuluh Tahun LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang