Dahulu kala pada tahun 103 masehi terdapat sebuah pergerakan melawan penjajah di benua siwa, diakibatkan oleh perang saudara yang berkepanjangan, benua tersebut jatuh ke tangan sepuluh kerajaan seberang yaitu: Kerajaan Singajalma, Kerajaan Vaisnawi, Kerajaan Pertu, Kerajaan Amsa, Kerajaan Gandawa, Kerajaan Brajamurti, Kerajaan Tejoswara, Kerajaan Saman, Kerajaan Kalki, Kerajaan Bamodewa, pada waktu tersebut rakyat hidup miskin, semuanya terpecah belah, diadu oleh kaum penjajah, setiap hari memungut pajak tinggi, oleh karena itulah beberapa pendekar tergerak hatinya untuk membela tanah air, pimpinan perjuangan merupakan lima orang yang memiliki jiwa patriot, cinta tanah air, mereka bosan melihat penderitaan rakyat.
Kyai Sthira merupakan pendekar pilih tanding dari daerah jajahan Kerajaan Singajalma, Kyi Stanu dari daerah jajahan Pertu dengan gigih memperjuangkan kepentingan rakyat, Kyai Prabhu dari daerah Kerajaan Gandawa yang telah berhasil membunuh salah satu gubernur kerajaan Gandawa, Kerajaan Tejoswara memerintah dengan tangan besi dapat dikalahkan beberapa kali oleh Kyai Bhima, Kyai Prawara memimpin pergerakan didaerah jajahan Kerajaan Kalki, atas pertemuan tidak sengaja mereka bersatu padu mengusir Kerajaan Bomadewa di selatan bagian barat dan selatan, mendirikan sebuah kerajaan bernama Warada dengan raja pertama Kyai Wara, setelah kerajaan didirikan semua pejuang bersatu di Kerajaan Warada guna mengusir penjajah pada tahun 107 masehi.
Merasa diri telah kuat pada tahun 112 telah berhasil mengalahkan kerajaan Singajalma hingga berhasil mengusir penjajah, pada waktu lima tahun menjelang terusirnya Kerajaan Pertu dari BENUA SIWA pada tahun 117 masehi, lalu penyerangan dilanjutkan dengan penyerangan dilakukan ke Kerajaan Gardawa pada tahun 119 masehi, berlanjut lima tahun kemudian terusirlah kerajaan Tejoswara, menyusul kemudian pada tahun 127 menyerang Kerajaan Kalki, sehingga setengah lebih Benua Siwa telah dikuasai kerajaan Warada, mulai menjadi momok menyeramkan bagi para penjajah lainya, mereka ingin melakukan genjatan senjata tapi para pembesar Kerajaan Warada menolak mereka menginginkan membebaskan Benua Siwa.
Mendengar kehebatan Kerajaan Waradha, semua pejuang datang untuk membantu, di daerah yang masih terjajah memberi bantuan tenaga seperti menjadi prajurit perintis, penyedia bahan makanan, karena itu pembebasan tanah air dapat dilakukan dengan cepat, kini Benua Siwa terbagi menjadi tujuh bagian dimana, di utara juga berdiri sebuah perjuangan yang terpisah dari Kerajaan Warada yaitu menyebut diri mereka Pasukan Bambu merupakan cikal bakal Ashrama Bambu, dipimpin oleh Kyai Sarwatman telah berhasil mengibarkan benderanya, diatas sebagian daerah jajahan Kerajaan Waisnawi, seperempat daerah jajahan Amsa, sepertiga daerah jajahan Brajramurti, serta seluruh daerah Kerajaan Saman semua.
Selain itu ada satu lagi kelompok pejuang bawah tanah sebuah partai yang sangat terorganisasi didirikan oleh Sarwakhyata, yang merupakan sebuah partai didirikan untuk membela kepentingan rakyat. Bukan hanya melawan kaum penjajah, partai ini juga membela rakyat dari tindasan kaum penjajah, pusat partai ini tidak ada yang mengetahui sampai sekarang, partai ini pada waktu masa perjuangan mengusir penjajah tidak merebut daerah kekuasaan, tapi mewujudkan kesejahteraan rakyat, partai ini bercirikan baju pengemis, mangkok keramik, dan tongkat tumbuhan laut.
Melihat perjuangan sangat sulit serta terpecah belah menjadi beberapa bagian berdiri sendiri, atas masukan Kyai Sthira berusaha menggabungkan para pejuang, tapi hal ini ditentang oleh pendukung Raja Wara, karena takut kedudukan Raja direbut oleh lima orang ini, para pendukung Raja mulai menyebarkan fitnah kepada para pendiri Kerajaan, maka terjadilah huru-hara, lima orang yang dulunya bersatu kini terpecah belah, apalagi saat Kyai Stanu berhasil menjalin hubungan dengan Pasukan Bambu dan Partai Pengemis juga pejuang lainya, Raja Wara malah berklompot dengan Kerajaan Amsa dan kerajaan Brajamurti menyerang Kyai Stanu dalam perjalanan pulang, sehingga Pasukan Bambu dan Partai Pengemis dituduh, hingga dua kekuatan itu saling menyalahkan lalu terpecah belah saling menyerang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ashrama Bambu 1 : Urusan Sepuluh Tahun Lalu
Novela JuvenilCerita Silat tentang Ashrama Bambu