Lets Get The Room 5

810 108 14
                                    

Ong Seongwu

Entah bagaimana ciuman kami telah berubah jadi lumatan. Aku bahkan beberapa kali mendesah saat ia menyesap bibirku. Aku benar benar menyukai sisi liarnya ini. Sisi liar yang selalu aku jadikan fantasi khayalanku saja.

Aku sudah siap dengan apapun yang terjadi setelah aktivitas kami ini. Bahkan terlalu excited hingga aku menyadari panas tubuhnya meningkat jauh dibandingkan tadi saat aku memeriksanya diawal.

Aku melepaskan ciumannya dan terengah sambil memandangi wajahnya yang memerah. Ku tangkupkan jari jariku kewajahnya yang terasa sangat panas.

"Kenapa berhenti?"

Oh God!! Suaranya yang serak menjadi lebih sexy dari biasanya. Rasanya ingin ikhlaf sekarang juga dan menerjang bibir lembut itu jika tak menghiraukan panas tubuhnya yang menguar kemana mana.

"Demam mu tinggi sekali Niel. Are you Oke?"

Dia malah membenamkan wajahnya ke perpotongan leherku. Menjilatmya dengan pelan yang entah kenapa membuatku mengila lagi. Aku mendesah saat ia menghisap pelan leher bawahku dengan tenang. Aku merasakan sengatan panas disana. Jadi sebelum kewarasan ku hilang dan pindah ke selangkang, aku meraih wajahnya kembali dan mengecupnya perlahan.

"Kau masih sakit. Aku tak ingin membuatmu tambah kelelahan"

"Tapi aku butuh dirimu sekarang"

"Yess Niel, Me too!! Tapi sekarang bukan waktu yang tepat"

"Kau takut tertularkan!" ia mengerucutkan bibirnya manja.

Ya Tuhan.... Kuatkan iman hamba.

"Kalau aku takut tertular kenapa aku mau menciummu bodoh! Demammu tinggi sekali"

Ia hanya mendengus kesal dan masih mengurungku diranjangnya. Yaa.... Aku bahkan tak sadar kapan sejak kapan kami sudah diposisi yang mengiurkan ini.

"Nanti kalau dah sembuh, kita lanjutin lagi yang tadi.. Ehmmm??" bujukku

"Bagaimana jika nanti tak cukup sekali!"

"Yaaa....!! Kemana perginya si Po Man??!" ia terkekeh

"Pokoknya kau harus janji dulu. Kalau nanti aku sudah sembuh. Kita lanjutin sampai 2 ronde"
#ngebet amat si bambank!!!#

"Okey... Okey.... Aku janji, kapanpun aku siap asal kau sembuh dulu. Mau berapa rondepun tak masalah. Jadi kita berobat kedokter dulu ya?"

Dan dengan ringan ia bangkit dari ranjang.

"Kau sudah berjanji Ongie sayang. Jangan sampai kau lari besok besok saat ku tagih janjimu!"

"Yess Sir!!"

"Aku akan siap siap dan benahi dirimu. Sebelum aku bisa khilaf dan kita tak jadi ke dokter lagi" ucapnya meninggalkan ku menuju kamar mandi dengan membawa beberapa potong baju dari lemari.

Aku bangkit dari tempat duduknya. Dan kaget sekali melihat pantulan diriku di cermin terdekat. Baju ku sudah terkoyak dan memperlihatkan bra warna softblue berenda nan menggoda. Rambutku sedikit kusut dengan perpaduan bibirku yang bisa dikatakan tak setipis biasanya, agak membengkak merah ranum karena aktifitas lumatan tadi. Lipstik tipisku bahkan sudah belepotan tak tentu arah. Dan yang paling penting 3 kiss mark yang ia tinggalkan di dekat dada dan bawah leherku.

Ya Ampun... Kami hanya berciuman tak lebih dari 15 menit lalu, tapi aku sudah merasa porak poranda. Bagaimana nanti jika ia menagih 2 rondenya saat sembuh??

Oke Ong.
Sadarkan dirimu.
Pikirkan 2 ronde itu nanti saja.

.
.
.
.

Lets Get The RoomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang