Aku tidak tahu harus memulainya dari mana. Dari pertama kali kamu mencuri perhatianku, atau dari pertama kali kamu mengajakku mengobrol.
Yang aku tahu, ini tidak sederhana. Perasaanku sangat rumit, dan aku benci ketika harus mengungkapkannya padamu.
Sejak hari itu, aku merasa menjadi manusia paling konyol yang ada di bumi. Aku sering bertingkah bodoh ketika sedang di dekatmu, seharusnya aku memang tidak bersikap seperti itu.
Kata orang, cinta itu kadang membuat salah tingkah, dan aku menyetujuinya. Namun, sejujurnya aku juga merasa kurang tepat jika mengatakan ini adalah cinta. Sebab, aku sendiri bahkan tidak benar-benar paham apa itu cinta.
Yang aku pahami, setiap di dekatmu ada yang meletup-letup di dadaku, semacam ada riuh yang tidak berwujud.
Aku menyukainya, merindukanmu ketika kita jauh. Mencari tahu kabarmu adalah hobi baru bagiku. Tersenyum saat melihatmu atau mendengar suaramu sekarang menjadi kebiasaan yang menyenangkan untukku.
Aku sudah bilang perasaanku ini rumit, dan aku bingung harus menggunakan kata apa untuk menjelaskannya. Harus dengan bahasa seperti apa agar kamu bisa memahaminya.
Mungkin, lebih baik jika aku diam saja. Biarkan semesta mengerjakan tugasnya, dan kita tunggu nanti hasilnya. Sebab, hati tahu ke mana dia harus menemukan pasangannya.