Tidak terasa sudah tiga tahun berlalu sejak waktu itu, dan aku baik-baik saja. Aku masih bisa tertawa meskipun yang membuatku tertawa sebagian besar bukan kamu lagi, tetapi jujur sampai saat ini mengingat tentangmu masih membuatku senyum-senyum sendiri.
Jalan yang aku lewati setiap pagi, sekarang bukan lagi jalan yang sama yang bisa membawaku bertemu denganmu. Gedung yang kita tuju sekarang bukan tujuan yang sama lagi. Ruang kelas yang dulu gaduh disertai suaramu sekarang tidak bisa kudapati lagi.
Kini kabarmu menjadi doa-doa baik yang ingin selalu aku langitkan.
Perpisahan memang selalu jadi luka paling dalam, apalagi untuk tangan-tangan yang belum sempat menggenggam namun harus rela dijauhkan.