Hujan selalu membawa cerita untuk banyak manusia, tidak terkecuali aku dan mungkin juga kamu. Hujan pernah mendekatkan kita, mengikis jarak yang sempat tercipta.
Andai waktu bisa kuhentikan saat hujan tiba, aku rela terjebak dalam rinainya. Hingga jemariku mengisut, dan tubuhku basah kehujanan. Terlalu hiperbolis memang, tapi begitulah adanya.
Aku ingat, ketika aku menerobos hujan untuk memberikan minuman yang kamu titipkan. Aku terkesan sangat bodoh waktu itu, membiarkan tubuhku kedinginan hanya agar kamu tak menunggu kelamaan.
Aku juga ingat, ketika kamu menjadi pahlawan di tengah genangan. Rasanya diluar perkiraan, kupikir bukan kamu orangnya. Namun semesta menyadarkanku bahwa memang kamu yang ada di depan pandangan, yang tak pernah henti-hentinya aku kenang.
Hujan pernah mendekatkan kita, mempersempit jarak yang awalnya tak terhingga. Dari gerimis yang mulai menipis hingga akhirnya menjadi hujan deras lagi. Di antara rinainya, ada cerita yang tersirat; yang akan baik-baik aku rawat.