Prolog (2)

166 21 0
                                    

***

Natasya Aprilia, puteri kecil kesayangan Risma dan Nanda. Risma tak pernah menyangka puterinya tumbuh menjadi sosok cantik, cerdas, ceria, dan sopan. Dari sekolah dasar Risma dan Nanda selalu pulang mebawa membawa rapor dan hadiah untuk sikecil Nana, ya benar karena dia selalu menjadi juara kelas.

"Nana sayang, selamat ya kamu jadi juara kelas lagi. Ini boneka beruang yang kamu mau" ucap Nanda sambil memberikan boneka dan rapor milik Natasya.

"Terimakasih Ayah, Nana sayang banget sama ayah dan bunda" seru Natasya lalu memeluk kedua orang tuanya.

Kini Natasya sudah menginjak masa SMA, 6 April lalu usianya genap 16 tahun, puluhan kado dan surprise diterima Natasya, begitu pula dari Tante Melsa dan Om Rangga. Mereka kini menjadi orang tua Natasya semenjak Risma koma tiga tahun lalu, dan Nanda pergi dengan seorang wanita entah kemana.

Dendam ini yang membuat Natasya benci kepada cinta dan pria, dulu baginya ayah adalah sosok sempurna seorang pria yang akan menjadi contoh untuk pasangannya nanti.

Namun, kepercayaan yang ditanam sejak kecil harus ambyar dan digantikan oleh rasa dendam. Dikala sang bunda koma, mata Natasya harus perih setiap hari menyaksikan ayahnya membawa wanita lain masuk kedalam rumah.

"Ayah, dia siapa?" tanya Natasya

"Ini tante Rita, teman ayah. Kamu kekamar ya sayang, ayah mau mengobrol dengan tante Rita" Jawab Nanda sambil tetap berpegangan dengan Rita

Dari dalam kamar Natasya menyaksikan kemesraan sang ayah dengan tante Rita, bukan Bundanya.

"Bunda... Nana rindu bunda... Nana benci ayah..."

Tangisan Natasya pecah saat mengatakan kalimat itu untuk yang kesekian kali sambil memandangi foto keluarga kecilnya sebelum sang Bunda koma

Kini Natasya merasa beruntung memiliki tante Melsa dan om Rangga yang menganggapnya seperti anak sendiri, menyekolahkannya di SMA favorit dan menjamin apa yang dibutuhkannya.

Namun mereka tetap memperbolehkan Natasya menemui sang Bunda di rumahsakit.

Memiliki Tante Melsa dan Om Rangga tidak membuat Natasya lupa akan penghianatan yang dilakukan ayahnya tiga tahun silam, perihnya masih terasa, wajah sang ayah dan tante tante itu masih jelas dibenak Natsya.

"Ayah, dimanapun ayah, sekarang ayah bukan ayahku"

Kalimat itu tertanam di hati Natasya sampai kapanpun

NatasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang