Kesalahanku adalah merasa nyaman kala bersamamu
-Natasya Aprilia-
Natasya memang sudah keluar dari mobil, raga dan jiwanya terpaku pada Rama yang sekarang berada di hadapannya. Menanti penjelasan adalah hal yang ia inginkan. Menyelesaikan konfliknya dan berhenti menganggap Rama seperti ayahnya adalah hal yang dinantikan. Natasya tak bisa memungkiri dirinya memikirkan Rama dua hari ini, ingatannya terus menjelas kala Rama berjalan dengan Bella, kakak kelas mereka.
"Na, aku sama kak Bella nggak ada apa-apa. Kemaren cuman.."
"Emang lo sama gue ada apa?" sela Natasya.
"Please pulang sama aku nanti"
"Nggak, Nana pulang sama gue" Raka yang menjawab.
"Na.." Ucap Rama, melembut.
"Yaudah iya, nanti gue tunggu depan kelas" Jawab Natasya.
Natasya berlari membawa buku Fisikanya ke arah kelas. Semua mata tak bisa berpaling dari sudut mobil Raka, ada dua most wanted dan satu bidadari yang sedang diperebutkan. Meski Natasya telah meninggalkan area itu, tapi Rama dan Raka tak ada yang berniat pergi dari sana. Emosi Rama telah ia tahan dan tak mungkin ia perlihatkan di depan orang banyak. Malu, dan tak pantas. Begitu pula Raka, ia tak ingin mencari masalah lebih banyak dengan adik kelasnya yang sekarang menjadi saingannya ini. Mendapatkan Natasya tak harus memusnahkan Rama, Toh belum tentu Natasya menyukai Rama, pikir Raka.
***
Tak ada yang membuat hari ini terasa menyenangkan. Bahkan hari ini lebih buruk dari hari-hari biasanya. Semua mata tak lepas pada sosok Natasya, mereka berbisik dan membicarakan apa yang terjadi pagi tadi di parkiran. Telinga dan matanya risih melihat hal itu, bahkan Natasya memutuskan untuk tetap tinggal di kelas sampai bel panjang tanda pulang sekolah berbunyi.
"KRING KRING KRING!!!"
Entah mengapa mendengar bel panjang itu membuat hati Natasya berdegup cukup kencang, iya Natasaya akan pulang dengan Rama.
"Shit Down Please"
"Lest's Pray"
Semua siwa berhamburan keluar kelas setelah bersalaman dengan bu Sari. Kecuali Natasya, ia memilih membaca Novel tebalnya sambil menunggu Rama yang akan pulang bersamanya.
"Na.." Suara itu membangunkan Natasya dari konsentrasinya untuk hidup di dalam novel yang di baca.
"Ya" Natasya masih berusaha santai dan berpura-pura membaca novelnya.
"Pulang sekarang?" suara itu menjawab.
"Nanti" jawab Natasya.
Rama mendekat ketempat duduk Natasya, menutup novel Natasya dan membuat gadis itu memandangnya.
"Na.." ucapnya lagi.
"Apa?"
"Maaf" suara Rama bergetar.
"Ya" singkat Natasya.
"Kak Bella sepupuku. Maaf buat kamu cemburu"
Jujur, Natasya tersentak dengan pengakuan itu, tak ada yang lebih mencengangkan dari ini. Pipi Natasya memanas, mengisyaratkan malu yang tak bisa ia tutupi. Bahkan sekarang ia tak tau harus apa, malu menggubah segalanya.
"Siapa yang cemburu?" Natasya memberanikan diri berbicara dengan nada yang terputus putus.
"Emang enggak cemburu?" Tanya Rama balik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Natasya
Teen FictionTidak semua orang bisa berkawan dengan masalalu, tidak semua orang berani kembali dan meminta maaf pada kesalahannya sendiri. Natasya contohnya, ia tak akan pernah memaafkan masalalunya meski banyak orang memaksanya.