Aku mulai hadir setelah mereka menjadi badai di hatimu Natasya.
-Raka Gunadarma-
Bacot
-Natasya Aprilia-
***
Pagi ini agak berbeda, Natasya meminta Rangga mengantarnya.
"Cepet om, ini udah setengah tujuh"
"Iya na, ada apa sih?"
Rama lah satu satunya alasan, ia tak suka dengan sikap Rama yang seolah-olah baik kepadanya, tidak suka dan takut lebih tepatnya. Natasya takut Rama akan menjadi seperti Nanda kelak, menjadi seorang pengecut yang pergi meninggalkan perempuan dalam keadaan lemah. Ah sudahlah, toh Natasya tak mengharap Rama akan menjadi suaminya kelak.
Sampai sudah di depan gerbang SMA kesayangan Natasya. Gerbangnya cukup besar, cukup untuk menuliskan nama sekolahnya dengan huruf kapital SMA BINA BANGSA.
"Makasih ya Om, Nana sekolah dulu" tutur Natasya sambil mencium tangan Rangga.
"Iya, nanti pulang mau dijemput?"
"Nggak usah Om, nanti nebeng temen juga bisa"
Natasya turun dari mobil dan berjalan memasuki area sekolah.
"Sepi" Gumam Natasya, cukup lembut. Hanya ia yang dapat mendengarnya.
Ia melangkahkan kakinya pelan menuju kelas, masih dalam keadaan tenang, dan pikirannya sibuk memikirkan bagaimana kalau Rama. Bagaimana kalau Rama benar benar menjemputnya? Apa lagi mulai tadi malam data ponsel Natasya sengaja ia matikan, untuk menghindari kabar dari Rama. Bila sengaja, lantas mengapa ia masih memikirkannya? Ah sial, Natasya dibulatkan dalam persoalan yang ia buat sendiri.
JEDUG
"Anjir ngapain lo nabrak nabrak gue"
Tutur seseorang dengan nada tinggi."Eh sorry sorry kak, nggak sengaja. Tadi nggak liat kalo ada orang jalan di depan" Jawab Natasya terbata bata
Sial, mengapa pagi-pagi sudah datang saja sebuah masalah? Hari ini mungkin akan menjadi hari yang menyebalkan bagi Natasya, mengingat yang ditabraknya adalah sosok Raka Gunadarma Putra.
"Gila sih lo, masak cowok ganteng kaya gue nggak liat? Kalo nggak bisa liat, tuh mata pakein kaca mata"
Raka Menudingkan tangannya ke wajah Natasya.
"Ya udah sih kak, aku juga udah minta maaf. Namanya nggak liat, nggak usah nunjuk nunjuk dong, nggak sopan banget sama cewek. Dasar semua cowok sama aja"
Ucap Natasya dengan Nada tinggi.
"Apa? Semua cowok sama? Lho pikir gue sama kaya mantan mantan lo yang"
"Nggak punya mantan" potong Natasya.
"Demi apa? Jadi lo suka di php in cowok? Haha kasian banget idup lo" Sambar Raka dengan nada mengejek, lalu tertawa terbahak-bahak.
Natasya sudah muak dengan Raka, ia lantas meninggalkan Raka yang masih tertawa meledeknya.
"Heh bocah mau kemana lo" teriak Raka
"Bacot" Jawab Natasya santai
"Heh bocah, awas ya lo" Teriak Raka lebih keras.
Sampai sudah Natsya dalam kelas, akhirnya suasana tenang dapat juga ia rasakan pagi ini. Kepalanya ia sandarkan ke atas meja, dengan tumpuan sebuah tas berisi buku buku pelajaran. Natasya ingin menata ulang pikirannya, menjauhkan Rama, Raka, bahkan Bunda dari dasar otaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Natasya
Teen FictionTidak semua orang bisa berkawan dengan masalalu, tidak semua orang berani kembali dan meminta maaf pada kesalahannya sendiri. Natasya contohnya, ia tak akan pernah memaafkan masalalunya meski banyak orang memaksanya.