Maaf kalo typo typo bertebaran yaaa
***
Pagi ini Natasya harus bergegas pergi kesekolah, bukan tanpa alasan, ia harus menyiapkan rapat untuk anak anak osis di jam pertama sekolah. Natasya memang aktif dan cerdas, meski dari keluarga yang terbilang broken home ia tidak pernah bercerita keluh kesahnya terhadap teman teman. Tak heran banyak yang tidak tahu bagaimana latar belakang Natasya.
"Om, tante, Nana pergi dulu ya" ucapnya sambil mengambil roti di meja makan, lalu mencium tangan Melsa dan Rangga
"Buru buru banget na? Nggak sarapan sayang?" tegur Melsa
"Nanti dikantin tante, ini mau ada rapat osis, nanti Nana keburi telat lagi" teriaknya sambil berlalu pergi
Jangan tanya dia naik apa kesekolah, Natasya anak mandiri, rumah Melsa dan Rangga pun tidak jauh dari pangkalan angkot, hingga membuatnya terbiasa naik angkot.
***
Disisi lain, Bagas dan Bela rekan Natasya di Osis sudah sampai lebih awal, mereka menunggu Natasya yang membawa proposal dan bahan untuk rapat nanti.
"Bel lo udah kasih tau suruh berangkat awal kan?" Tanya Bagas pada Bela
"Udah kok, tadi malem gua udah WA dia, katanya dia udah selesein tugasnya, paling abis ini dateng" Jawab Bela lumayan tegang
Di SMA Bina Bangsa, tidak ada yang tidak takut dengan Bagas, sosok tegas, berwibawa, tampan, ya begitulah, itu juga yang membuat Bagas terpilih menjadi ketua Osis mengalahkan 3 kandidat lainnya.
"Eh eh sorry telat ya? Tadi angkotnya nggak jalan jalan soalnya, maklumlah masih pagi, kalian nggak marahkan?" Ucap Natasya saat pertama membuka pintu ruang Osis dengan napas yang tak teratur.
"Enggak kok Na, kita baru aja nyampe" Jawab Bagas, tersenyum manis.
Jangan kaget Bagas memang menyukai Natasya, setiap hari ia mencari alasan untuk mengantarmya pulang, entah untuk menemani mencari buku atau sekadar jalan jalan. Tapi, percayalah belum ada laki laki yang bisa menghapus dendamnya kecuali Om Rangga.
"Oh yaudah, ini proposalnya bel, coba di cek, terutama bagian anggaran, tadi malem udah gue teliti tapi ya nggak tau deh" tutur Natasya sambil menyodorkan proposal yang dibawanya.
"Bagus kok, udah bener ini na, nanti tinggal di tanda tanganin si Bagas sama Pak Handoko" jawab Bela
"Eh gue ngumumin rapatnya dulu ya" ucap Bagas
Tak lama terdengar suara sound system dari ruang tata usaha menggema di seluruh sekolah.
"PENGUMUMAN!! UNTUK SELURUH PENGURUS OSIS DIMOHON BERKUMPUL DI RUANG OSIS UNTUK RAPAT ACARA PENTAS SENI DAN BAZAR ULANG TAHUN SEKOLAH"
Tak lama berselang satu persatu pengurus osis memasuki ruang osis, ada Kayla, Andin, Sabila, Reno, Putri, Amanda, Aida, Shinta, Romi, Arka, dan lain lain lain. Rapat kali ini tidak terlalu lama memang, semua sudah disusun Natasya tadi malam, jadi mereka tinggal mengatakan "iya" dan mengumumkannya di kelas masing masing.
"Oke, kalo sudah paham rapat kali ini kita akhiri, jangan lupa job nya masing masing, sekali lagi terimakasih atas waktunya, semoga acara ini sukses hingga hari H, kalian dipersilakan kembali ke kelas" Tutur Bagas
"Nana, balik ke kelas bareng gue ya, kelas kita kan sebelahan" tambahnya.
"Iya" jawab Natasya singkat tanpa menengok Bagas.
Diperjalanan menuju kelas bagas sibuk bertanya tentang apapun kepada Natasya, menurutnya ini ada adalah salah satu kesempatannya mendekati Natasya, siswi yang menjadi idaman setiap siswa di SMA Bina Bangsa. Sedangkan Natasya, bukannya senang bisa dekat dengan pak Ketua Osis, ia malah sibuk dengan handphonenya dan hampir tak peduli dengan apa yang dikatakan Bagas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Natasya
Teen FictionTidak semua orang bisa berkawan dengan masalalu, tidak semua orang berani kembali dan meminta maaf pada kesalahannya sendiri. Natasya contohnya, ia tak akan pernah memaafkan masalalunya meski banyak orang memaksanya.