okaeri (End)

298 12 38
                                    


"aku merindukanmu"

Dua kalimat itu berhasil membuat Tsukuyo tertahan untuk melempar Kunai ke arah Gintoki tapi ia berusaha menekan perasaannya dan beranggapan bahwa pria itu hanyalah berbohong, sejak kapan pria itu peduli dengan wanita dengan cara yang berbeda dari biasanya.

Buaagghh

Gintoki terjatuh telak di tanah tidak berdaya, darah mengucur di kepalanya.

"oii woman!! Apa maksudmu melemparku dengan Kunaimu itu!!!" protesnya masih dalam keadaan tengkurap.

Tsukuyo mendengus memalingkan wajahnya yang memanas.

"geez apa kau malu dengan ucapanku, hmm!!?" godanya dengan mata mengerling.

Wanita itu diam sejenak sebelum menatap Gintoki serius.

"ba...bagaimana kabarmu?" tanya Tsukuyo pelan mengalihkan perhatiannya, akhirnya pertanyaan itu keluar dari mulutnya sendiri setelah beberapa waktu berlalu semenjak kedatangannya.

Raut wajah Gintoki berubah, ia menghela nafas "seperti yang kau lihat, aku baik-baik saja" jawabnya menatap Tsukuyo dengan tersenyum.

"banyak hal yang sudah ku lalui, entahlah Tsukuyo aku ingin mengakhiri ini semua, aku ingin hidup damai berdampingan tanpa ada pertempuran lagi, semua ini membuatku muak tapi aku bersyukur telah bertemu kalian semua dan aku tidak menyesali mengorbankan nyawaku untuk kalian karena aku ingin melihat semua orang disekitarku tersenyum tanpa beban..." Gintoki menjeda ucapannya dan menatap Tsukuyo dengan menopang wajahnya "khususnya kau Tsukuyo..... Jangan melempar kunaimu!! Aku serius" ucapnya mendadak saat wanita itu bersiap melempar kunainya lagi.

Gintoki bersandar dan menatap cerahnya langit malam itu sembari tersenyum "kau tau aku benar-benar serius saat aku mengatakan aku juga ingin mati dikelilingi cucu-cucuku waktu aku membantumu di Yoshiwara hahaha"

Tsukuyo diam terpana mendengar pengakuan pria itu, ia menatap garis wajah Gintoki yang semakin terlihat dewasa, rahang tegasnya,  dua tahun berlalu cukup membuat pria itu berubah menjadi pria dewasa dan matang. Rambut perak dan netra crimsonnya dibawah cahaya bulan membuat Tsukuyo tersadar bahwa pria itu semakin mempesona meski usianya melewati 30 tahun.

Tsukuyo tersenyum, ada perasaan bahagia ketika pria itu mengungkapkan isi hatinya kepadanya malam itu.

Perlahan tangan halusnya ia letakkan diatas tangan Gintoki yang berada di antara mereka. Ia tersenyum hangat.

"aku senang kau baik-baik saja" sahut Tsukuyo pelan menunduk menatap tangannya.

Gintoki tersenyum membalas ucapan wanita itu, selama dua tahun ia tidak bertemu dengan Tsukuyo, Gintoki menyadari sesuatu tapi ia sendiri tidak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata, setelah malam ini ia memutuskan untuk menemuinya dan meninggalkan kedai Otose diam-diam tanpa sepengetahuan yang lain karena hampir semuanya sudah ambruk terpengaruh alkohol dan tertidur lelap.

Ia memandang wajah Tsukuyo dari samping dan merogoh sesuatu dari dalam yukatanya.

"ah kau memotong rambutmu?" tanya Gintoki tiba-tiba saat menyadari surai pirang Tsukuyo sebatas bahu.

"aku Tae, Sarutobi dan Kyubei seminggu yang lalu jalan-jalan, mereka bilang aku cocok sekali dengan rambut seperti ini" jawabnya terkekeh.

Gintoki mendengus "kalau begitu percuma aku memberimu...." omongannya tertahan tiba-tiba dan menyembunyikan kembali sesuatu di tangannya.

Tsukuyo memiringkan kepalanya dengan sikap Gintoki yang berubah tiba-tiba, ia mengerutkan keningnya.

"memberi apa??" tanya Tsukuyo heran.

Gintsu collection StoriesWhere stories live. Discover now