Anak bulan
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
:Ark. Orang yang tidak tentu tabiatnya (Kadang-kadang baik, Kadang-kadang buruk)
Play
–Yang berubah hanya
Tak lagi kumilikmu–Pamit
Tulus
—
-Panasea-
Suasana kedai minum disenja temaram cukup ramai. Walaupun tidak seramai diskotik atau club-club malam, tempat itu memiliki keramaian yang berbeda. Beberapa pelayan mondar-mandir mengantarkan berbagai hidangan. Dari mulai makanan hingga minuman, yang manis atau pahit. Setiap sisi ruangan itu dipenuhi bau yang membuat siapa saja mencium hangatnya teh sore itu, mungkin saja beberapa gelas latte baru lewat ataupun bau roti daging yang masih hangat.
Meja juga kursi kayu disana membuat suasananya lebih berbeda. Entah karena decitan kursi yang ditarik, atau bau cat kayu yang masih tersisa.
Mereka berdua duduk disana, bukan tempat yang spesifik digambarkan. Ditengah-tengah ruangan dengan sebuah meja dan dua kursi yang saling berhadapan. Tidak berbeda dari pelanggan yang lainnya. Hanya saja momen itu terlihat spesial. Mungkin karena setelahnya bisa jadi tidak lagi sama.
Lucax mengaduk kopi dimeja, tidak dengan gula maupun susu. Bahkan Eire tidak bisa membayangkan sepahit apa rasanya.
"Jadi... Lo udah ketemu? Oh so Amazing."
Eire menghela nafas mendengar jawaban dingin dari Lucax. Segelintir rambut gadis itu jatuh menutupi keningnya. Lucax berdecak, tangannya terulur menyingkirkan helaian yang menutupi mata gadis dihadapannya.
Hal kecil yang menjadi kebiasaan, perhatian Lucax untuk Eire memang terlalu keterlaluan. Hal-hal yang bahkan sepele selalu dilakukannya untuk Eire.
"Oh you jealous, Am I right or I'm right?"
"Gue sama sekali gak jealous!" Lucax membantah, walaupun kini wajahnya merah padam.
"Jelas-jelas lo jealous!"
"Enggak tuh!"
"Jealous!"
"Dibilang gak!"
Eire menyingrai kecil, "Tapi Lucy, wajah lo jelas menunjukkan sebaliknya."
Banyak pasang mata melirik ke arah mereka. Beberapa karena terganggu dengan keributan, sisanya malah tertarik menatap dua sejoli tersebut. Menatap mereka seolah pasangan yang sedang bertengkar.
Eire mencoba memasukan kembali gula berbentuk persegi kedalam gelasnya. Mengaduknya lalu meminumnya. Terlalu manis, dia menggelemg lalu meletakkannya kembali. Menatap Lucax lelah.
"Topik lo cuma muter sama itu cowok. Si Razka, Aska siapalah itu. Si siapalah gak penting itu cuma yang lo bahas dari tadi." Lucax bicara seolah seorang anak yang sedang mengadu. Bibirnya maju bertanda aksi ngambek nya mulai.
"Yeah, don't be jealous dude."
"Gue cuma—"
"—gak mau ada cowok lain?" Eire menyela kalimat sahabatnya. Gadis itu menghela nafas panjang, lalu melirik gelasnya yang terlalu manis. "Oh Come on, Gak ada bedanya Lucax. Lo harus belajar dewasa. Hidup gak pernah stuck disitu. Wajar kalo nanti gue punya pasangan, begitu juga dengan lo. Siapapun yang bakalan pergi duluan, lo atau gue gak ada bedanya. Terima Lucy, semua yang datang selalu pergi right?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Panasea
Novela JuvenilEire kembali menjadi gadis SMA selama enam bulan. Bertemu dengan cowok-cowok tampan yang punya cerita masing-masing. Perhatian Bacra yang tanpa batas tapi lupa dengan dirinya sendiri. Aksa yang bicara bahkan diamnya selalu disalahkan. Luka mengaga...