Sesampainya didalam rumah, Rania segera masuk ke kamar.
"Ya Allah.. kenapa sih iblis itu buat aku deg,, degan aja".
Rania terus saja terfikir oleh hal-hal yang tadi.
"No..No..." Rania menutup wajahnya dengan bantal."Apa katanya tadi?? Mau antar jemput aku setiap hari??"
"Baru nganterin aku pulang sekali aja udah ngajak aku mati, setiap hari?? Ya Allah...."
Rania terbayang-bayang akan kelakuan Randi di samping ruangan praktek komputer tadi,Rania Sangat galau.
"Iblis itu menebarkan racun. Sampai-sampai jantung ku berdetak tidak normal."
Sore harinya, Rania yang Sudah segar, dan tak terlalu memikirkan soal Randi lagi, karna asyik main dengan adik sepupunya Dava.
"Ran, gimana sekolah nya? Nilai kmu baguskan?"
Tanya Tante Della, yang ikut duduk di ruang keluarga."Ya Tante,"
"Ran, Tante nggak mau loh ya, liat nilai kamu merosot. Yang maksa kamu ikut kesini itu tante, Tante nggak mau nanti papamu marah-marah di Yogya."
"Ia Tante.."
"Ting, Tong" suara bell berbunyi.
"Siapa? Apa OOm mu sudah pulang Ran?" Tante yang penasaran membukakan pintu.
"Siapa ya?"
"Saya Randi Tante, temen Rania." Randi datang bertamu.
Mendengar suara sayup-sayup, Rania langsung berlari mendekati tantenya."Jangan disuruh masuk Tante."
Rania berlari, namun percuma, Tante Della sudah mempersilahkan Randi untuk masuk."Masuk nak Randi..!!" Rania memandang sinis pada Randi. Namun Randi hanya senyum melihat Rania.
Rania benar-benar kehabisan kata-kata."Tante seneng Randi mau main ke rumah, rumah jadi rame."
"Ya, kalau gitu,, Randi boleh dong sering-sering main kesini." Tanya Randi sambil duduk di sofa.
"Ya boleh banget dong, Ran, ada tamu bikin minuman gih, nak Randi mau yang panas, atau dingin?" Tawar Tante Della.
"Yang mana aja deh Tan," Tante Della meminta Rania ke dapur untuk membuat minuman.
Rania merasa kesal, sambil membuat minuman, Rania membatin dalam dirinya sendiri."Ada apa iblis itu datang kerumah. Ya Allah... Apalagi ini".
Rania merasa khawatir.Rania datang dengan segelas jus buah dingin.
"Nih, ngapain ke sini?" Ketus Rania.
"Ehh... Kamu tu Ran,, ada tamu kok ngomong nya gitu."
"Kalian ngobrol dulu deh, disini, Tante mau temenin Dava main dulu, sekalian minta buk Minah siapin makan malam."
Tante langsung pergi ke ruang keluarga, menemani anaknya Dava.Rania yang tengah duduk di ruang tamu memandang sinis pada Randi. Tapi Randi, malah tersenyum-senyum.
"Pulang gih,, dah malam." Ketus Rania.
"Ngusir ni Yee..!! Aku mau tau, apa reaksinya orang tuamu kalau aku sampaikan masalah kita."Rania langsung terdiam.
"Ehh, nak Randi makan malam disini ya!! " Tante Della menawarkan dengan ramah.
Rania berusaha untuk mencegah." Nggak usah Tante,, Randi mau pul..." Namun belum selesai Rania bicara, Randi dengan cepat memotong.
"Boleh Tante,, Terimakasih."
Sambil memandang Rania. Randi sengaja membuat Rania naik pitam. Randi tak henti-hentinya tersenyum dengan rasa kemenangan.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Handsome Devil's Romantic Kiss
RomanceOrang yang awalnya paling ku benci, Sekarang menjadi orang yang selalu melindungi ku. Orang yang sifatnya kasar seperti iblis, sekarang menjadi kekasih ku.