Rania benar-benar tak menyangka, hari ini akan terjadi.
Rania bergegas menuju kamarnya.
Membuka lemari pakaian nya.Rania asyik, memilih pakaian apa yang akan ia kenakan nanti malam.
Ia ingin semuanya perfect di malam ngedate nya dengan Randi.Entah apa yang ada dalam hatinya saat ini, jantung nya berdebar-debar.
Perasaan semua jadi satu, bahkan terasa ada sesuatu yang akan meledak dalam dirinya.Tante Della yang seharian tak melihat Rania keluar kamar, mengetuk pintu dan masuk ke kamar Rania.
"Ran, kamu ngapain sih dari tadi di kamar terus??"
Rania tersenyum,"nggak papa kok Tan, cuma lagi pingin di kamar aja."
"Tan, nanti malam, Rania boleh pergi nggak?"
Tante Della senyum, karna tak biasanya Rania keluar.
"Mau malam mingguan ya?? Boleh aja kok, tapi pulangnya jangan malam-malam."
Rania mengangguk."ia Tan"
Jam sudah hampir jam 19.05 malam. Rania sudah bersiap-siap, berdandan maksimal. Rania ingin menunjukkan penampilan terbaik nya.
Tante Della dan Om Rahman terlihat sudah rapi.
"Loh,, Tante mau kemana?"
"Tante sama Oom mu, mau makan di luar malam ini. kamu kan juga mau malam mingguan." Tante Della menjelaskan dengan raut senyum di wajahnya.
"Oh,, Dava ikut Tante?"
"Ya ikut dong, tadinya Tante mau ngajak kamu, tapi kamu kan ada acara sendiri." Sindir Tante Della.
"Ya biarin aja ma, Rania udah besar, Pasti sesekali punya acaranya sendiri." Sambung Om Rahman.
"By sayang... Tante pergi dulu.." sambil melambaikan tangan Tante Della masuk kedalam mobilnya.
Rania masih menunggu, dirinya sudah tak sabar. Sudah setengah jam ia menunggu dia ruang tamu,Randi tak juga muncul.
Rania merasa kesal. "Duh... Kemana sih,, dah hampir jam delapan."
Rania masih menunggu, dalam hatinya dia masih yakin bahwa Randi akan datang.
Namun sudah lama menunggu, Randi tak kunjung terlihat batang hidungnya.Rania berinisiatif menelfon Randi, namun tak aktif.
Perasaan Rania makin tak karuan. Ia benar-benar kesal.Rania masuk kekamar, dan membanting pintu kamarnya. Rania membuka sepatu nya, dan membuangnya ke sembarang tempat, Ia benar-benar kecewa.
Rania duduk di depan jendela di samping pintu balkon kamarnya. ia masih berharap Randi datang, namun semua hanya membuat Rania makin kecewa.
Rania Menganti bajunya dengan piama, dan mengambil selimut untuk menutupi wajahnya.
"Dasar iblis,, dia cuma PHPin aku doang."
Rania kembali melihat ponselnya. Matanya tertuju pada sudut ponselnya, pukul 21:14. Sudah terlalu malam.
"Harusnya aku nggak boleh percaya begitu saja dengan kata-kata iblis itu. Iblis tetap iblis, tak akan menjadi malaikat."
******
Pagi ini Rania turun dari kamarnya dengan wajah yang muram.
Rania duduk di meja makan, untuk sarapan seperti biasa."Ran, gimana semalam, seru nggak malam mingguan nya?" Tante Della, yang tak tau menahu soal semalam menanyai Rania.
"Rania nggak jadi pergi Tan, temen Rania nggak jadi jemput." Jawab Rania sedikit kesal.
"Oh, gitu. Tau gitu kamu ikut Tante aja semalam. Kamu ada acara nggak? Ini kan hari Minggu."

KAMU SEDANG MEMBACA
The Handsome Devil's Romantic Kiss
RomansaOrang yang awalnya paling ku benci, Sekarang menjadi orang yang selalu melindungi ku. Orang yang sifatnya kasar seperti iblis, sekarang menjadi kekasih ku.