Rania masuk, dan langsung menuju ke kamarnya.
Jantung nya kembali deg-degan.
" Ya Allah... Racun apa yang disebarkan nya."Hati Rania benar-benar kacau. Dalam sehari bisa berubah-ubah terhadap Randi. Tadinya sangat marah sampai menampar, dan sangat berterima kasih.
Setelah mandi, Rania menyisir rambutnya, dan menatap wajahnya di kaca.
Rania tersenyum-senyum sendiri, memikirkan kebaikan Randi."Andai aja Randi selalu begini, selalu baik." Rania yang mulai merasa aneh mencubit pipinya sendiri dengan kesal.
"Mikirin apa sih kamu Ran,, iblis kayak gitu, nggak... Aku nggak boleh suka sama dia."
"Ting, Tong.." suara bel menyadarkan Rania.
Rania turun kebawah melihat siapa yang datang.
Sasa, Karin, dan Popy yang datang."Mmmm.. kalian datang.. masuk, masuk..!" Rania menyambut temannya dengan ramah.
"Gimana Ran? Dah baikan?" Tanya Popy dengan penuh perhatian.
"Udah ah, ceritanya dikamar aku aja Yukkk...!!! " Ajak Rania bersemangat.
Ketiga teman Rania masuk ke kamar. Rania menyiapkan cemilan, dan minuman.
Buk Minah yang melihat langsung menawarkan diri untuk membantu."Neng, biar saya aja yang siapin minumannya.!!"
Rania menolak." Jangan deh buk,, inikan buat teman Rania. Buk minah masak aja yang enak, nyambut Tante dan OOm pulang."
"Ia deh non."
Rania bergegas ke kamar dengan aneka cemilan dan minuman nya.
"Duuuhhh.... Jangan repot-repot deh Ran, kamu kan masih sakit." Khawatir Popy Melihat Rania yang sibuk.
"Sakit apa?? Aku udah sembuh kok."
"Ran gimana ceritanya, sih?? Kok bisa lu pingsan kekunci di ruang penyimpanan alat olahraga?" Sasa membuka cerita karna rasa penasaran.
Rania terdiam sebentar. " Aku juga nggak tahu, kayaknya sih, pintunya rusak deh.."
Rania tak mau teman-teman nya tau, kalau ada orang yang membulinya.
"Ran, ternyata cowok Lo romantis banget ya,, pada inget nggk, waktu kak Randi gendong Rania keruang UKS?? "
"Mmmmmm.... So sweet..." Teriakkan mereka bertiga."
"Pacar dari Hongkong??" Jawab Rania jutek.
"Loh, kan Randi sendiri yang bikin pengumuman kalau dia udah jadian sama Lo."
"Sebenernya" Rania pun mulai menceritakan pada teman-teman nya, apa sebab ia selalu menuruti dan melayani Randi.
"Kayaknya bukan pacar, aku ini lebih cocok disebut pesuruh nya." Dengan wajah sedihnya, Rania menjelaskan.
"Ha... Jadi karna itu Ran?? Ya ampun... Ternyata temen kita ini tersiksa, kok baru cerita sekarang sih Ran??" Sahut Sasa prihatin.
"Tapi kalian janji, jangan ceritakan ini sama siapapun ya.... Pliss..." Rania memohon sambil menyatukan kedua tangannya.
"Ia, Lo tenang aja." Sahut Karin.
"Ia Ran, rahasia Lo aman di kita-kita Ran.." Popy dan Sasa ikut menimpali.
"Tapi, tadi aku ngerasa Randi yang seperti iblis, menjadi malaikat deh, dia baik banget tadi."
Wajah Rania memerah setelah membicarakan Randi.
"Muka Lo merah Ran," Karin memandang wajah Rania.
"Cieeee,,,, cieeee" mereka kompak menggoda Rania.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Handsome Devil's Romantic Kiss
RomanceOrang yang awalnya paling ku benci, Sekarang menjadi orang yang selalu melindungi ku. Orang yang sifatnya kasar seperti iblis, sekarang menjadi kekasih ku.