Obat penyembuh

39 2 0
                                    

Sepulang sekolah, Rania langsung pergi ke Rumah Sakit.
Rania pergi dengan Anto dan Johan.
Sasa, Popy, dan Karin juga ikut.

Rania benar-benar tak sabar untuk melihat langsung kondisi Randi.
"Cepatan dong nyetir nya kak.." pinta Rania kepada Johan sahabatnya Randi itu.

"Sabar dong Ran, jalanan rame nih.."

Sampainya di rumah sakit, Johan langsung menunjukkan ruang dimana Randi dirawat.

Rania berlari, namun di ruangan, sudah ada beberapa murid perwakilan kelas, dan wali kelas yang terlebih dahulu menjenguk.

Rania menghentikan langkahnya. Rania melihat keruangan itu, ada Yunita yang dengan perhatian menanyakan kabar Randi.

Walaupun ada guru di sana, dan ibunda Randi, terlihat Yunita memang begitu perhatian terhadap Randi.

Rania merasa sedih dan sedikit kecewa, bahkan sebagai pacarnya ia datang terlambat.
Rania membalikkan langkahnya dan mengurungkan niatnya untuk menjenguk Randi.

Sasa, Karin dan Popy yang baru saja tiba, heran melihat Rania yang tadinya semangat, sekarang loyo dan pergi begitu saja.

"Ran, Lo mau kemana??" Teriak Karin yang melihat Rania terus melangkah menjauh.

"Kenapa dia?" Tanya Popy heran

Anto yang mengerti alasan nya langsung menunjuk kearah ruangan. dan Popy, yang melirik sedikit di depan pintu yang masih terbuka itu langsung mengerti.

"Pantesan." Popy duduk dan menyandarkan kepalanya ke senderan bangku, seakan lelah dengan semua nya.

"Kejar sana gih...!!"Popy melirik Sasa.

Baru saja Sasa akan mengejar, Karin langsung menghalangi nya.

"Udah, biarin dulu..!! Dia butuh waktu buat sendiri."

****

Rania berjalan menunduk, air matanya tak dapat ia tahan. Ada rasa sesak yang terus saja memenuhi hatinya.

Tiba-tiba seorang gadis menyapa dengan ramah.

" Ehh... Kakak ada disini."
Membuat Rania menghentikan langkahnya.

"Siapa ya?"

"Nama aku Lana , kakak mau kemana? Udah lihat bang Randi?"

Rania yang masih heran, siapa perempuan ini, kenapa jadi banyak wanita di sekelilingnya Randi. Tapi karena keramahan lana, Rania masih berfikir positif. Rania  hanya menggelengkan kepalanya.

"Belum, aku mau pulang aja,," jawab Rania dengan nada lemas.

"Loh.. kok pulang, nanti aja pulang nya, belum ketemu sama Randi kok mau pulang.." protes Lana.

"Kak, udah makan siang belum? Makan dulu yuk..!"
Tanpa menunggu jawaban, Lana langsung menarik tangan Rania dan membawanya ke kantin.

Sampainya dikantin Rania hanya diam. Masih sibuk dengan hatinya yang sesak.

"Kak mau pesen apa?" Tanya Lana.

"Nggak usah, aku belum laper kok."

"Biar aku yang pesenin deh, kakak nggak boleh jenguk Randi kalau belum makan, nanti bisa ikut-ikutan sakit." Rania yang tak bisa menolak hanya tersenyum.

Lana memesan makanan, dua piring mie goreng,dan minuman dingin yang langsung ia bawakan ke meja.

"Kakak cantik, lebih cantik dari yang di photo."

"Photo?? Maksud nya??"

     Lana tertawa, dan menapuk dahinya. "Ya ampun,, aku lupa belum memperkenalkan diri. Pasti kakak bingung ya? Aku ini Lana, adik bang Randi."

The Handsome Devil's Romantic KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang