Malaikat pelindung

62 6 0
                                    

       Langkah seseorang terdengar jelas dari luar kelas. Dan semakin mendekat kearah Rania.
Karna Rania datang sangat awal pagi ini, sekolah masih sepi.
seorang perempuan masuk menyapa Rania.

"Rania ya??" Rania mengangkat kepalanya.

"Ia, saya Rania, ada apa ya?" Rania sedikit heran, karna tak kenal dengan si perempuan di depan nya.

"Ada yang nyari kamu, diruang penyimpanan alat olahraga."

Rania sedikit menarik nafas.
"Randi?"

"Mungkin, buruan deh,, bentar lagi kan jam masuk kelas."

"Makasih" Rania berjalan sambil terus berfikir, ngapain lagi Randi memanggilnya.

      Karna saat ini, hati Rania belum sepenuhnya pulih. Apalagi Rania sempat menamparnya tadi.
Rania benar-benar khawatir.

"Mau ngapain lagi iblis itu,, apa aku masih sanggup melihat wajahnya. Setelah apa yang dia lakukan."

Rania terbayang dengan ciuman yang dilakukan Randi tadi.

"Brengsek... Iblis itu benar-benar menebar racun."

Sampainya di ruangan penyimpanan alat olahraga, Rania masuk dengan pelan. "Hallo?" Tak ada jawaban.

Tapi, tiba-tiba ruangan tertutup dan terkunci. Rania berusaha berteriak meminta tolong, namun tak ada yang menolong.
Belum lagi  ruang penyimpanan terletak jauh dari ruang kelas.

Ruang penyimpanan terletak disebelah laboratorium, dan ruang praktek komputer. Rania hanya bisa pasrah, karna sudah lelah meminta tolong.

*******

        Sudah jam istirahat, Randi mencari Rania. Namun semua teman-teman Rania tak ada yang tau keberadaan Rania.

"Ada yang liat Rania?"
Randi bertanya pada Karin, Popy dan Sasa. Yang memang teman dekat Rania.

"Loh,, emang Rania masuk ya hari ini?"
jawab Karin yang heran karna tak melihat Rania sedari pagi.

"Tapi, memang tasnya ada kok dilaci." jawab Popy yang duduk sebangku dengan Rania.
Popy pun mengambil tas Rania, dan menunjukkan kepada teman-temannya.

"Duhhhh... Kemana sih tu anak."

Melihat teman-temannya yang tak tau dan terlihat kebingungan, Randi memutuskan untuk pergi.

"Ya udah lah... Nanti juga muncul sendiri."

"Tunggu kak, kita telfon aja dulu."Sasa mengeluarkan ponselnya dan mulai menghubungi no Rania.

"Gimana"

Zzz.... Zzzz....zzz... Suara getaran ponselnya ada di tas yang di pegang popy.

"Hpnya di tinggal, nggak biasa-biasa Nya deh.."

Randi sekarang berfikir keras, apa karna yang tadi pagi? Truss dia marah dan langsung pergi?

Jam pelajaran kembali di mulai, sudah dua jam . Dan bell istirahat ke dua berbunyi.
Teman-teman Rania kembali mendatangi Randi. Mengadukan soal Rania yang tak kunjung ada kabar.

"Kak Randi, Rania nggak juga ada kabar nih kak."

"Punya no telepon rumah nya nggak??" Tanya Randi.

"Udah dihubungi kok kak,, tapi kata buk Minah Rania belum pulang kak." Sahut Karin cemas.

"Ya udah, sabar dulu ya,, gue mau ke kantin dulu beli minuman."
Randi melangkah ke kantin dengan fikiran yang melayang.

Ia menggumam dalam hati.
"Masak ia gara-gara gue cium tadi pagi tu bocah jadi Ngilang. Repot deh ni urusannya."
-
-
-
"Mampus.... Tu cewek kegatelan, sok cantik."

The Handsome Devil's Romantic KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang