Sekongkol

37 2 0
                                    

Sudah tiga hari lamanya Randi dirawat, dan setiap pulang sekolah, Rania selalu menyempatkan waktu untuk menjenguknya.

Hari ini, sepulang sekolah, Rania kembali menjenguknya Randi RS. Tapi kali ini, tak satupun teman yang mau diajak menjenguk dirumah sakit.

Rania naik angkutan umum, dan berhenti di sebrang jalan RS.
Alangkah terkejutnya Rania, saat ada seseorang yang mendekapnya dari belakang, dan menutupi wajahnya dengan kain hitam.

Tangannya di ikat, sehingga tak mampu bergerak. Ia dimasukkan kedalam mobil, dengan suara musik yang sangat keras, hingga suara teriakkan Rania tak dapat terdengar.

Rania hanya dapat berdoa, dan menangis. "Ya Allah, Rania takut. " Rania terus saja menangis sambil meminta tolong.

Seseorang seperti sedang membuka tutup wajahnya, tapi hanya bagian bibirnya, yang kemudian di plaster, hingga tak dapat berteriak lagi.

"Mmmmhhhmmm, mmhhhmmm..."

Rania kembali menangis, air matanya jatuh Sangat deras. Dalam hatinya ia sangat takut."ya Allah, apa ini hari terakhir Rania hidup?"

"Ya Allah, kalau memang Rania harus mati, ampun semua dosa-dosa Rania ya Allah. Masukkan Rania kedalam surgamu ya Allah."

Rania benar ketakutan, tak lama mobil berhenti. Dan Rania di tuntun keluar dari mobil.
Rania terus di tuntun berjalan, yang tak tau mengarah kemana.

Seperti.masuk keruangan, dan tercium bau masakan yang lezat. Dan menaiki tangga yang lumayan banyak.
Sampai Rania di dudukkan di suatu ruangan, dan ruangan terdengar dikunci dari luar.

Sepi, tak ada terdengar suara orang sedikitpun.
Hati Rania makin kacau, dan terus bertanya-tanya.

"Apa, aku mau dijual? Yaa Allah.. tolong Rania ya Allah."
Sudah cukup lama Rania menunggu, tak mungkin ada yang datang.

Rania merasa lelah, Rania mencoba mengangkat kaki nya. Karna kakinya yang tak terikat. "Mmm. Aku duduk di kasur".
Dan akhirnya merebahkan diri, dan tertidur karena lelah menangis.

Entah sudah jam berapa, Rania tersentak.
Terdengar suara pintu terbuka, dan langkah kaki yang sepertinya lebih dari dua orang.

Rania kembali dibawa, kali ini sedikit lebih ramai, terdengar banyak suara orang dan sayup-sayup suara musik.

Dan kali ini Rania di tutun kembali menaiki tangga.
Dan setelah berjalan dengan terus menangis, dan pasrah. Rania kembali didudukkan di kursi.

Ikatan tangannya di lepas, dan terdengar langkah-langkah kaki berlari menjauh. Rania yang mesih menangis dengan rasa takut nya, menggunakan kesempatan itu untuk membuka penutup matanya.

Rania juga segera membuka plaster di mulut nya.
Melihat kearah kanan dan kiri.
"Loh,, ini taman." Rania melihat sekelilingnya, makanan di atas meja, lilin-lilin, dan lampu-lampu taman rooftop yang indah.

Rania mengusap air mata nya, dan melihat kearah bawah, terlihatlah kelap kelip lampu kendaraan yang lalu lalang di pingin jalan.

"Hhhmmmmm" Rania dikejutkan dengan suara deheman seorang pria.
Ia langsung menoleh kebelakang, dan melihat Randi yang berjalan menuju kearah nya.

Malam itu Randi Sangat tampan, dengan stelan jas, dan tangan yang masih memegang tongkat. Karna kakinya yang retak belum pulih benar.

" Kenapa berdiri? Ayo duduk..!!" Rania yang masih bingung hanya diam dan tak menjawab.
Randi mendekat, dan mengusap jawab Rania yang masih basah.

The Handsome Devil's Romantic KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang