Ingin ku berkata pada cermin yang sedang ada di hadapanku.
Kau bodoh, bodoh sekali, sangat bodoh sudah jelas dia melukai berkali-kali sudah kau sadari pula lukanya masih terasa pula masih saja kau maafkan.
Mau sampai kapan terus begini? Menangis saja sekarang sudah tak ada gunanya.
Dia sudah pergi dengannya yang dianggap lebih sempurna.Aku ingin memaki menenggelamkannya ke dasar bumi atau menikamnya samapi mati.
Tapi bagai mana dengan senyumnya yang tak bisa ku hindari?
Bisa-bisa aku duluan yang akan mati.Di depan cermin kamar mandi, 2012.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKu Titip Sebuah Kisah
PoetryJejek masa lalu Yang harusnya kutulis di dalam lembar buku. Tapi sejak ada wattpad jadi kutulis di wattpad saja. Semoga kalian suka dan dia membaca.