Biar Dibenci

34 6 0
                                    

Pagi itu Mei dan rekannya sudah berada di lobby Rs. MADIKA. Mereka hendak membesuk Amanda.
"Sejak kemarin, Amanda belum juga siuman.. gue khawatir banget" kata Mei pada Apri, Nunik dan Vera.
"Ia mbak.. aku kangen si eneng" kata Nunik sedih.
"Ini kan kita mau besuk dia.. sudah jangan sedih begitu" kata Apri.

Mereka melangkah menunju ruangan Amanda.
"Ayhan.. lo disini?" kata Mei yang bertemu Ayhan di depan ruangan Amanda.
"Ya.. sejak kemarin, kalian ada apa kesini?" tanya Ayhan.
Mei dan yang lainnya tampak kesal dengan pertanyaan Ayhan.
"Ya mau jenguk Amanda lah.." kata Nunik.
"Maaf. Amanda belum boleh dijenguk," tutur Ayhan berdiri di depan pintu ruangan itu.
"Lo maunya apa sih.. Amanda itu sudah boleh dijenguk tapi bergantian" kata Vera
"Tidak. Ini perintah dari orangtua Amanda. Lebih baik kalian semua pulang" kata Ayhan tegas.
"Brengsek ya lo" kata Apri emosi
"Pri.. udah pri, jangan ribut disini" kata Mei.

"Gue emang gak pernah suka sama ni orang" kata Apri
Ayhan cuek saja.
"Ayhan pliase. Kita mau lihat Amanda sebentar aja.." kata Mei memelas.
Ayhan menggeleng.
"Tidak bisa Mei. Kamu bawa saja teman-temanmu pulang" kata Ayhan

Nunik beranjak, menangis.
Apri juga beranjak kesal.
Vera pun begitu.
Mau tak mau Mei juga beranjak menyusul teman-temannya.

"Maafin aku Mei. Aku ga bermaksud bikin kamu sedih, nanti juga kamu akan tau maksudku baik" kata Ayhan dalam hatinya.

🍁🍁🍁

Mei dan rekannya kembali ke apartement Amanda. Sementara Vera menemui Baron dan Lio di cafe tempat biasa mereka nongkrong.
"Sial usaha gue gagal" gerutu Vera
"Kenapa bisa?" tanya Lio
"Bodyguard nya Amanda ngga ngizinin siapapun masuk ke ruangan Amanda." Jelas Vera

"Brengsek.. udah biar gue yang kesana besok" kata Lio
"Gue aja orang terdekatnya ngga dikasi apalagi elo" kata Vera
"Gue kan temannya sesama artis, orangtua Amanda pasti mengizinkan gue besuk anaknya" kata Lio percaya diri.
"Hemm.. yaudah, biar dia coba. Lo kasi aja barang kita kemarin ke dia" kata Baron
Vera mengangguk, memberikan bungkusan kecil pada Lio.

Mereka melanjutkan obrolan, entah merencanakan apalagi.

🍁🍁🍁

Malamnya, Ayhan baru selesai salat magrib dan membeli nasi goreng untuk makan malamnya.
Ia segera kembali melangkah ke ruangan Amanda.
"Tante, kok disini?" tanya Ayhan yang bertemu bu Riana di depan ruangan itu.
"Iaa Lio temannya Amanda membesuk Amanda di dalam.."
Jawab bu Riana.

Ayhan kaget, menjatuhkan bungkus makanannya.
Ia segera beranjak masuk ke ruangan itu.
"Keluar! Keluar!" Kata Ayhan panik.
"Ada apa ini? Lo siapa? Gue mau jenguk Amanda" kata Lio, lagi lagi aksinya gagal.
"Aku bodyguard nya Amanda. Kamu silakan keluar" kata Ayhan menarik Lio keluar dari ruangan itu.

"Lo apa apaan sih?! Lepas! Tante siapa sih dia.." kata Lio melihat ibu Amanda.
"Kenapa Ayhan?" tanya bu Riana kaget dan bingung.
"Tidak ada yang boleh besuk Amanda kecuali tante, om dan saya" kata Ayhan
"Nak Lio ini temannya Amanda. Kamu jangan begitu"
"Tante tolong dengerin Ayhan sekali ini saja" kata Ayhan serius.

"Nak Lio maaf ya, kondisi Amanda memang belum bisa dijenguk. Ini untuk perkembangan kesehatannya" kata bu Riana.
Lio tersenyum, tapi tangannya mengepal kesal.
"Tidak apa apa tante, yasudah saya permisi" kata Lio lalu beranjak pergi.

Ayhan menghela nafas lega, ia beruntung belum terlambat.

🍃🍃🍃

KlandestinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang