13. Api Yang Membakar Hati

11.6K 520 11
                                    

"Maukah aku beritahu kepada kalian istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga, yaitu istri-istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya, lalu meletakan tangan kepada suaminya, seraya berkata ; aku tidak dapat tidur sebelum engkau ridha."

(HR. An-Nasa'i)

***

"Ai, bangun."  Harus menekan lembut pipi Nirmala. Hanya butuh satu sentuhan, Nirmala langsung terjaga.

Nirmala mengerjap. "Hmm, sudah subuh, ya." Melirik jam, ternyata masih pukul tiga.

"Belum. Baru jam tiga. Tahajjud, yuk!" ajak Haris.

Nirmala tak menolak. Gegas ia mengambil wudhu, lalu bermaksud kepada Haris. Dua raka'at, mereka jalankan disaksikan malaikat.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda ; "Bahwa sesungguhnya dua rakaat shalat orang yang beristri, lebih baik daripada tujuh puluh raka'at shalat seorang yang bujang."

Karena sesungguhnya seorang suami kelak akan dimintai pertanggungjawaban atas keluarganya di akhirat. Bagaimana suami mendidik dan mengarahkan istri, serta anak-anak, di dunia. Apakah dia senantiasa menuntun keluarganya menuju jalan yang mendekatkan diri kepada Allah, atau justru mengarahkan mereka pada kesesatan dan semakin menjauh dari Allah. Maka hal pertama yang dianjurkan suami, adalah mengajak keluarganya shalat. Karena hakikatnya pernikahan adalah untuk beribadah. Jalan paling mudah yang bisa mengantarkan ke surga.

Wallahu 'alam.

Setelah selesai salam, Nirmala meraih tangan Haris dan menciumnya khidmat. Haris balas mencium kening Nirmala. Seraya merengkuh wanita itu, ia berbicara lirih, "Ai, dalam kehidupan rumah tangga, tentu kita enggak selamanya akan merasakan manis, ada kalanya kita harus mencicipi rasa pahit. Tapi jangan menjadikan itu beban. Kita jalani saja bersama-sama. Kalau kita berpikir positif, konflik justru akan membuat hubungan kita semakin kuat. Kuncinya adalah kepercayaan, kejujuran, dan pengertian. Seandainya besok, hubungan kita diuji dengan masalah, entah itu dari luar, atau dari kita sendiri, aku mohon, percayalah sama aku. Jangan dengarkan orang lain, dan jangan menganalisis, lalu menyimpulkan sendiri, sebelum mengonfirmasi. Kamu mengerti maksudku?!"

Seakan Haris sudah punya firasat jika masalah tengah mencintai hubungan mereka, Haris mewanti-wanti agar Nirmala tetap percaya kepadanya. Kata-kata Haris terlalu berat untuk dicerna. Tapi intinya, Nirmala mengerti. Perempuan itu mengangguk patuh.

"Semoga Allah melindungi dan memberkahi pernikahan kita."

"Aamiin."

***

"Kenapa Divia maen sendirian? " Haris menghampiri Divia yang tengah mondar-mandir di tepi kolam.

Divia mengulurkan tangan, meminta digendong. Haris tersenyum gemas, lalu membawa bocah berusia satu setengah tahun itu masuk ke dalam.

Seperti biasa setiap jam pagi, Nirmala akan sibuk berkutat dengan peralatan dapur, membantu Bi Yati menyiapkan sarapan. Ternyata Kanaya juga ada di sana, sedang mengobrol seru bersama Mama Endah.

"Ndaaaa" Divia  berlari menyongsong Kanaya, setelah turun dari gendongan Haris.

"Divia sama Om Haris, habis dari mana ?" tanya Mama Endah sambil menjawil pipi Divia. "Ini pipi? Eyang pikir tahu bulat," guraunya.

Jodoh Pilihan Mama (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang