Bagian 4

5 1 0
                                    

"terimakasih sudah mengantarku!!" chanyol memberikan tongkat pada hwayong
"cepat buka pintunya tasmu berat" wajah chanyol masih datar menatap hwayong
"ohh ya maaf aku akan membukanya" hwayong membuka pintu jalan menuju kamarnya yang sudah pasati harus melewati tangga karena rumahnya ada di bagian atas sedangkan di bawah butiknya ,
"tunggu di sini aku akan segera turun setelah membawa masuk tas ini " chanyol terdengar kesal melihat hwayong berusaha keras untuk menaiki tangga
"tidak perlu aku bisa sendiri !!" chanyol yang mendengarnya langsung menghentikan langkahnya dan menengok menatap hwayong dengan tatapan yang sangat datar
"dengan kakimu , mau menaiki tangga , tunggu disini jangan naik atau aku akan membuat kakimu patah" padaakhirnya hwayong hanya mengikuti perintah chanyol , tak lama chanyol turun dan langsung menggendong hwayong menuju rumahnya
"tidurlah aku pulang dulu" chanyol menurunkan hwayong di ranjang tidurnya
"terimakasih"

kruyuk kruyuk

chanyol yang mendengar langsung menoleh kearah hwayong yang meringis
"kau pengemis , kenapa tak makan?" chanyol menuju ke dapur mencari sesuatu di lemari es
, dia memasak sup unntuk hwayong
"makan lah"hwayong mengangguk , chanyol yang kelelahan malah tertidur di meja makan menunggui hwayong makan karena niatnya dia ingin mencuci piring setelah hwayong memakan semua makanannya
"emm chan'a kau tidak pulang??" hwayong mencoba menggoyangkan tubuh chanyol namun tak ada respon dari chanyol
"tentusaja ini sudah jam berapa ? dia pasti sangat lelah , hem jika seperti ini mengingatkan aku pada masalallu kita , chan'a maafkan aku , aku tak tahu apa yang ku lakukan membuat luka yang dalam untukmu , ku kira dengan melakukan ini kita akan baik-baiksaja , tapi chan'amau bagaiamanapun juga jika terjadi hal yang sama aku akan tetap mengambil keputusan yang sama , maaf menjadi orang yang egois untukmu , menjadi orang jahat untukmu , dan maaf tak bisa bersamamu , kau selallu menjadi yang pertama untukku chan!!" bisik hwayong yang menatap wajah chanyol yang tengah tertidur , mengusap rambut chanyol , setelah itu hwayong menuju ke kmarmandi menghapus makeupnya dan mengmbil selimut untuk chanyol , kemudian menuju ranjang untuk istirahat

chanyol pov

aku tak tahu apa yang aku lakuakn , di saat yang lain ingin segera pulang aku hanya ingin di sini , padahal suasana disini sangat tidak cocok untukku , pesta formal omongkosong , tapi... disini aku bisa melihatnya dengan jelas, aku bisa menatapnya untuk waktu yang lama, sesekali aku melihat dia memijat kakinya mungkin dia pegal karena menggunakan hak tinggi
"chanyol'a antarkan hana pulang dia mabuk !!" sehun memapah hana
"kenapa anak ini bisa mabuk??" chanyol masih menyaku tangannya
"tidak tahu dua meminum coctail banyak sekali setelah aku sadar dia sudah hampir pingsan , antar dia" sehun mencoba mengokohkan kaki hana
"aku tidak mabuk ~ ooo~ chanyol oppa ~ oppa ~oppa~ oppa~ kenapa tidak mau pacaran denganku ? aku akan berlaku baik pada oppa emm ? oppa kenapa oppa memperlakukan aku sangat baik tapi sekarang oppa sangat dingin padaku ~~ kenapa? kenapa? KENAPA?" wanita ini ya dulu aku memag sangat baik padanya tapi semakin aku mengenalnya dia semakin mirip dengan hwayong , dia sangat mirip dengannya bagaimana dia menangis , bagaimana cerobohnya membuatku marah dan tak mau melihatnya
"bawa dia aku tidak mau berurusan dengannya" aku pergi meninggalkan sehun dengan hana , tak lama kemudian entah apa yang terjadi padaku aku malah menuju ke ruang rias dimana para disainer mempersiapkan diri tapi setelah berkeliling aku melihat dia keluar dari salah satu ruang dengan membawa dua tas besar , dasar otak udang kenapa masih menggunakan sepatu hak tinggi , aku mengikutinya entah apa yang aku lakukan apamungkin aku sudah terjangkit penyakit penguntit ahh tidak aku hanya mau memastikan dia pulang dengan selamat , kenapa dia malah lewat tangga darurat ohhh ternyata lift rusak , aku harus menjaga jarak disini kalo tidak dia akan mendengar suara jejak langkahku

BRAK
"AKH!!"
suara apa tadi aku bergegas menuju sumber suara apa yang aku khawatirkan benar
"kamu tidak apa-apa bodoh atau apa kenapa pakai sepatu hak tinggi dengan membawa barang bawaan sebanya ini "dia terlihat kesakitan tentusaja di dahinya bahkan ada luka , dan lenganya , bagaimana dia bisa membawa tas-tas ini , dasar bodoh aku akan membawanya turun kebawah , setelah membawa turun dan keluar karena tadi aku sudah memesan agar mobilku di siapkan karena aku akan segera turun , aku melihat ke atas , tangga darurat yang tadi aku lewati ber kaca transparan jadi dari luar terlihat jelas ,astaga bodohnya aku kenapa tak memikirkn kalo kakinya sakit dia tadi pakai hak tinggi , aku berlari menghampirinya , dasar bodoh setidaknya hubungi aku atau meminta tolong sebelum aku pergi kalo kakinya sakit , dari lobi aku menaiki tangga sampai  lantai ke 5 dengan berlari
"kenapa tidak menunggu di sana?"aku mencoba mengatur nafasku , setelah melihat kakinya yang mebiru aku segera menggendongnya dan turun ke loby memasukkanya ke mobilku dan menancapkan gas ke rumasakit , setelah sampai aku menggendongnya kembali untuk di periksa
"dia terluka di pergelangan kaki memang terlihat hanya terkilir tapi melihat  lebamnya dan bengkaknya sepertinya ini keretakan tulang dan benar setelah saya melakukan x-ray tulang kakinya retak cukup parah, apakah dia memaksakan berjalan?" dokter memeriksa gambaran di layar
"iya dok setelah terjatuh dia memaksakan diri turun dari tangga!!" dokter itu hanya menghela nafas , apa yang akan terjadi dengan dia tidak mungkin dia taakan kehilangan satu kakinya bukan , bodoh mana mungkin
"tidak apa-apa hanya perlu di lakukan perawatan , perawat han tolong pindahkan pasien hwayong kemari"
"baik dok"
"tidak perlu biar saya yang pindahkan kemari" jujursaja dengan menggendong aku bisa memeluknya seperti mengambil kesempatan memang tapi ini satu-satunya caraku melepaskerinduanku padanya
setelah menemaninya di ruasakit aku mengantarnya pulang , rumanya berada di atas butiknya mau tidak mau aku harus membantunyalagi untuk naik , dan saat naik rumahnya sangat rapi dia masih sama ,semua harus perfec penyakit , mendengar dia kelaparan aku membuatkannya makanan , menunggunya selesai makan seperti dulu , tak sadar aku ketidura , dan saat aku mendengar perkataan hwayong , benar yong aku juga merundukan masa dulu , melihat dia dari bayang-bayang aku masih berpura-pura tidur agar aku bisa pergi tampa rasa canggung , setelah lampu di matikan , aku mengambil plaster memasangnya di dahi dan lengannya , setelah itu aku mengambil bantal sova untuk menopang kaki hwayong
"aku mencintaimu" aku mengecup kening hwayong lalu pergi , melihatnya hari ini aku cukup merasa terisi tenagaku walaupun aku masih bingung aku membencinya atau tidakk?

"chanyol'a!!" aku terkejut saat menuruni tangga rumah hwayong seseorang telah berdiri di depan mobilku
"oo hyung!!" lay hyug katanya dia akan pulang satu minggu lagi
"kenapa kau di sini?"wajah lay hyung terlihat kesal melihat aku keluar dari rumah hwayong di jam segini

park chanyol pov end

lay terlihat marah kali ini apa yang di lakukan chanyol di jam segini di rumah tunangannya
"aku bertanya apa yang kau lakukan chanyol" kali ini lay memegang kerah chanyol
"tenanglah hyung aku tidak memiliki hubungan apapun dengan tunangan mu aku hanya mengantarnya kakinya di gips jadi aku mengantarnya , oh ya jaga dia aku memberikanya padamu bukan untuk kau tinggalkan , dengarkan baik-baik hyung aku akan membunuhmu jika mambuatnya menangis , dan lagi aku juga akan merebutnya darimu , aku memberi kesempatan karena kau adalah orang yang baik , tapi lihat sekarang siapa yang merawatnya saat dia seperti ini ??" chanyol melepaskan tangan lay , seketika lay tersadar dimana posisinya sekarag , dia adalah orang yang memohon pada chanyol untuk menyerah pada hwayong , chanyol masuk ke mobilnya dan kemudian meninggalkan lay 

lay berfikir sejenak , apa yang di katakan chanyol dia akan merebut hwayong itu berarti chanyol masih mencintai hwayong , lay segera masuk kerumah hwayong untungnya dia tahu pin kunci rumah hwayong dia melihat wanitanya tengah tertidur pulas di dalam selimut melihat kakinya di gips dan keningnya di plester membuatnya khawatir dia belum menanyakan apakahdia baik-baiksaja

Ngak tahu lagi lah rasanya baru aja di tinggal Xiumin wamil dan sekarang kabar kalo do bakal wamil Juli mau gimana a lagi sebagai Exo l aku cuma bisa mendukung idol ku
Banyak banget yang bikin aku kaget di sini titik seorang Exo l di uji dan 

Aku sedih , baper , marah , ngerasa nggak adil 😥😥😥😥

promes for meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang