Chapter 6 [Kim-Im-Youngmin]

118 15 0
                                    

Bab 6

All My Heart

Kim Youngmin

"Dokter Kim?"

Aku menoleh ketika aku merasakan ada yang memanggil namaku. Seorang suster berlari kecil menghampiriku. "Ya, Minkyung?"

Suster yang lebih akrab dipanggil Roa ini tersenyum, membuat matanya menyipit. "Pasienmu di kamar 201 sepertinya sedang gangguan."

"Eh? Maksudmu?"

"Dia tidak mau makan. Katanya dia tidak mau makan kalau tidak disuapi Dokter Kim," jelasnya sambil mengerling padaku.

Aku terkekeh geli. "Ada-ada saja dia. Baiklah, terima kasih."

Suster cantik itu mengangguk dan melenggang pergi. Aku memasukan kedua tanganku ke dalam saku jas dokterku. Aku memasuki lift dan memencet tombol dua. Setelah pintu terbuka, aku keluar dari lift dan menghampiri pasien di kamar 201. Pasienku yang paling manja.

Ah, Hai. Aku Kim Youngmin! Aku perempuan biasa berumur 27 tahun. Meskipun semua bilang aku cantik atau manis atau apalah, sampai sekarang aku belum mempunyai kekasih kok. Mungkin mereka bohong? Entahlah. Saat ini aku bekerja sebagai dokter spesialis anak. Aku anak sulung dari dua bersaudara, aku mempunyai adik laki-laki bernama Kim Jonghyun. Lelaki kekanak-kanakan yang berencana bertunangan dengan kekasihnya.

Aku mengambil jalur yang berbeda dengan ayah, ibu, dan Jonghyun. Semuanya beralih sebagai pebisnis yang sukses mengembangkan perusahaan. Sedangkan aku yang tidak tertarik bisnis malah mengambil kedokteran dan memilih untuk berprofesi sebagai 'pembantu' kesehatan.

Kakak sepupuku, Kak Jaehwan juga bekerja di rumah sakit sama denganku. Tapi dia mengambil spesialis penyakit dalam. Dan baru beberapa waktu lalu ia menggaet perempuan cantik nan anggun bernama Jisung. Kurasa mereka serius dan akan melanjutkan ke tahap yang lebih lanjut. Aku sih suka dengan kak Jaehwan dan kak Jisung. Jadi kurestui jika mereka benar-benar menikah.

Kembali lagi ke keadaanku sekarang. Aku membuka pintu ruangan 201 itu perlahan. Aku mengerutkan alisku. "Samuel?"

Aku melangkah perlahan. Kulihat Samuel yang kini kulihat sedang bermain dengan benda kotak kecil berwarna hitam. Bocah itu memang jarang lepas dengan benda bernama PSP itu. Bocah itu masih belum menyadari keberadaanku.

Aku melangkah hati-hati dan berniat mengagetkannya. Tapi bocah itu sudah menoleh padaku dan menatapku senang.

"Doktel Kim!"

Aku terkekeh dan memeluk tubuh kurusnya. "Samuel merindukan dokter, eung?"

Dia mengangguk cepat, namja berumur 6 tahun ini memang selalu bersemangat jika bertemu denganku. "Tentu caja!"

Aku tertawa bersama Samuel. Dia menaruh PSP-nya di meja dan sepertinya lebih tertarik denganku dibanding benda itu. Aku mencari-cari nampan makanan yang dimaksud Roa tadi. Kulihat nampan makan siang bocah ini masih utuh dan belum dibuka sama sekali.

"Samuel, kau sudah makan siang?"

Samuel menggeleng. "Beyum. Muel mau dicuapi doktel! Kalau tidak, Muel tamau makan."

Aku tersenyum maklum. Aku mengerti dan tentu saja aku mau manyuapinya makan siang. Aku sudah sering berhadapan dengan anak kecil yang sakit dan susah makan. Masih lebih baik jika Samuel mau makan jika di

suapi olehku. Daripada tidak makan sama sekali.

Aku mengambil nampan makan siangnya dan menarik meja serba guna yang ada di kamarnya. Aku meletakan nampan putih ini dan membuka plastik transparan yang menjaga agar tetap bersih dan tidak tumpah.

[1/3] Sapphire Blue Series REMAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang