7화

1.6K 216 13
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Rose Pov

Aku masih tersenyum ketika aku kembali ke Serendipity untuk menjemput Richie. Kami berdua mengucapkan salam perpisahan pada Bibi Seo yang bersikeras bahwa kami mungkin harus tinggal di tempatnya untuk semalam. Tapi aku tahu kami tidak bisa. Aku juga mengatakan pada bibi bahwa Richie ingin menghabiskan malam dengan ibu kami. Richie sangat bersemangat untuk pulang dan menonton DVD yang ia bicarakan meskipun kami telah menontonnya bersama-sama di bioskop beberapa bulan yang lalu. Saat kami menyeberang jalan, aku terkejut ketika melihat pemandangan di depan.

Ibu keluar rumah dan ia berbicara keras dengan beberapa orang seusianya. Aku mengenali beberapa orang-orang itu, mereka adalah ‘teman baru’nya, mereka tertawa dan mengobrol dengan suara keras, beberapa orang berhenti dan menatap mereka dengan tajam. Dengan halus, aku menutupi pandangan Richie, jadi ia tidak akan melihat ibu kami yang seharusnya berada di tempat kerja. Dia seharusnya berbicara dengan bosnya, dengan begitu mereka akan memperkerjakannya kembali tapi ia tidak melakukannya. Entah bagaimana, aku bahkan tahu ia tidak repot-repot mampir di tempat kerja sama sekali.

Ketika Richie dan aku tiba di rumah, lagi-lagi aku mengucapkan kebohongan lain, pada adik kecilku yang penuh harap. Aku mengatakan padanya bahwa ibu terlalu sakit dan tidak bisa bangun dari tempat tidur jadi kami satu-satunya yang akan menonton film bersama. Hal baiknya adalah ibu tidak pulang sampai film berakhir, sehingga aku bisa membaringkan Richie di tempat tidur. Aku ragu-ragu apakah aku harus menunggu ibuku datang. Aku mengatur beberapa bantal di sofa dan menutupi diri dengan selimut ketika aku menunggu ibu pulang.

Seperti biasa, ibu pulang di pagi hari. Mabuk tentu saja.

Keesokan harinya, aku tidak dalam suasana hati yang baik untuk menghadapi ibuku mengapa dia berbohong padaku dan berpura-pura sedang sakit. Ibu mencoba untuk bicara denganku sesekali tapi aku hanya memberinya tanggapan dingin. Terkadang aku akan berbicara dengannya ketika Richie membuat tingkah lucu disekitar kami. Aku tidak ingin berargumen dengan ibu terutama saat adikku berada disekitar kami.
Setelah makan malam, aku melihat ibuku menangis lagi di kamarnya sambil memegang foto ayah. Aku tidak pernah mengerti mengapa ia masih benar-benar cinta dengan ayahku dan mengapa ia masih berharap ia akan kembali lagi.

Aku benci ayahku yang meninggalkan kami dan kalau aku adalah orang yang bertanggung jawab, aku tidak akan menerima uang untuk mempertahankan pendidikanku di sekolah saat ini. Ini alasan mengapa aku sangat tertarik untuk mendapatkan beasiswa di SCA, jadi aku tidak akan mendapatkan apapun darinya.








* * *


Di sekolah keesokan harinya, aku masih menghindari Joy. Kami memiliki dua kelas bersama-sama tapi aku tidak berbicara dengannya atau membuat kontak mata dengannya. Tapi di sudut mataku, aku tahu Joy ingin berbicara denganku dan beberapa bagian dari diriku juga ingin melakukan hal yang sama dengan sahabat baikku itu. Kenyataannya adalah, aku butuh seseorang untuk melampiaskan frustrasi dari ibuku dan biasanya aku melakukannya bersama Joy.

MACCHIATOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang