Perempuan baya yang masih tampak secantik terakhir kali Sena melihatnya itu pun ikut tersenyum. Dan, begitu yakin bahwa perempuan itu adalah benar sosok 'Mama' yang bertahun-tahun lalu tidak diketahui lagi kabarnya, Sena langsung bergerak mendekat. Memeluknya sebagai ungkapan rasa rindunya yang tiba-tiba membuncah.
"Aku sempat ragu kalau perempuan yang kutemui sekarang bukan kau. Setelah memastikan berkali-kali, baru aku tahu aku tidak salah." Perempuan itu menangkup hangat kedua pipi Sena hangat, kemudian memberinya kecupan di kedua pipinya bergantian.
Sena tertawa, hampir menitikan air mata. "Aku masih ingin memelukmu, tapi tidak bisa," ujarnya seraya mengusap punggung Jui yang masih bertengger di depan tubuhnya.
"Oh, My... putrimu?"
"M-hm... yah. Mama... apa kabar? Aku hampir tidak percaya kita bisa bertemu lagi."
"Aku pun." Angguk perempuan itu menyetujui. "Jika Cher tidak menarikku ke sini, mungkin kita juga tidak akan bertemu."
"Cher?"
"Iya. Cher. Dia memberitahuku, ada dua anak kecil yang saling berdebat di belakang mobil namun tidak bersama orang tuanya. Saat dia ingin membantu, anak-anak itu malah lari ketakutan. Bahkan katanya, si adik sampai menangis." Perempuan itu lantas menatap Jia dan Jinu yang masih lugu, dan bingung di belakang Sena—tepat di bawah pintu bagasi mobil yang masih terbuka.
Sena ikut menoleh ke arah Jia dan Jinu, sebelum kembali memandang sang lawan bicara. "Di mana Cher sekarang?"
Perempuan baya itu menunjuk pada satu arah, pada sesosok perempuan yang sedikit menyembunyikan tubuhnya di balik salah satu mobil. Sena mengulas senyum lebar, memanggil perempuan itu mendekat, yang dibalas perempuan muda itu dengan perlakuan serupa.
"Unnie..."
"Hai, Cher." Sena menarik napas dalam-dalam, menghalau panas yang perlahan kembali menjalar di kedua matanya.
"Jadi dua anak menggemaskan tadi adalah anak-anakmu?" Cher melepaskan pelukan ringannya seraya melirik pada dua anak kecil yang dari tadi masih berdiri bersisian.
"Yeap..." angguk Sena, dengan bibir tergigit. Berusaha agar tangis harunya tidak tumpah di sana.
"Tiga ya?"
Tawa Sena langsung meluncur. "Kau... baik?"
"Seperti yang kau lihat."
"Nara juga baik."
"Ahh... aku juga merindukan bocah itu!"
"Kalau rindu, kenapa tidak berusaha mencari tahu?" Sena menatap dua perempuan di depannya bergantian, lalu dengan bibir cemberut, dia berkata, "Nich pasti sudah memberitahu kalian, kalau kami sudah saling bertemu, kan?"
"Kami baru saja selesai berduka. Lagipula... dulu kan kami juga meninggalkanmu tiba-tiba. Rasanya masih tidak pantas saja kalau menemuimu langsung."
"Tapi Mama dan Cher ada di sini sekarang."
"Karena mungkin sudah waktunya?"
Jawaban Mama membuat Sena mendesah, meski pada akhirnya perempuan itu ikut tersenyum juga. "Jadi... apa Papa ditugaskan di sini lagi?"
"Ya."
"Sungguh?"
"M-hm..."
"Hahh... Kalian memang jahat sampai tidak mencariku."
Mama dan Cher sama-sama tertawa. Lalu, perhatian Mama kembali tertuju pada dua anak kecil yang masih anteng terdiam. "Kau tidak mau mengenalkan anak-anakmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
life after you | ✔️
General FictionStaring : Cho Kyuhyun x Lee Sena Dulu, mereka dikenal sebagai keluarga yang paling bahagia. Menyecap canda - tawa bersama, serta berbagi sedih ala kadarnya. Namun kala duka datang dan mengacaukan segala, bisakah mereka dan bahagia tetap ada? ❤ Bahas...