05 | Ajakan Istimewa

874 67 9
                                    

Instagram: iyepepratiwi

4:55 Wita

Kringgg!!!!

Alarm active

'Sholat Subuh!'

Mendengar alarm handphone yang sengaja ia setel semalam berbunyi, tanpa berleha-leha Biru langsung bangkit dari tidurnya segera mematikan alarm di handphone-nya
Kemudian ia beranjak ke kamar mandi.

Bangun pagi-pagi, mandi dan sholat Subuh. Itu sudah menjadi rutinitas Biru untuk menyambut hari-hari baru nya. Berdo'a dan berterima kasih kepada Allah atas kesuksesan nya karena beberapa karya tulis nya sudah di terbitkan oleh penerbit dan menjadi best seller dikalangan para pembaca.

Biru benar-benar masih tidak menyangka akan semua ini. Setelah selesai dengan kegiatan ibadahnya, Biru tersenyum sekilas. Tanpa Rindu ketahui sebenarnya awalnya Biru sama sekali tidak pernah kepikiran untuk menjadi seorang penulis. Semenjak kejadian itu, awal pertama kali ia bertemu dengan anak gadis yang ternyata satu angkatan dengannya dan murid baru juga sama sepertinya.

Saat itu, saat semua teman-teman baru nya melihat dirinya dengan tatapan bertanya-tanya karena melihat Biru diam saja tidak pernah berbicara dan membuat Biru tidak pernah bergabung dengan yang lain. Dengan tiba-tiba nya Rindu datang dan menanyakan siapa namanya. Itu membuat Biru sendiri tersenyum dalam hati dan membiarkan gigi putihnya terlihat didepan anak gadis tersebut. Hanya saja saat itu Biru tak menjawab pertanyaan dari Rindu, ia hanya menunjukkan nametag yang berada di almamater hitam yang ia kenakan.

Dan seiring berjalannya waktu. Ia sangat kagum dengan apa yang ada di dalam diri Rindu. Semua. Semuanya ia tuliskan di buku kecilnya kemudian ia pindahkan ke dalam laptop milik Abang nya. Semuanya ia ceritakan didalam laptop tersebut. Yang membuat Biru sangat kaget dan tentunya sangat malu. Abang nya mengetahui itu semua dan bahkan abangnya diam-diam telah menerbitkan semua yang ia sudah ketik di laptop tersebut.

"Buku karya lo," Biru melihat satu buku dengan judul Tentang Rindu yang disodorkan oleh Bang Romi.

"Ini buku karya lo. Ambil." Sekali lagi Biru masih tak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh pria yang empat tahun lebih tua darinya. Biru menerima buku tersebut, kemudian ia bingung dengan tulisan kecil yang ada dibawah buku tersebut. BiruDanRindu. Bukankah itu namanya dengan sosok gadis yang sudah dua bulan ini menjadi sahabatnya.

Biru membuka lembaran buku tersebut. Ia sangat malu dengan Abang nya. Sekarang ia paham. Ini adalah ketikan yang selama ini ia tulis di laptop abangnya. Bodoh seharusnya ia tidak memindahkan nya di laptop milik Abang nya.

"Dia harus tau ini semua ru. Lo cowok. Suka ya tinggal bilang. Jangan diem aja, nyesel loh nanti." Kata Romi.

Sejak saat itu lah kenapa ia bisa berpacaran dengan Rindu. Awalnya Biru takut kalau Rindu tidak suka dengannya. Tapi untung saja ada abangnya dan teman sebangkunya Iam. Lewat perantara mereka berdua lah Rindu mengetahui buku itu dan meminta Biru untuk segera menjadikan dirinya sebagai pacar. Lucu bukan Rindu ini.

Ting tong

Mendengar bel apartemen nya berbunyi, Biru tersadar dalam pikirannya. Segera ia turun kebawah.

"Eh gila, gue udah nyari pakaian yang sekiranya bikin gue terlihat ganteng tapi masih tetep aja kalah ganteng dari lo," kata Iam setelah melihat Biru.

"Gaya lo am." Balas Biru sedikit tidak percaya diri. "Yaudah ayo buru anter gue ke Gramedia,"

"Besok gue ikutan jadi penulis juga ah, kali aja gitu ketularan ganteng kayak lo."

Biru tak menjawab perkataan dari temannya ini. Ia memilih langsung masuk kedalam mobil sport milik Iam.

Biru Dan Rindu [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang