Jika dihitung, sudah seminggu ini Seokjin (lebih akrab dipanggil Jin) mengantar-jemput Jimin ke sekolah. Padahal, tak ada hubungan yang spesial diantara mereka. Hanya sebatas senior-junior yang selalu masuk sekolah yang sama sejak TK dan kebetulan rumah mereka hanya berjarak tiga blok sama.
Tapi tetap saja, hubungannya hanya sebatas itu. Kalau jumpa di koridor sekolah palingan hanya menyapa.
Dan bukankah mengantar jemput Jimin adalah tindakan yang... bisa dikatakan, tak berguna bagi Jin?
Meski begitu, untungnya Jin mau-mau saja. Lagian kalau ke sekolah memang harus melewati rumah Jimin dulu, dan ia selalu pulang tepat waktu, ia takpernah pergi kemana-mana sepulang sekolah.
Tapi itu dulu.
Tepatnya, semalam. Pasalnya, setelah resmi menjadi kekasih ketua OSIS tahun ini, Kim Namjoon. Cowok itu langsung mengajaknya untuk... kencan, karena hanya hari inilah Namjoon libur dari tugas OSIS-nya.
Jin gemas sendiri memikirkannya. Masa baru jadian semalam, langsung kencan? Diajak ke akuarium lagi!
That's why... Jin segera mendatangi kelas Jimin setelah pulang sekolah dan mengatakan "Aku mau kencan, bisa pulang sendiri, kan Jim?"
Ini dia. Jimin tentu tidak mau.
Karena ia takut. Semenjak seminggu yang lalu hingga sekarang ia takut dengan seseorang dari sekolah sebelah yang secara taksengaja punya urusan dengannya.
"Sekali ini lagi, Hyung.. nanti Jimin akan menyuruh Eomma yang mengantar"
Jin segera berpikir panjang. Jimin tentu saja akan jadi bualan karena diantar jemput oleh ibunya sendiri. Apalagi Jimin terlihat mudah untuk di-bully.
Tapi Jin tak mungkin melewatkan hari ini.
"Aku akan menyuruh temanku mengantarmu. Ia mungkin belum pulang"
"Makasih, Jin-hyung!"
■■■
'Tidak. Tidak!!!'
Jimin semakin memperlambat jalannya. Namun Jin terus menyuruhnya untuk berjalan cepat.
Masalah yang ia hindari seminggu ini, berdiri didepannya. Dengan kaus hitam lengan pendek dan celana khas sekolah yang bersebelahan dengan sekolahnya.
"Jin-hyung, itu temanmu yang kau maksud?" Tanya Jimin takut-takut lalu menunjuk cowok yang bersender di sebuah mobil hitam sambil menggulir layar ponselnya.
"Uum" ucap Jin seraya mengangguk.
Jimin takbisa mempercayainya. Jin itu cowok yang baik-baik dan ramah, tak mungkinkah berteman dengan satu anakpun dari SMA Yoonmin?
Hih, mendengar nama SMA Yoonmin saja banyak yang taksuka. Bahkan mengganggu di tengah-tengah masyarakat. Murid-murid yang bersekolah disana juga berandalan, suka merokok, tawuran, bolos, bahkan ada yang ikut penjualan narkoba dengan mafia besar. Sekolahnya saja tak terurus, fasilitas dan sarananya kurang, asupannya juga kurang *eh.
Oke, jangan salahkan Jimin. Jimin memang tak terlalu mempercayai kata-kata yang ia dengar dari teman sekelasnya bahkan sampai tetangganya, ia setidaknya mau berpikiran positif untuk semua hal. Ia takmau mengecap sesuatu hal yang buruk sebelum mengetahui apa itu. Tetapi Jimin sudah mengetahui betapa buruknya cowok dihadapannya sehingga ia takbisa melihat sisi positifnya lagi.
Akan kuberitahu alasannya.
*Flashback*
Park Jimin, murid tahun pertama yang lumayan terkenal dengan wajah tampan nan polosnya dan bakatnya dalam meliukkan badan dengan indah baru saja pulang dari sekolah. Ia terlihat lelah. Peluh mengalir dari pelipisnya dan membasahi kaus rumahan yang ia pakai hingga merembes ke seragam sekolahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yoonmin Oneshoots
Fanfictiona bunch of oneshoots to brighten your day. we need our daily dose of yoonmin😛 Top! Yoongi Bottom! Jimin (MOSTLY FLUFF) written in bahasa✨