Psycho-Min pt2 (end)

4K 391 15
                                    

Yoongi menyesap kopi didalam kamar apartemennya yang jauh dari kata rapi sambil melihat foto-foto Jimin yang ia tempel di dinding dekat ranjang. Ia mengingat kejadian tadi.

Jimin-nya terlihat manis seperti biasa, tapi terlihat lelah. Ada kantung mata yang hitam dibawah matanya yang bersinar itu.

Tentu saja Yoongi mengetahui alasannya. Yoongi bahkan mengetahuinya sejak hari pertama penampilan Jimin seperti itu.

Karena ayah Taehyung menyerahkan nyawanya ditangannya.

Yoongi juga tahu kalau Jimin tidak hadir sekolah selama empat hari hanya untuk menemani si berengsek Taehyung. Ia melihatnya di pemakaman atau di rumah Taehyung, ketika Taehyung menyandarkan kepalanya di bahu Jimin, memeluk pinggang rampingnya, lalu menangis seperti bayi.

Jimin-nya pasti kesusahan menjaga bayi besar seperti itu.

"Taehyung sialan, kau tidak boleh memaksa Jimin-ku untuk terus didekatmu. Ini saatnya kalian harus berpisah"

Satu sudut bibirnya tertarik membuat seringaian.

Semua sudah ia siapkan.

Hanya menunggu waktu mainnya.

***

Dan sesuai perkiraannya, ia berhasil.

Sebenarnya Yoongi lebih suka mengikuti mangsanya, membuat mereka ketakutan karena dikejar oleh orang perpakaian serba hitam yang tak dikenal. Sayangnya mangsanya saat ini ada dua orang, jadinya ia hanya menancapkan alat setrum listrik sehingga mereka segera pingsan.

Kini mereka bertiga di mobil sport hitam milik Yoongi yang dilajukan dengan kecepatan diatas rata-rata. Kerap Yoongi melihat kesampingnya, Jimin-nya tertidur dengan pulas. Yoongi mengelus pipi gembil itu sebelum kembali melihat ke jalan raya.

"Kau milikku, Park Jimin"

***

Kedua lelaki itu melenguh. Merasakan capek yang luar biasa didiri mereka.

"Kita dimana, Tae--Auch!"

Taehyung yang awalnya masih belum tersadar sempurna segera melihat kearah sampingnya, dimana Jimin meronta kesakitan.

"Tangan kita diikat. Sakit saat aku gerakkan tadi" jelas Jimin. Taehyung melihat kebelakang, menemukan tali besar menghambat pergerakan mereka. Tak hanya itu, kaki mereka juga diikat.

"Kita harus keluar da--"

Ucapan Taehyung terhenti.

Ia tersadar sesuatu.

"Well, like what you see, Kim?"

Dua lelaki itu segera menoleh kesumber suara. Mendapati Yoongi yang baru saja memasuki ruangan itu.

"Ini rumahku! Ini kamar Ayahku!"

Jimin terkejut mendengarnya. Ia segera menatap Taehyung yang mulai meneteskan air mata.

Jimin ingat sekali, Taehyung tidak berani memasuki tempat ini lagi semenjak hari itu.

"Ya, tempat aku membunuh Ayahmu. Kurasa tempat ini cocok sekali untuk menjadi ruangan tempat aku membunuhmu dan korban-korbanku selanjutnya. Ruang eksekusi, eh?"

Taehyung menggeram, namun air matanya semakin deras.

Jimin taksanggup melihatnya.

"Dan Jimin-ku, aku akan melepaskan ikatanmu. Kau pasti kesakitan. Maafkan aku"

Yoongi berusaha tersenyum semanis mungkin dihadapan Jimin, memberi aura lelaki yang baik hati dan ramah, bukan lelaki psikopat yang akan membunuh siapapun.

Yoonmin OneshootsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang