Fate pt3 (end)

3.2K 403 49
                                    

JUDULNYA AKU GANTI.
BECAUSE OF JIN---> FATE

Tak ada hal berarti sepanjang perjalanan mereka. Bedanya, Yoongi menyetel radio dan lagu milik All Time Low terputar. Jimin bukan penikmat lagu punk rock seperti ini, namun ia rasa Yoongi menyukainya karena cowok itu bergumam mengikuti suara vokalis.

"Kenapa?" Tiba-tiba saja Yoongi memiringkan tubuhnya dan menatap Jimin. Jimin tentu kaget, ia sedari tadi memperhatikan Yoongi yang bergumam sampai tak sadar kalau rambu lalu lintas berubah menjadi warna merah.

"A..apa?!"

Reaksimu berlebihan, Jiminie! Batin Jimin. Tak seharusnya ia membentak Yoongi dengan suara cemprengnya. Seharusnya ia membersihkan terlebih dahulu tenggorokannya sebelum berbicara agar suaranya menjadi lebih berat.

Suara Jimin membuat Yoongi terkekeh, yang berhasil mewarnai pipi Jimin dengan merah muda yang samar. "Kenapa malah membentakku?"

Jimin menggeleng.

"Mau permen?"

Cowok yang ditawari sebungkus permen memandang aneh permen itu, namun memilih mengangguk dan mengambilnya dari genggaman Yoongi. Ia memilih menyimpan permen itu pada saku celananya sebelum melirik ke jalanan dan mendapati kalau mobil didepannya mulai berjalan. "Sudah lampu hijau, Yoon"

"Bukankah sudah kubilang aku lebih tua? Panggil aku Hyung" ucap Yoongi, ia tak repot-repot untuk bertanya mengapa Jimin tidak segera memakan permennya. Jimin mengangguk pelan karena tak ada alasan untuk membantah. Sekarang fokusnya ada pada jalanan didepannya. Beberapa ratus meter lahi rumahnya akan terlihat. Artinya Jimin harus memikirkan cara sekarang, agar Yoongi tidak bisa memasuki rumahnya. Kalau tidak, Yoongi akan membantai satu keluarganya.

"Yoongi-hyung, aku lapar" ucap Jimin. Ini alasan yang bagus. Ia bisa menyusun rencana selama mereka makan nanti.

"Makan dirumahmu saja, Jiminie. Sebentar lagi sampai kok"

Jimin tak menjawab. Ia memikirkan hal lain.

Sampai mereka sampai didepan rumah Jimin.

"Ayo"

Jimin tak memikirkan hal lain,

"Hyung ganteng"

Jimin dan mulutnya.

Yoongi melirik Jimin yang baru saja memukul mulutnya dengan tangan kirinya. Hal itu terlihat imut.

"I know, but why suddenly?"

"Bi-bisa duduk sebentar, Hyung-nya Jiminie?"

Bukan hanya pipi Jimin yang memerah, namun Yoongi juga. Panggilan kepemilikan yang imut. Yoongi tak tahu sejak kapan ia selalu menyebut hal yang Jimin lakukan dengan imut.

"Kenapa?" tanya Yoongi, namun ia tetap menuruti Jimin, mematikan mesin mobilnya dan menunggu Jimin mengatakan sesuatu.

"Hyung-nya Jiminie, tolong jangan melakukan hal buruk pada keluargaku"

Dahi Yoongi mengernyit. Ia menatap aneh kepada Jimin yang menunduk dengan kedua tangan ditangkupkan didepannya, seperti memohon padanya.

"Lakukan apa?"

"Jangan bunuh aku dan orangtuaku"

Yoongi menatap Jimin geli, ia baru saja ingin menjawab kalau jendela mobil di kirinya tidak diketuk.

Ada ibu Jimin.

Jimin yang melihat ibunya segera menggelengkan kepalanya, menyuruhnya agar segera pergi.

Yoonmin OneshootsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang