Tiga

67.6K 4.5K 196
                                    


“Rumahnya sepi juga ya, bang.”

“Gue masih gak percaya lo Hera buntel gue.”

Hera terkekeh lalu menatap Jhope geli. Pria satu ini ternyata masih sekonyol dulu. Benar-benar tidak mengecewakan. “Kenapa lo ngeraguin gue?” Memilih untuk menanggapi Jhope sambil bersandar di sofa mungkin sangat menyenangkan.

“Kenapa lo bisa berubah se-drastis ini?” Mata Jhope memicing tajam. “Atau jangan-jangan lo Hera palsu kan?”

Tawa Hera seketika pecah hingga gadis itu meringkuk ditempatnya. Omongan abangnya satu ini benar-benar menggelitiknya tanpa ampun. Kenapa abangnya ini makin bodoh saja? Dia kan jadi kasihan.

“Gue Hera, bang.”

“Kenapa lo bisa sekurus ini? Lo sedot lemak kah?”

Hera mendelik kesal. “Gila lo. Gue gak nge-vermak badan gue sedikitpun ya. Emang guenya aja yang kurusan.”

Jhope masih tak nampak puas dengan jawaban adiknya itu. Pria itu ingin bertanya namun diurungkannya mengingat sesuatu yang lebih penting. “Oke gue bisa acting belagak lo beneran adek gue ko.” Pria itu melirik koper yang masih ada disebelahnya. “Lo jadinya sekolah ditempat yang sama kayak kita?”

Hera mengangguk puas. “Iya. Gue sengaja sebelumnya nanya sama Bang Suho.” Gadis itu merenggangkan badannya yang terasa pegal. “Kenapa? Lo keberatan?”

Jhope menggeleng. “B aja. Berarti lo bisa masuk sana make koneksi Bang Suho juga kah?”

Hera lagi-lagi mengangguk mantab. “Huum. Gue gak bisa ngandelin siapa-siapa disini karena gue bakalan tau reaction lo pada pas ngeliat gue berubah pasti kayak gini.” Gadis itu terkikik mengingat wajah para abangnya ketika terkejut. “Harusnya gue bikin channel youtube biar nanti ada konten reaction gokil lo pada tadi.”

Tangan Jhope bergerak menoyor kepala gadis yang asik terkekeh itu. Dalam hati dia sedikit bertanya-tanya. Apa yang membuat adik gembulnya jadi sekurus ini sekarang? Sedikit khawatir pasti nalurinya sebagai abang. Namun saat melihatnya tertawa seperti ini hatinya menghangat kembali seperti 6 tahun lalu.

“Lo sebelumnya tinggal dimana? Lo gak ngemis-ngemis orang buat numpangin lo kan?”

Kini giliran Hera yang bergerak menoyor kepala abangnya. “Sinting lo.” Gadis itu mengibaskan rambut panjangnya dengan tengil. “Mon maap nih. Saya kan rich tidak seperti anda-anda semua kaum misqueen.”

Jhope tergelak sembari menarik gadis itu dan mengelitiknya hingga membuat gadis itu bergerak jumpalitan menghindari serangannya.

“Bang, ampun ampun bwuahahahaha.”

Jhope tak mengindahkan perkataan gadis itu. Tangannya masih bergerak mengelitiki gadis itu hingga tawanya menggelegar memenuhi rumah yang biasanya hening itu.

“Wah wah, modus sekali anda Bang Jehop.”

Jhope melirik Tae dan Jeykey yang baru datang dengan keringat yang bercucuran. Tangannya mau tak mau berhenti mengusili adiknya.

“Abis ngapain lo berdua keringetan gitu?” Jhope mengerling usil. “Gak melakukan hal yang iya-iya kan lo?”

Jeykey menimpuk abangnya dengan handuk kecil yang melingkari lehernya. Pria itu duduk disebelah Hera yang masih sibuk mengatur napasnya. “Lo pikir gue demen batangan? Sinting emang lo bang.”

Tae mengangguk menyetujui ucapan Jeykey. Pria itu ikut bergerak duduk mengistirahat tubuhnya. “Lo pada ngobrolin apaan? Ampe maen kelitik-kelitikan gitu.”

Hera mendengus. “Gatau tuh bang Jehop gajelas.” Hera menatap kedua abangnya yang baru datang. “Ini pada kemana ya? Udah hampir malem belom pada balik juga.”

“Bang Jin sebentar lagi juga balik. Bang Rapmon palingan lagi dijalan. Bang Suga katanya ada jadwal manggung malem ini, jadi palingan dia baliknya besok.” Tae menjawab sambil mengelap keringatnya. “Dan Jimin palingan lagi ngapelin ceweknya.”

Hera mangangguk. “Bang Suga bukannya masih kuliah kan?”

“Iya. Dia nge-dj buat sampingan aja sekaligus hobby dia.”sahut Jeykey membuat Hera mengangguk mengerti.

Hera menguap membuat tiga abangnya itu langsung menatapnya. “Kenapa ngeliatin gue? Gak pernah liat cecan nguap emang?”

Tae mendengus lalu menoyor kepalanya yang paling pertama disusul Jeykey dan Jhope.

“Emang pada demen banget noyor gue ya?!”dumel Hera sebal.

“Tidur gidah lo, Ra.”suruh Jhope melihat adiknya sedikit kelelahan.

Hera menggeleng. “Tungguin yang lain pulang dulu lah. Gaenak gue tidur duluan gini.”

“Masih pada lama pulangnya.” Jeykey mendecak. “Lo keliatan capek. Jadi mending istirahat sanah.”

Gadis itu terdiam memikirkan sesuatu. “Emang pulangnya masih lama? Katanya Bang Jin sama Bang Rapmon dikit lagi pulang?”

“Yatapi pasti macet lah jalanan, bul.” Tae bergerak meraih koper adiknya itu. “Ayok ke kamar. Biar gue anterin sinih.”lanjut Tae sambil berlalu naik ke lantai atas, ke kamar Hera.

Hera menatap Jhole dan Jeykey yang juga memaksanya untuk tidur. Gadis itu akhirnya berdiri dengan tidak niatnya. “Yaudah gue tidur duluan.”

Bukannya pergi mengikuti Tae, gadis itu malah mendekati Jeykey dan Jhope. Dengan gerakan kilat, dia mengecup dua pipi abangnya itu lalu terkekeh dengan reaksi syok abangnya. “Good night, abangkuh.”

Lalu berlari mengejar Tae dengan langkah semangatnya. Meninggalkan kedua saudara yang mematung dengan ekspresi terkejut dan wajah memerah.

♡♡♡

-Tbc 🐯

Possessive Brother - BTS  [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang