Tujuh

53.6K 4.3K 508
                                    

🚫Lapak anti plagiator🚫

Hera dan Rapmon menatap fokus ponselnya. Jarinya bergerak dengan lincahnya. Mereka tak sedikitpun mengalihkan perhatiannya dari cacing-cacing yang kini menjadi candu mereka. Sesekali Hera dan Rapmon mengumpat ketika cacing yang mereka rawat sampai besar mendadak mati ketika tak sengaja menabrak orang.

Kedua adik abang itu nampak nyaman rebahan di sofa. Mereka selalu berteriak ketika kalah, dan itu membuat Jin, Tae, dan Suga yang ada disana mendesis terganggu. Jin yang sedang mengontrol pendapatan cafenya lewat laptop hanya menipiskan bibir saat dua manusia itu nampak senang disana. Tae yang sedang berselancar dimedia sosialnya hanya melirik kelakuan abang dan adiknya itu sesekali. Dan Suga yang fokus dengan ponselnya mencoba bersabar mendapati dua anak itu terus cekikikan mengganggunya.

“Bwuahaha, cacingku sudah besar, bang.”ujar Hera sembari cekikikan senang.

“Helah. Rank berapa emang lo? Gue udah lima besar nih. Otw jadi pertama.”balas Rapmon sambil terus fokus ke ponselnya.

Mereka sibuk dengan cacingnya sendiri sebelum teriakan membahana Rapmon membuat Hera, Jin, Tae, dan Suga terkejut ditempat. Hera yang terkejut tak sengaja membuat cacingnya pun mati. Kini giliran Hera yang teriak frustasi.

Lagi-lagi Jin, Tae dan Suga hanya mengelus dada mendengar dua manusia itu saling mengumpat satu sama lain.

“Pea banget lu bang. Jangan tereak mendadak apa. Cacing gue kan ikutan mati.”ujar Hera kesal sembari memukul Rapmon.

“Punya gue juga mati ya.”ujar Rapmon sambil menghindari pukulan adiknya. “Lagipula emang lo masih noob gausah sok-sokan maen ginian.”

Hera mendecih. Gadis itu baru saja ingin meraih ponselnya kembali sebelum suara dingin Suga mengintrupsinya.

“Uninstall game lo berdua.”suruhnya membuat Hera dan Rapmon kompak memegang ponselnya kuat-kuat.

“Gak ah. Seru tau bang.”tolak Hera mentah-mentah yang disetujui oleh Rapmon.

“Sumpah melatih kesabaran dan ketangkasan banget bang maen ginian.”elak Rapmon sok-sokan bermanfaat.

Suga menaruh ponsel yang sedaei tadi dipegangnya. “Lo main. Tapi jangan bersuara.”titahnya yang langsung diangguki oleh dua manusia itu.

Mereka berdua langsung diam kembali dalam hitungan detik. Jin yang memperhatikan itu hanya menggeleng pusing. Sejak kehadiran Hera, rumah yang biasanya sepi kini jadi ramai. Ada aja kelakuan gadis itu yang membuat para abangnya pusing menghadapinya. Namun yang Jin syukuri itu adalah kebersamaan yang dulu tenggelam oleh waktu seolah kembali lagi. Tak ada lagi dari mereka yang tinggak di apartement. Semua memilih pulang untuk melakukan hal bersama Hera.

“Goblok banget emang nih cacing dajjal.”umpat Hera sembari melempar ponselnya ke sofa. Gadis itu mendesis kesal lalu mendekati Rapmon yang masih anteng ditempatnya.

“Ngapain lo?”tanya Rapmon was-was saat Hera mendekat.

“Liat doang helah.”jawabnya lalu memperhatikan Rapmon yang nampak lincah menggerakkan cacingnya.

Gadis itu nampak diam anteng memperhatikan pergerakan tangan Rapmon yang seolah terlatih. Lima menit gadis itu mengagumi Rapmon. Detik selanjutnya seringaian tercetak jelas di bibirnya saat mendapati score Rapmon mendekati dua juta.

Jiwa dengki Hera seketika berkobar. Dia saja mentok-mentok score mencapai lima ratus. Dan itu juga baru pertama kalinya dia sampai segitu banyaknya. Gadis itu memencet layar ponsel Rapmon membuat cacingnya seketika hilang arah dan menabrak yang lain. Rapmon terddiam sebentar sebelum pria itu menarik cepat lengan Hera yang nampak ingin kabur. Tangannya bergerak mengelitiki Hera sembari berteriak.

Possessive Brother - BTS  [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang