Tigabelas

45.5K 3.7K 175
                                    

🚫Plagiator Minggir🚫

Hera menatap bingung Jhope, Jimin, Tae dan Jeykey yang sudah nangkring dikelasnya. Bahkan sebelum bel istirahat berbunyi.

Lihatlah empat pria yang kini sedang mengelilinginya tak memedulikan tatapan penasaran teman sekelasnya. Untung saja saat ini guru yang seharusnya mengajar disini tidak bisa hadir entah karena apa.

“Lo pada ngapain sih disini.”tanya Hera kesal.

Empat pria itu hanya terdiam sibuk memainkan ponsel tanpa menjawab pertanyaannya.

“Bang. Kalo lo pengen ke kantin, sekarang masih jam setengah sembilan.”ujar Hera yang lagi-lagi terkacangi oleh abangnya.

Gadis itu kesal bukan main. Dari pagi dia bangun tidur, para abang benar-benar berlaku aneh. Bukan hanya empat pria ini saja. Tiga pria tertua pun melakukan hal yang tak kalah anehnya. Dan benar-benar keajaiban dunia melihat Suga pagi itu ada di meja makan walaupun tidak ada jadwal kuliah.

“Bang. Pergi sana ah. Entar nama gue jadi gosip lagi.”usir Hera pada abangnya itu.

Tae akhirnya melepaskan ponsel dari genggamannya. “Kita pengen ngajakin lo makan bareng dikantin.”

“Jam setengah sembilan?”

“Nanti istirahat lah. Ketauan BK aja lu.”sahut Jimin disela-sela kesibukannya bermain ponsel itu.

Hera baru saja ingin menjawab ucapan Jimin ketika beberapa Anggota OSIS masuk kekelasnya. Hera melirik para abang yang ternyata masih saja acuh duduk dikursi temannya, hingga temannya yang jadi korban hanya bisa berdiri canggung ketika OSIS menatapnya bingung.

“Kenapa lo ada disini Tae, Jim?”

Hera tidak tahu apa yang terjadi ketika empat abangnya itu langsung duduk tegap dengan memandang ketos itu tajam penuh permusuhan.

“Urusan lo?”sahut Tae dingin membuat Sehun pun menatapnya tajam.

Tak sengaja tatapan Sehun beradu dengan Hera. Pria itu tersenyum terang-terangan kearahnya didepan semua orang yang melihatnya. Hera baru saja ingin membalas ketika tangan Jeykey disebelahnya menggenggam tangannya dibawah meja.

Gadis itu langsung menoleh pada Jeykey tanpa memedulikan Sehun yang langsung masam dan para abang yang tersenyum puas.

“Lo tau ini bukan kelas lo bukan?” Ah, rupanya Sehun masih tak mau mengalah.

“Kenapa lo gak langsung ngomong aja apa tujuan lo kesini bawa antek-antek tanpa meduliin kita?” Jhope yang sedari tadi diam akhirnya berbicara. Sebagian orang bergidik ngeri mendengar cara bicara Jhope yang sangat jauh dari image ramahnya.

Sehun terdiam. Ternyata ada Jhope juga yang notabene kakak kelasnya. Merasa tak enak, akhirnya pria itu lanjut membicarakan kedatangannya terkait dengan keanggotaan OSIS yang butuh beberapa anggota lainnya.

Disana terlihat empat pria itu tersenyum puas melihat kekalahan Sehun. Jeykey meninju pelan bahu Jhope. “Acting lo bagus banget bang. Proud of you.”

Jhope terkekeh bangga sembari menyisir rambutnya dengan jari. “Duh, apa gue ganti haluan jadi actor aja ya?”

Hera terkekeh lalu menoyor kepala abangnya itu. “Geblek.”

Dan lanjutlah acara penistaan Jhope oleh mereka semua bersamaan dengan Sehun yang sudah mengakhiri omongannya.

“Jadi, ada yang mau mendaftarkan diri jadi anggota OSIS?”

Hening. Hanya beberapa perempuan yang kesemsem dengan Sehun yang mengajukan dirinya.

“Hera.” Empat pria itu langsung menyalakan alarm bahayanya. “Lo gak mau ikut mendaftarkan diri?”

Hera terdiam. Gadis itu melirik para abang yang sudah mengetatkan rahangnya menahan amarah. “Enggak deh, thanks.”

“Kalo ikut OSIS nama lo bisa terpandang loh.”

Hera mendelik tak suka mendengar ucapan Sehun satu itu. “Enggak deh. Gue bukan people yang haus popularitas.”sahutnya tajam membuat Sehun diam tak berkutik.

Suasana sempat mencekam sesaat sebelum Sehun dan antek-anteknya pamit setelah mengucapkan beberapa kata untuk para pengaju diri tadi.

Gadis yang masih menatap tajam pintu tempat Sehun keluar, menoleh ketika Jeykey mengelus tangan yang digenggamnya.

“Kantin kuy.”ajaknya pada Hera dengan senyum kelinci meenggemaskan miliknya.

Tanpa memedulikan jawaban Hera dan tatapan temannya, empat pria itu langsung saja menariknya. Hera yang sudah malas hanya menurut ketika para abang menyeretnya paksa.

“Masih jam setengah sepuluh bang.”ujar Hera malas ketika tubuh besar Jeykey dan Jimin mengapitnya.

Tae dan Jhope didepan memimpin jalan. Mereka masih asik berjalan sebelum Tae dan Jhope berhenti mendadak. Akibatnya dahi Hera lah yang kena.

“Kenap—Eh eh, kenapa puter balik?” Hera hampir saja memekik saat Tae dan Jhope mendadak putar balik dan tubuhnya didorong paksa oleh dua pria itu.

Dia dapat melirik empat abangnya yang sedang berbisik mengenai sesuatu. Sedangkan dia masih dipaksa untuk berjalan kedepan tanpa diizinkan untuk menoleh kebelakang sedikitpun. Tidak tahu aja dia kalau penyebab abangnya itu muter balik karena ada Sehun didepan sana. Dan para abang tentunya tidak mau berpapasan dengan pria itu.

Tentu saja mereka ingin mengacaukan rencana makan bareng dengan Sehun dikantin. Maakanya para abang kini membuntuti Hera seharian agar si bihun-bihun itu tidak menyalip mengambil setiap kesempatan daam kesempitan.

-Tbc 🌷

Dont forget VOMMENT 🐾

Possessive Brother - BTS  [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang