Enam tahun kemudian...
Wanita itu tersenyum penuh arti melihat dua bocah beda gender yang duduk berdua sembari Berkutat dengan mainannya masing-masing. Axel Park dan Alice Park adalah nama yang sempat wanita itu dan suaminya berikan. Mereka tidak hanya bermain, namun sesekali adu mulut dan bertengkar. Bocah perempuan duduk di atas mobil-mobilan berwarna pink sembari fokus menulis deretan angka-angka rumit, sedangkan bocah lelaki yang membaca buku 'mekanisme perkakas sederhana' sambil melayang-layangkan pesawat terbang mainannya. Mereka terlalu cerdas jika dibandingkan dengan anak seusianya.
Dia duduk di kursi taman belakang rumah menemani mereka si buah hati. Kegiatan yang memang setiap hari ia lakukan, bahkan tidak jarang dia dan suaminya ikut bermain dengan bocah-bocah itu hingga matahari Kembali ke peraduan. Tapi itu sudah dua Minggu yang lalu. Mengingat sejak saat itu ia harus mengasuh dua anak kembarnya sendirian, yang belakangan ini sering ditemani mertuanya.
Ia menghela nafas. Kerinduan benar-benar bergejolak. Sudah dua Minggu ia tidak melihat wajah sang suami. Dikarenakan proyek mendesak di luar negri yang memaksa mereka berpisah sementara waktu.
Wanita itu terkejut ketika merasakan sepasang tangan kekar yang melingkar di bagian bahunya. Ia tahu betul siapa pemilik lengan itu. Membuatnya tersenyum ketika kehangatan yang berhari-hari ia rindukan kambali ia rasakan.
Chupp...
Terlebih ketika bibir itu mendarat di bagian pipinya. Tangannya pun tergerak meraih lengan itu dan menggenggamnya.
"Sedang apa?"
Wanita itu menunduk memperhatikan lengan yang merengkuh bahunya.
"Sedang memikirkan mu.""Kau rindu?"
"Iya aku rindu." Jawabnya sembari menoleh ke sisi belakang, tepat kala matanya bertemu pandang dengan sang suami.
Lelaki itu tersenyum begitu manis. Lalu melepas rengkuhannya dan duduk di samping istrinya.
"Kenapa tidak bilang kalau kau pulang hari ini, Jim?" Tanya Rosè."Ini kan kejutan." Jawabnya membelai puncak kepala Rose. Membuat Rose kembali tersenyum ketika pandangan mereka saling terkunci. Pasalnya tak ada yang bisa menggambarkan kerinduan yang mereka tanggung.
"APPA!!!"
Jimin dan Rose menoleh pada kedua anak kembar mereka yang berlarian menuju tempat mereka duduk. Dan seketika kedua bocah itu langsung menghantam tubuh Jimin dengan pelukan. Membuat Rose terkekeh geli.
"Hey... Appa rindu sekali dengan kalian," ujar Jimin memeluk putra dan putrinya penuh sayang.
"Alice juga..."
"Axel juga..."Setelah beberapa saat pelukan itu terlepas. Lalu mereka sedikit berbincang dan tertawa. Serta saling mengecup dan saling membelai. Terlalu romantis jika dilihat dari sudut pandang ayah dan anak. Beginilah Jimin jika sudah bersama si buah hati. Seakan lupa dengan Rose, membuat wanita itu sesekali cemburu.
"Kalian tidak kembali bermain?" Tanya Rosè pada kedua bocah yang berada di pangkuan Jimin.
"Ayo Alice, kita main lagi."
"Ayukk..."
Jimin kembali menatap Rose setelah kedua bocah itu menjauh.
"Cemburu ya?"Rose menoleh dan mengangkat kedua alisnya.
"Tidak," tandasnya. Lalu berdiri dan berjalan menjauh dari Jimin.Namun baru beberapa langkah. Pergerakan nya terhenti akibat Jimin yang menahan kedua sisi pinggangnya dari belakang.
"Mau kemana?" Tanya Jimin."Mau melihat mereka." Jawab Rose menoleh pada Jimin hingga membuat hidung mereka bersentuhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Failed to Forget You
FanfictionJIROSE AREA 🔞 COMPLETED (Follow dulu sebelum baca) Sequel from 'One name In my tears' Baca dulu 'One Name In My Tears' ♡♡♡ Park Jimin. Kini pemuda itu kembali hadir di hidup Rosè. Setelah 10 tahun lamanya ia menghilang tanpa berita. Menggantungkan...