2

1.3K 101 7
                                    

2

Terlalu banyak kenangan manis yang ia lalui dengan kekasih hatinya yang telah tiada, Karina Cloudy. Sejak gempa bumi sialan itu, Jaevano seperti orang yang berbeda. Ia kerap menyendiri, lebih irit bicara, tidak pernah lagi bertegur sapa dengan teman-teman kuliahnya, selalu berusaha menanamkan pada dirinya bahwa Karina masih hidup. Gadis itu hanya tertidur di suatu tempat dan akan mengunjunginya suatu saat.

Siapa sangka, semua usahanya berbulan-bulan ini harus berhenti di sini.

"Oh Tuhan!" Wajah Katherine nampak sangat terkejut ketika sepupu lelaki sahabatnya tiba-tiba datang menghambur untuk memeluk dirinya.

Nina berseru, "Jaevano! Apa-apaan kamu! Lepaskan sahabatku!"

Jaevano telah menangis di pundak gadis yang ia kira kekasih hatinya. Ia terisak.

Katherine tentu merasakan tangis Jaevano, ia lalu menenangkan Nina dengan berkata, "Nina, hentikan. A-aku rasa, biarkan dia seperti ini."

Katherine benar, Jaevano terus memeluknya dan menganggap dirinya sebagai Karina—kekasih hati yang hilang untuk selamanya.

***

Semester baru telah membuat halaman utama gerbang Universitas Pandawa terbuka lebar dan ramai oleh hiruk-pikuk mahasiswa dan mahasiswi yang berlomba-lomba masuk. Jaevano Lentino tak pernah suka keramaian seperti ini. Membuatnya takut, dan entah mengapa, membuat rasa kesepian itu hadir.

"Jae!" Argh! Itu suara Mark Chello. Jaevano ingin melarikan diri dari sahabat kembarannya yang terlalu banyak omong dan ketika tertawa membuat kedua telinganya berdenging. Anak laki-laki itu datang dengan senyum sumringah, "Kau akan masuk kelas 'kan?"

"Tidak," jawab Jaevano.

"Eh?"

Jaevano terkekeh, "Kau bodoh, Mark. Tentu saja aku akan datang ke kelas."

Mark memukul kepala belakang Jaevano. "Sial! Kau lebih menyebalkan dari Ary. Oh omong-omong, bagaimana kabarnya? Terakhir aku mendengar dari Isaiah bahwa ia masih beradaptasi dengan cuaca dan harga barang-barang yang sangat mahal di sana."

Keduanya berjalan beriringan. "Ya, seperti itu. Kau tidak perlu mengkhawatirkannya. Dia akan baik-baik saja. Kalaupun Ary mati, dia akan datang ke Pandawa untuk menemui Snow terlebih dahulu."

"Aha, bisa saja! Oh ya, Gabriel dan Helios memintaku untuk menyampaikan pesan padamu. Mereka bilang, kau harus datang di acara perekrutan anggota baru komunitas."

Jaevano mendengus, "Aku sudah keluar dari Maerda."

"Siapa bilang aku mengijinkannya?"

"Mark!"

"What?" tantangnya.

"Kamu mau mati dengan tanganku atau kakiku?"

Maerda adalah salah satu komunitas yang didirikan oleh beberapa mahasiswa Pandawa yang menggemari sastra khususnya di bidang jurnalistik (Penulisan surat kabar). Komunitas ini tidaklah begitu terkenal seperti komunitas Resimen Mahasiswa atau organisasi lain di bidang hukum dan sastra. Program kerjanya lebih sering mendiskusikan novel klasik, mewawancarai mahasiswa pemenang suatu lomba, kegiatan kampus, dan sesekali meliput demonstrasi di pusat Kota. Mungkin kegiatan membosankan itu yang membuat komunitas ini sepi peminat. Tahun ini, tercatat hanya ada sepuluh anggota.

Mereka adalah Jaenuary Lentino, Mark Chello, Helios Romanov, Gabriel Wang dari jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, lalu ada Jaevano Lentino, Cakrawala Corrado, Panji Julian, Mire Yerima, Lia Isabel, dan Ruby Jinnie dari jurusan Hukum. Semenjak kehilangan Karina, Jaevano ingin berhenti dari semua kegiatan di luar kelasnya. Namun, Mark sepertinya tidak akan membiarkan ia keluar begitu saja.

Finding You | Jeno X KarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang