7

569 63 0
                                    

7

Katherine tidak bisa bernapas malam ini.

Ia dan Nina bersiap-siap sejak pukul enam sore. Mereka mengenakan pakaian terbaik yang mereka punya, lalu memanggil salah satu taksi, menaikinya hingga sampai di persimpangan jalan dan memencet bel rumah minimalis milik keluarga Lentino. Mereka disambut dengan ramah oleh Tante Yuna dan Om Samuel. Keduanya duduk bersampingan dengan Snow dan Isaiah. Tante Yuna membuatkan mereka salad, sandwich ham dan keju, roti bakar, jus lemon, pasta, dan makanan-makanan Italia. Semuanya terasa begitu sempurna malam itu.

Malam harinya, Tante Yuna membiarkan mereka bermain-main di ruang tengah dan kamar Jaenuary. Omong-omong soal Jaevano, anak laki-laki itu sengaja melewatkan makan malam bersama dan memilih untuk pergi bersama Helios dan Ruby. Memang dasar!

Setelah makan malam, Nina mengajak mereka bertiga untuk masuk ke kamar sepupu laki-lakinya, merecoki segala hal yang bisa membuat si pemilik kamar kesal.

Semenjak satu bulan yang lalu, ketika pertama kali bertemu dengan anak laki-laki bernama Jaevano, Katherine tahu bahwa ada sebuah rahasia yang belum terungkap di sini. Jaevano tiba-tiba memeluknya dan ketika di dalam kelas, anak laki-laki itu seperti tidak pernah peduli dengan mata kuliahnya karena hanya fokus memandangi dirinya. Awalnya, Katherine merasa risih, tetapi lambat laun, Jaevano mulai membuka diri dengan menceritakan banyak hal tentang dirinya.

Ketika di kantin, Jaevano sering membelikannya minuman soda atau salad. Ketika berkumpul bersama komunitas Maerda, mereka selalu duduk bersebelahan, mengerjakan tugas bersama, makan siang bersama, bahkan pulang bersama. Jaevano seperti malaikat yang selalu hadir dan datang membantunya. Di lain waktu, anak laki-laki itu akan membukakan sepatu Katherine, mengikatkan tali sepatunya, membawakan tasnya, menjemputnya, bahkan melindunginya dari terik matahari. Pernah suatu hari, Katherine datang ke kampus dengan mengenakan rok pendek dan Jaevano sangat kesal karenanya. Ia terpaksa membeli jaket baru untuk menutupi kaki jenjang gadis itu. Semua perlakuan Jaevano membuat Katherine merasa spesial.

Siapa pula yang tidak akan merasa demikian jika diperlakukan layaknya ratu?

Namun ternyata, perhatian dari Jaevano Lentino jauh dari apa yang Katherine perkirakan.

Ia meraih foto itu, "Ini siapa, Snow? Kenapa ada foto diriku di sini?"

Snow melirik dan betapa terkejutnya gadis itu. Sebuah foto yang diletakkan di dalam figura berwarna abu-abu, menampilkan sosok seorang gadis cantik dengan seragam SMA Pandawa. Snow tidak bisa menjawab karena ia juga terkejut melihat Jaevano masih menyimpan foto itu—sahabatnya.

"Snow?" Katherine membuka suara karena Snow tidak menjawab. "Isaiah? Nina? Ini siapa? Aku tidak pernah memberikan fotoku pada Jaevano. Dan aku merasa tidak bersekolah di SMA Pandawa."

"Kath..." Nina tercekat.

"Snow? Aku harap kamu menjawab pertanyaanku dengan jujur."

Snow tidak bisa lagi mengelak. Ia mendesah pelan, "Itu bukan foto dirimu. D-dia, sahabatku, namanya Karina. Dan Karina adalah kekasih Jaevano."

Ternyata...

***

"Sekarang katakan padaku, apakah kau sedang mengincar Katherine?"

Kamar Helios terletak di lantai dua rumah kecilnya yang didominasi oleh warna cat putih. Ia tengah memetik senar gitar ketika tiba-tiba Jaevano muncul di depan pintu dan mengatakan akan bermalam di rumahnya.

Jaevano mendengus, "Kau ini sebenarnya mau mengatakan apa? Tentang Katherine? Dia hanya teman."

Helios tersenyum mengejek, "Mire mengatakan padaku bahwa kamu sering menatapnya, membantunya, memberikan perhatian lebih pada gadis itu. Kau menyukainya, 'kan?"

Finding You | Jeno X KarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang