10
Jaevano duduk di kamar Helios dengan sebatang rokok.
Ketika Helios memasuki kamarnya, asap sudah bergerumul di langit-langit kamar. Segera, ia memperlihatkan senyum smirk andalannya. "Kenapa kau kembali merokok? Bukankah kau sudah berhenti sejak berpacaran dengan Karina?"
Ia yang disindir hanya diam di balkon dan terus sibuk melihat pemandangan malam.
Helios datang membawakan nasi goreng, beberapa minuman, dan makanan ringan. "Makan, Jaeno. Hari ini pasti sangat melelahkan untukmu. Kau baru saja selamat dari marabahaya."
Jaevano mematikan rokoknya. Ia menghampiri Helios dan mendorong tubuh temannya dengan keras. "Kau terlalu banyak omong!"
"Kau kesal karena omonganku selalu benar!"
"Tidak juga."
"Akui saja, Jaeno. Hampir seluruh teman kita tahu kau sedang jatuh cinta."
Pembicaraan ini lagi. Jaevano sudah muak setiap kali ia berada di samping Helios, anak laki-laki itu terus membawa topik ini. "Helios, aku selalu heran, kenapa kau begitu blak-blakan? Tidakkah kau mau berpikir terlebih dahulu sebelum berucap?"
Helios tengah membuka karet bungkusan dari nasi gorengnya dan segera menyantap makanan itu. Membuat mulutnya begitu penuh, "Karena aku punya mulut, Jaeno. Aku bisa mengucapkan apa saja yang ada di pikiranku. Siapa pun yang melihat kau dan Kath berjalan beriringan pasti tahu ada sesuatu di antara kalian."
"Dan apa itu?"
"Cinta. Kalian sedang jatuh cinta."
"There's no way!"
Si pemilik rumah tertawa. "Kau kesal karena aku benar. Tentu saja."
"Sungguh," Jaevano mengambil botol minum dan melemparkannya pada temannya. "Tidak ada apa pun yang terjadi padaku dan Katherine. Bahkan di penginapan mereka. Aku hanya duduk di kamarnya, Helios. Kami tidak melakukan apa-apa, dan hubungan kita hanya sebatas teman. Katherine tidak mungkin menyukaiku. Aku juga demikian. Aku masih mencintai Karina."
Makanan di hadapan mereka tidak menarik lagi saat ini. "Kau selalu membawa Karina di setiap percakapan kita. Jaeno. Kau harus sadar, Karina sudah tiada, dia sudah tenang menjadi bidadari surga. Move on adalah jawaban atas semua kemurunganmu."
Jaevano menunduk, "Aku tidak bisa. Karina selalu muncul di pikiranku, bahkan hingga akhir-akhir ini."
"Yang muncul di pikiranmu bukan Karina, tapi Katherine."
"Bukan dia."
"Mereka punya wajah yang sama. Katherine hadir di hadapanmu selama hampir dua bulan dan dialah yang mengisi kepalamu akhir-akhir ini. Sudahlah, aku lelah selalu berdebat denganmu. Pada intinya, aku ingin mengatakan bahwa, kalau kau mencintai Karina, aku mengerti. Aku selalu mendukung dan memberikan saran. Tapi sekarang, kau harus lihat ke sekelilingmu. Hidup harus terus berjalan, Jaeno. Kau tidak bisa terus terperangkap pada bayang-bayang Karina.
"Kau tahu, Jaeno, dari tatapan Katherine padamu, aku bisa melihat ada rasa tersembunyi di sana. Kau selalu memandanginya, membantunya, bahkan memberikan perhatian lebih layaknya kekasih padanya. Dia hanyalah seorang gadis cantik yang bisa terbawa perasaan atas perlakuanmu. Akan aku katakan saranku untukmu. Kalau kamu belum bisa melupakan Karina, maka jangan berikan harapan apa pun pada Katherine. Namun, jika kau benar sudah siap melupakan, maka segera bertindak karena Katherine mungkin bingung dengan sikapmu padanya. Cinta tak bisa selamanya tumbuh. Harus diperjuangkan, Jaeno."
***
Entah apa yang ada di pikiran Jaevano malam itu ketika ia tiba-tiba muncul di penginapan kedua gadis itu. Katherine terperangah, "Menemanimu ke mana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Finding You | Jeno X Karina
Fanfiction[THE DREAM SERIES 2 - COMPLETED] Jaevano Lentino kehilangan kekasih hatinya. Suatu hari, ia bertemu dengan Katherine Kharsa. Wajah gadis itu sangat mirip dengan kekasihnya yang telah tiada. Pertemuan mereka menuntun pada kisah cinta yang tak biasa...