Prolog

968 91 8
                                    

Hari ini adalah hari yang mendebarkan bagi Yujin. Bagaimana tidak, ini adalah hari pertamanya masuk ke SMA, yang katanya dimasa SMA ini lah kalian bisa merasakan indahnya jatuh cinta. Bisa menemukan badboy keren ala novel. Dan bisa menemukan yang katanya teman sejati.

Kini Yujin telah melangkah kakinya menuju halaman sekolah barunya ini. Beruntung rasanya bisa masuk SMA ini --- begitu kata orang-orang. Sejak Yujin memasuki SMA ini mulai terasa apa yang orang-orang katakan. Iya, benar memang merasa beruntung karena baru masuk saja perempuan itu telah di tolong oleh kakak kelas tampan dan tinggi.

"Ah, maafin aku Kak, nggak sengaja." Ucap Yujin kemudian membungkukkan badannya. Kakak kelas tampan itu jalan melewati Yujin yang masih saja membungkukkan badannya.

"Iya-iya, beruntung banget ditolongin." Yujin berujar sambil memegangi dadanya yang berdetak tak karuan.

Sebelum meminta maaf...

"Duh, dimana sih kelasnya? Sekolah segede gini masa nggak ada di kasi petunjuk arahnya." Yujin bermonolog sambil celingak-celinguk mencari kelasnya. Dan saat ia tidak memperhatikan jalannya perempuan itu tidak sengaja bersenggolan dengan kakak kelas tampan di hadapannya.

Kakak kelas tampan itu membalikkan badannya melihat orang yang bersenggolan dengannya, karena smartphone miliknya ditarik oleh perempuan itu. Yujin sudah hampir jatuh, karena mereka bersenggolan di ujung tangga. Dengan segera kakak kelas tampan itu menarik Yujin beserta smartphone miliknya.

Karena Yujin merasa sangat takut tergelincir dari tangga, ia menarik jas seragam milik kakak kelas itu. Karena terkejut kakak kelas itu malah memalingkan wajahnya ke Yujin. Dan tidak disengaja bibirnya mengecup pipi berlesung pipi Yujin.




"OKE, UNTUK KALIAN YANG MASIH BINGUNG SAMA SISTEM PENERIMAAN SISWA BARU BOLEH ANGKAT TANGANNYA." Panitia penerimaan siswa baru di SMA Hogwarts menanyakan kepada siswa-siswi angkatan baru.

Serempak mereka menjawab tidak, karena bingung juga ingin menanyakan apa, kan kalau salah nanya malu.

"Nanti kalian masuk ke kelas yang tadi ya, ini masih kelas sementara. Kalian harus mempersiapkan diri kalian untuk tes, 2 hari lagi."

"Yujin?!" Seorang perempuan yang sama tingginya dengan Yujin tiba-tiba saja memanggil namanya. Yujin menyipitkan matanya meneliti siapa yang memanggilnya. Tak lama kemudian ia membulatkan matanya kaget.

"Yuna?!" Panggil Yujin tak kalah hebohnya. Yuna segera menghampiri Yujin dan berdiri disebelahnya.

"Ih, kok gue nggak tau ya Lo masuk sini juga? Rumah kita beda tipis doang, kok pas berangkat nggak ketemu?" Yuna menanyakan kepada Yujin sambil berjalan beriringan menuju kelas mereka.

"Yeee, mana tau gue kirain Lo bakalan masuk sekolah khusus perempuan, tau-tau nya masuk sini juga. Lagian nih ya tadi gue datang aja udah dikit lagi telat." Yujin merangkul perempuan itu hingga kelas dan duduk bersebelahan.

"Gak nyangka, gue kira kita nggak bakalan pernah satu sekolah."

"Oh iya Na, gue mau cerita. Tapi plis jangan cerita ke siapapun, gue aja malu." Yujin kemudian menceritakan hal memalukan yang terjadi kepadanya pagi tadi.

"Oh MY good..." Yuna sebisa mungkin menjaga suaranya agar tetap rendah.

"Terus kok lo yakin dia kakak kelas? Kan lo baru masuk juga."

"Soalnya dia make kartu tanda pengenal panitia, untung aja belum di kalungin tandanya. Coba aja kalau udah, beuuh udah gue tarik kali." Yuna membulatkan matanya kaget.

Tiba-tiba saja segerombolan panita mendatangi kelas mereka, dan suasana kelas menjadi hening. Yujin dan Yuna pun menghentikan kegiatan mereka dan mencoba duduk dengan tenang.

"Baiklah, kami dari panitia OSIS ingin memberitahukan kepada kalian, bahwa akan ada.........." Salah seorang dari pihak panitia menyampaikan tugasnya masing-masing, dan bermaksud untuk memberitahu bahwa siswa angkatan baru harus menerapkan perilaku yang sesuai dengan ajaran sekolah dan lain sebagainya.

Tak lama kemudian seseorang mengetuk pintu dan masuk begitu saja dan berjalan ke pojok belakang kelas melewati bangku Yujin dan Yuna.

"Mampus Na, itu tadi orangnya yang gue tarik." Ucap Yujin setengah berbisik kepada Yuna.

"Bakalan mampus sih lo, dia ketua panitianya. Eits tenang aja dia bukan ketos." Yuna berusaha bersikap lebih kalem padahal didalam hatinya ingin sekali dia menarik Yujin dan berteriak kepadanya kenapa ia malah berurusan dengan ketua panitia penerimaan siswa baru.

"Lo tau nggak namanya siapa?" Yujin kembali berbisik kepada Yuna.

"Tau lah, emangnya tadi pas pembukaan acara lo nggak denger?" Yuna berusaha berbicara sepekan mungkin agar tidak menggangu panitia yang berbicara di depan.

"Kan gue tadi sempat telat, lalu nyari kelas dulu, lapor dulu sama panitia baru deh gue ikut acaranya."

"Gitu ya? Wajar sih lo nggak tau. Tapi dia wajib lo hindari, namanya Samuel Arredondo."

"Widih ada western nya." Sahut Yujin sambil terkekeh. Untung saja para panitia sudah pergi, dan jangan lupa bahwa Samuel melewati bangku Yujin dengan memicingkan matanya karena melihat Yujin terkekeh.


Main cast

Samuel Arredondo

Samuel Arredondo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sierra Yujin

Sierra Yujin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
regret loving u ° Samuel - YujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang