Better use data❣️
Yujin membuka matanya perlahan, menyesuaikan cahaya yang akan masuk menyapa matanya. Gadis itu menatap langit-langit ruangan berwarna putih, dinding berwarna putih, dan penciumannya menangkap aroma obat-obatan.
Menolehkan kepalanya ke kanan menampakkan seorang lelaki tampan yang sedang sibuk memainkan ponselnya. Sehingga lelaki itu tidak sadar bahwa orang yang ia tunggu telah sadarkan diri.
Yujin memegang kepalanya pening. Tadi itu dengan memusingkan, pikirannya kacau. Ia menatap lekat pemuda yang kini berjalan kearahnya.
Pemuda itu membantu Yujin untuk duduk dan memberikan gadis itu segelas air minum
Yujin menerima air tersebut dan langsung meminumnya hingga habis. Ia memegang kepalanya yang terasa ganjal. Ternyata kepalanya di perban.
"Jangan banyak gerak dulu, kamu tadi jatuh dari tangga. Dahi kamu berdarah cukup banyak. Saya juga sudah menelpon orang tua kamu untuk datang." Yujin menatap pemuda itu bingung.
Bukankah pemuda ini adalah pacarnya? Kenapa berbicara sangat formal?
Yujin hanya menganggukkan kepalanya, bingung mau berkata apa.
"Maaf, karena saya kamu jadi masuk rumah sakit. Biaya perawatan kamu sudah saya bayar. Gara-gara saya, kamu malah jadi sakit dan nggak bisa ikut penerimaan siswa baru." Jelas pemuda itu kepada Yujin.
Gadis itu semakin bingung apa yang sebenarnya terjadi, yang lupa ingatan itu Yujin atau Samuel?
"Kamu Sierra Yujin kan? Anaknya Om Aron? Saya Samuel Arredondo, anaknya pak Edgar Arredondo. Saya juga ketua pelaksana penerimaan siswa-siswi angkatan baru." Sambungnya, Yujin tetap mendengar.
"Tapi kamu terjatuh dari tangga karena saya. Maaf," ucap Samuel menggantungkan kalimatnya, "saya kurang cepat menahan kamu supaya nggak jatuh." Lanjut Samuel.
Yujin menahan air matanya. Kecewa, itu yang ia rasakan.
"Ee– tapi aku udah pingsan berapa lama?" Tanya Yujin.
"Sekitar dua jam. Tadi ada guru juga yang datang, tapi sekarang sudah pulang, karena kegiatan disekolah cukup padat. Dan saya bertanggung jawab untuk ini. Orang tua kamu sedang dalam perjalanan. Jalanan cukup padat saat ini jadi mereka datang cukup lama." Samuel menjelaskan.
Yujin mencoba menetralkan pernapasannya. Jadi selama dua jam tadi ia hanya bermimpi. Tapi bagaimana bisa Samuel yang masuk kedalam mimpinya, sedang ia baru melihat Samuel beberapa menit yang lalu.
Yujin tak kuasa menahan, air matanya jatuh begitu saja mengenai seragamnya.
Samuel menjadi sedikit panik, "kenapa? Ada yang sakit? Perlu saya panggilkan dokter." Yujin buru-buru menggelengkan kepalanya menolak. Segera ia menghapus air matanya.
"Enggak kak, tadi nggak nyangka aja jatoh sampe pingsan." Balas Yujin.
"Demi apapun saya akan tanggung jawab sampai kamu sembuh." Sahut Samuel.
"Besok kamu jangan sekolah dulu, istirahat aja dirumah. Kalau mau makan chat ke saya aja." Ucap Samuel, tangannya bergerak untuk mengambil ponsel Yujin dan meminta gadis itu me-unlock ponselnya.
Jemarinya mengerikan sesuatu, "ini nomor telepon saya, bisa langsung terhubung dengan whatsapp dan line. Nanti kalau saya chat balas ya." Ucap Samuel, pemuda tampan itu kini duduk di kursi sebelah tempat tidur Yujin. Tangan Samuel bergerak untuk merapikan rambutnya Yujin yang sedikit berantakan akibat perban dan berbaring terlalu lama
Yujin masih bingung, ini masih mimpi atau tidak? Bagaimana bisa pemuda ini begitu baik, sopan, dan sangat sering tersenyum. Serta sangat perhatian.
Apakah ini mimpi yang lebih indah?
via-mnds2 Love you gengs, yang udah mau baca, vote, dan comment. Maaf kalau endingnya tidak memuaskan. Maaf lama update.
Tapi
Lebih baik gimana,
Buat ff baru
Atau
Lanjutin ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
regret loving u ° Samuel - Yujin
FanfictionIni karena sekolahnya yang terlalu luas, jadi Yujin kesusahan mencari kelasnya. Pertemuan ini terjadi karena itu alasannya dan karena ia akan terjatuh dari tangga hingga ditolong oleh kakak kelas tampan yang tidak sengaja Yujin tarik seragamnya. Mar...