Satu meja

17 7 2
                                    

Setelah kejadian tadi, akhirnya Chaca dan rafa pergi menuju kantin bersama-sama untuk melepaskan dahaga dan lapar yang menyerang perut mereka.

Kedatangan kedua orang yang sangat di kenal di SMA gemilang itu mencuri perhatian seluruh siswa yang berada di kantin. Rafa dan chaca tak pernah terlihat bicara berdua tapi sekarang mereka berjalan bersama menuju satu meja.

"Mau pesen apa?"Tanya Rafa kepada chaca yang sudah duduk terlebih dahulu.

"Bakso aja"Jawab chaca cuek.

"Minumnya?"Tanya nya lagi.

"Air mineral"Setelah mendengar jawaban chaca,rafa langsung memutar tubuhnya dan melangkahkan kaki panjangnya menuju stand penjual bakso.

"Mana si Olyn? lgi pesen makan?"tanya Steffi yang tibatiba berada di hadapan chaca di ikuti dengan maura di sebelahnya.

"Gak sekolah dia"jawab chaca seadanya.

"Lah tumbenan amat anak itu gak masuk? Sakit?"Kini Maura yang bertanya pada Chaca.

"Gak ada keterangan. Tau deh tuh anak kemana. Gue telponin dari tadi juga nomornya gak aktif"

"Wahh jangan-jangan dia mati. Terus dia sendiri di rumah. Dan mayatnya gak ada yg nemuin"Ucap Steffi yang langsung di hadiahi jitakan dari maura.

"Sembarangan lo kalo ngomong"Maura berujar.

"Yakan gue bilang jangan-jangan sih,salah mulu deh gue mah di mata kalian"Ucap steffi dengan mimik wajah di sedih-sedih kan.

"Ya emang selalu salah lo mah,yaudh ntar siang kita kerumahnya aja. Lagian gue juga penasaran tu anak kenapa tiba-tiba gak masuk tanpa keterangan gini"Chaca memberi ide yang di beri anggukan tanda setuju dari kedua temannya.

Seseorang meletakkan dua mangkuk bakso dan dua botol air mineral di meja chaca,steffi dan maura. Membuat steffi dan maura langsung mendongakkan kepalanya menghadap ke seseorang itu. Betapa kagetnya mereka melihat Rafa sang ketua basket sma gemilang yang meletakkan makanan itu .

"Loh kak Rafa ngapain disini? Ini meja aku sama teman-teman ku. Meja kak tommy sama kak putra ada di sebelah sana kak"Ucap Maura ramah sambil menunjuk kearah meja yang berada di pojok kantin.

"Ih geli deh denger Maura bilang aku-aku gitu,ya gak cha?"tanya steffi kepada Chaca yang hanya di balas dengan anggukan oleh chaca.

"Haha ya gak papa sih,gue pengen makan disini. Emangnya gak boleh?"Rafa berucap.

"Gak boleh lah. Kan ini meja kami,meja kakak kan disana tu sama geng kakak"Percayalah. Ini steffi yang buka suara bukan chaca ataupun maura.

"Gak, Duduk aja lo disitu"Chaca bicara sambil menatap Steffi tajam.

"Yaudh makasih ya,Ehh sekalian gua panggil Tommy sama putra boleh gak?"

"Wahh boleh kak,aku malah seneng kalo rame"Ucap maura antusias.

Setelah memanggil tommy dan putra , Rafa kembali menatap maura. "Santai lah. Gue lo aja,gue juga bukan kakak kelas yang gila hormat".

Maura hanya mengangguk-anggukan kepalanya.pertanda ia mengerti apa maksud dari kata kata kakak kelasnya itu.

Setelah itu semua disibukkan dengan kegiatan nya masing masing. Setelah kedatangan tommy dan putra di meja itu suasana meja agak lebih ramai. Sesekali tommy dan putra menggoda steffi dan Maura.

-o0o-

Bel pulang sekolah baru saja berbunyi. Membuat bu jaenab yang sedang mengajar di kelas steffi dan maura menyudahi pelajaran nya. Setelah bu jaenab mengucap salam dan pergi meninggalkan kelas,steffi dan maura buru-buru berlari menuju parkiran. karena niatnya hari ini mereka bertiga akan kerumah Olyn untuk melihat keadaannya.

20menit di butuhkan untuk sampai di kediaman keluarga wiraguna. Rumah megah menjulang tinggi itu tampak sepi seperti hari-hari biasanya.
Terlihat ada sebuah motor ninja berwarna blackmatte terparkir dihalaman rumah Olyn dengan dua buah helm di atasnya. Seingat Chaca itu adalah motor Dylan. Orang sudah 6bulan ini menjabat sebagai kekasih Olyn.

Steffi masuk tanpa salam kedalam rumah chaca. Karena memang pintu rumahnya tak di kunci pleh sang empunya rumah. Di ruang keluarga terlihat seorang lelaki berbadan tinggi dengan rambut yang agak gondrong sedikit sedang memandang lurus kearah televisi yang sedang menayangkan acara ftv Indonesia.

"Olyn mana?"Pertanyaan yang terlontar dari mulut seorang maura itu membuat Dylan menolehkan kepalanya ke arah kanan.

Cukup 2detik dylan memandang teman-teman kekasihnya itu sampai akhirnya ia menjawab dengan nada malas. "Dapur".

Chaca yang melihat itu langsung memutar bola matanya jengah. Selalu seperti itu. Dylan adalah orang yang terkenal sangat urak-urakan di sekolahnya. Tapi mengapa Olyn mencintai lelaki ini dengan begitu dalam. Perlu di garis bawahi Chaca tidak suka melihat Dylan. Karena suatu hal.

Tanpa permisi Chaca langsung duduk di sofa yang hanya muat untuk satu orang. Steffi mengambil Remote Tv yang ada di meja dan mengganti siaran tv menjadi acara gosip hangat artis-artis serta Maura duduk disamping Dylan dengan mencomot cemilan yang dari tadi Dylan pegang.

Jangan tanya mengapa mereka seperti? Jawabannya hanya satu. Karena mereka tak suka dengan Dylan. Menurut mereka Dylan adalah Lelaki yang harus ditendang jauh-jauh dari muka bumi ini.

Dylan cuek. Mengabaikan tingkah-tingkah aneh dari sahabat kekasihnya itu. Ia mengambil handphone Olyn yang tergeletak di meja lalu memainkannya.

Kesunyian itu berlangsung hanya sebentar sampai akhirnya Olyn datang dengan membawa semangkuk Mie instant panas dan segelas air mineral hangat.

"Loh ada kalian,Dari kapan?"Tanya Olyn sambil memberikan mangkuk mie itu kepada Dylan dan meletakkan air di meja.

"Baru aja. Lo kenapa ga sekolah?"Tanya Chaca To the point. Ya memang itu tujuan mereka kemari,untuk menanyakan kenapa Olyn tak masuk sekolah.

"Ah ini,Kepala gue tibatiba pening. Terus lupa izin ke bu jeje"Jelas Olyn seadanya.

"Bukan gara-gara lo bolos bareng dia kan?"Tanya Steffi menyelidik sambil menunjuk kearah Dylan.
Merasa di tunjuk-tunjuk Dylan langsung menatap Steffi tak suka. Membuat nyali steffi ciut dan memilih untuk menundukkan kepalanya.

"Gak lah. Gila aja lo. Gue tadi bener-bener pening. Terus Dylan dateng bawain gue makanan"Ucap Olyn mencairkan suasana mencekam yang terjadi antara sahabat dan kekasih nya. Ia juga bingung, sebenarnya apa yang terjadi sampai membuat mereka seperti ini.

"Aku pulang. Hati-hati dirumah"Ujar Dylan tiba-tiba sambil mengelus puncak kepala Olyn dan mengambil jacket nya yang tersampir di sofa.

Mendengar itu,Olyn langsung berdiri mengantarkan Dylan menuju motornya. Setelah mengucapkan kalimat hati-hati dan melambaikan tangannya kearah Dylan dan Ia lihat dylan sudah meninggalkan perkarangan rumahnya,Olyn langsung melangkahkan kakinya menuju ruang keluarga.

Hayohh? Menurut kalian kenapa sahabat-sahabat Olyn gak suka dengan Dylan?

Next part Ok

DINESHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang