JJM (Jalan Jalan Malam)

18 6 0
                                    

Motor ninja berwarna merah itu melaju menuju rumah megah dengan warna yang dominan berwarna putih dan hitam itu. Sang pengendara-Rafa memarkirkan motornya disamping mobil honda-jazz milik Chaca. Hanya ada satu mobil di halaman rumah itu,itu artinya kedua orang tua chaca sedang tidak ada di rumah.

Rafa mengetuk pintu yang menjulang tinggi dihadapannya itu,sambil sesekali ia memencet bel yang terpasang di sebelah kanan atas pintu masuk.

Berkali-kali Rafa mengehela nafas kasar karena nervous ingin bertamu ke rumah pujaan hati. Sampai akhirnya pintu putih itu terbuka, menampilkan seorang wanita dengan rambut hitam legam sebahu. Terlihat cantik dan mirip seperti Chaca.

"Cari siapa?"Tanya Seseorang yang tadi membukakan pintu untuk rafa.

"Adik kakak ada?"Ucap Rafa penuh sopan santun.

"Adik yang mana?,Adik sya ada dua lohh?"Tanya Wanita itu lagi.

"Chaca kak"Jawab Rafa mantap.

"Ada tuh di dalem,masuk dulu yuk"Ucap Liza Ramah mempersilahkan rafa memasuki rumahnya.

Ini pertama kalinya untuk rafa menginjakkan kaki dirumah megah nan elegan ini. Rumah yang terlihat bersih dengan warna putih yang mendominasi. Rafa duduk sambil memperhatikan sekeliling rumah chaca. Tatapannya jatuh pada sebuah figura besar yang tergantung di tembok menampilkan sebuah keluarga besar yang sedang berfoto. Keluarga yang sangat bahagia.

"Udah puas liatin foto keluarga gue?"Tanya Chaca mengagetkan Rafa.

"Ehh,Udah siap?"

"Hmm"

"Mau kemana kalian?"Tanya Liza yang datang dari arah kamar mandi.

"Mau jalan lah"Jawab Chaca ketus.

Setelah itu chaca melenggang pergi meninggalkan liza di ikuti oleh Rafa.
"Cha,jangan pulang malem-malem. Mama pulang jam 10" Teriak Liza ketika melihat adiknya sudah melewati pintu dan hanya di acungi jempol oleh chaca.

-o0o-

Rafa mengendarai motor dengan sangat Santai. Di tambah angin malam yang sepoi sepoi membuat chaca ingin meletakkan kepalanya di bahu rafa. Tapi ia buang jauh jauh fikiran tentang itu. Karena sangat tidak mungkin seorang chaca melakukan hal modus seperti itu.

Motor ninja itu berhenti di arena pasar malam yang tak jauh dari rumah chaca. Ada banyak wahana didalamnya.

"Gue pengen makan permen kapas"Ujar chaca tiba tiba ketika ia melihat permen kapas berwarna pink itu bergantungan seakan-akan memanggil Chaca untuk segera membelinya.

Tanpa fikir panjang,Rafa langsung melangkahkan kaki panjangnya menuju abang-abang penjual permen kapas itu.
Setelah itu Rafa kembali membawa permen kapas dan diberikannya lah kepada chaca.
Mereka melanjutkan langkah kaki melihat-lihat sekeliling pasar malam.

"Lo mau naik apa?"Tanya Rafa kepada Chaca yang sedari tadi masih memakan permen-nya.

"Ah gak deh. Gue pengen main itu aja"Jawab Chaca sambil menunjuk permainan lempar bola yang ada di sebrang sana.

"Yaudah ayok"ajak Rafa sambil menarik satu tangan Chaca.

Mereka sampai di tempat permainan itu. Rafa menyodorkan uang 20ribuan kepada penjaga permainan dan mereka mendapatkan 3buah bola pingpong. Kemudian abang penjaga itu menjelaskan peraturan permainan ini. Dengan semangat yang membara chaca melemparkan bola pertama kearah sasaran.
Lemparan pertama meleset.
Lemparan kedua pun meleset.
Chaca mengambil ancang-ancang untuk melakukan lemparan ketiga. Dengan sedikit trik ia lakukan tapi hasilnya tetap nihil. Justru lemparan ketiga ini melesat sangat jauh melewati sasaran yang harusnya ia kenakan.

"Yahhh"Ucap Chaca frustasi. "Udah ah ayok,gue gak ahli dalam bidang beginian"Lanjut nya.

Tak menghiraukan perkataan chaca,Rafa justru membeli 3buah bola lagi. "Bang,3 bola lagi ya"Ucap Rafa Sembari menyodorkan uang berwarna hijau kepada abang-abang penjaganya.

Setelah mendapatkan bola itu,Rafa langsung mengambil posisi yang pas untuk melemparkan bola, Rafa mengamati posisi yang pas untuk dapat memasukkan bola kedalam gelas itu.

"Udah lah,lo mau ngapain? Gak bakalan bisa jug--"Ucapan Chaca terhenti ketika ia melihat bola yang rafa lemparkan masuk dengan sempurna ke dalam gelas biru itu.

"Diem makanya,gue gak fokus nih kalo lo ngomong aja"Mendengar itu chaca langsung bungkam seribu bahasa. Dia memilih untuk mengamati aksi rafa daripada harus mengganggu konsentrasi rafa.

Lemparan kedua sama sempurna nya dengan lemparan pertama tadi. Namun,Di lemparan ketiga bola itu meleset sedikit. Membuat Rafa mendesah panjang karena bola teeakhir yang seharusnya masuk itu malah kini menggelinding kearah lain.

"Lagi bang"Ucap Rafa kembali menyodorkan uang hijau kearah penjaga.

Kembali. Rafa kembali fokus pada sasaran yang berada di depan sana. Kurang lebih jaraknya sekitar 20 meter dari tempat rafa dan chaca berdiri sekarang.

Seperti lemparan ketiga tadi,Kini lemparan keempat dan kelima pun tak mengenai sasaran. Hanya tersisa satu bola di tangan Rafa,dan Dengan hati-hati rafa melemparkan bola tersebut. Dan yeahhhh bola itu memasuki gelas biru dengan sangat sempurna.

"Anjirrr lo hebatt"Ucap Chaca sambil memegang kedua tangan Rafa.

"Hehe , berarti untuk di genggam sama seorang Chaca kita harus mendapatkan sesuatu yang dia inginkan dulu ya"Perkataan Rafa membuat Chaca bingung setengah mati. Namun setelah itu ia dikagetkan dengan tangannya yang menggenggam kedua tangan rafa. Chaca langsung melepaskan kedua tangan Rafa dari genggamannya.

"Sorry-Sorry,gue ga sengaja"Ucap Chaca Sambil menundukkan kepalanya. Ah shit. Bisa bisanya gue bego begini. Batin Chaca berbicara. Ia merutuki dirinya sendiri kenapa malah melakukan hal yang membuatnya salah tingkah seperti ini.

"Gapapa . Lagian gue juga seneng liatnya. Apalagi kalo liat pipi lo yang merah kaya kepiting rebus begitu"Rafa berucap di sertai kekehan nakal.
Kedua tangan Chaca Langsung menangkup pipinya. Apa iya saat ini ia sedang blushing? Aduhh jika benar maka Chaca sangat-sangat merutuki dirinya untuk yang kedua kalinya.

"Haha yaudah lo pengen boneka yang mana?"Rafa kembali berucap.

"Hellokitty"Jawab Chaca masih dengan tangan yang memegang kedua pipinya.

Setelah mengatakan boneka yang ia inginkan,kini boneka hello Kitty berukuran jumbo itu berada di pelukannya. Sekarang ia gunakan boneka besar itu untuk menyembunyikan wajahnya dari Rafa yang dari tadi memandangi Chaca sambil tersenyum bahagia.

Tak terasa kini malam sudah mulai larut. Jam di pergelangan tangan Rafa pun sudah menunjukkan pukul 21:15. Seingat Rafa tadi kakaknya Chaca berteriak bahwa orang tua chaca akan pulang jam 10 malam. Itu artinya ada waktu 45menit lagi untuk ia mengantarkan chaca pulang dengan selamat sampai di rumahnya.

Tepat sekali. Pukul 21:45 motor Rafa berhenti di depan gerbang rumah chaca. Dan chaca langsung menuruni motor itu.

"Makasih dan Hati-hati"Ucap Chaca kepada Rafa.

"Besok pagi berangkat bareng yuk"ajak Rafa yang hanya di balas dengan anggukan kepala oleh Chaca.
Setelah itu Rafa berpamitan dengan Chaca dan Chaca memasuki rumahnya dengan senyum yang senantiasa merekah.

Sepertinya tembok besar yng Chaca bangun di hatinya sudah mulai runtuh ya wkwk

Next part Ok


DINESHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang