Setelah kejadian jalan bareng kemarin,Kini Chaca dan Rafa lebih sering bertegur sapa jika bertemu. Tingkah keduanya membuat Olyn,Steffi dan Maura keanehan Sendiri. Karena tak biasanya Chaca akan tersenyum kepada Seorang pria.
Seperti tadi pagi,saat keempatnya sedang berjalan bersama di koridor kelas X mereka tak sengaja berpapasan dengan Rafa,dan Percayalah tadi Chaca membalas senyuman Rafa.
Saat di tanya ada hubungan apa antara Dirinya dengan sang ketua basket itu,Chaca pasti selalu mengangkat kedua bahunya dan pergi melengos meninggalkan ketiga sahabatnya itu.Disini mereka berada sekarang.
Dikantin SMA gemilang. Kantin terlihat sesak karena banyaknya siswa dan siswi SMA gemilang yang ingin mengisi kekosongan perutnya."Males deh gue kalo kantin penuh gini,kita mau duduk mana coba?"Ucap Maura jengah karena melihat banyak nya orang memadati kantin.
"Iya sih,tapi masa kita harus balik kelas. Gue laper banget sumpah"Olyn berucap.
Seseorang melambaikan tangan kearah mereka. Namun,hanya chaca yang melihat lambaian tangan itu. Ternyata Rafa. Sepertinya ia mengajak Chaca dan kawan-kawan untuk bergabung bersama mereka disana.
"Ayok ikut gue"Ujar Chaca tiba-tiba.
"Kemana emang?"Tanya Steffi kepada Chaca.
"Katanya mau makan. Ayo"Akhirnya Olyn,Steffi dan maura mengikuti langkah kaki Chaca. Terkejut. Itu yang mereka rasakan ketika melihat chaca menghampiri meja rafa dan kawan-kawannya.
"Kok kesini?"Tanya Olyn bingung.
"Mau makan gak? Atau lo mau makan sambil berdiri?"Chaca balik bertanya
"Ya enggak sih"Jawab Olyn.
"Sini duduk,mau pada pesen apa?"Rafa membuka suara nya.
"Mie bakso,minumnya lemon tea"Ucap Chaca.
"Batagor, Cappucino cincau"Olyn ikut bersuara.
"Hmmm gue apa ya? Oh ini aja nasi uduk sama teh hangat"Ucap Steffi nampak berpikir sebentar.
"Goblok siang-siang makan nasi uduk"Perkataan Olyn membuat dirinya di hadiahi pelototan dari steffi.
"Gue Bakso aja sama Jus mangga"Ucap Maura.
"Put,pesenin gih"Rafa menyuruh Putra untuk memesan makanan.
"Kok gue? Lo aja sana"Jawab Putra ogah-ogahan.
"Udah sana, itung-itung lo nolong cewek-cewek cantik SMA gemilang,ya gak raf?"Tommy ikut berujar yang hanya di balas kekehan oleh rafa.
Dengan malas,akhirnya Putra beranjak dari bangkunya zan menuju stand penjual makanan yang tadi cewek-cewek itu inginkan.
Cukup lama,Putra datang dengan membawa nampan berisikan pesanan para wanita itu.
"Nah gini dong,cocok lo put"Ucapan Rafa dan muka melas putra membuat wanita yang dari tadi gabung di meja mereka itu tertawa keras.
"Ra,minta nomor wa lo boleh?"Ucap seseorang disebelah Rafa yang sedang menyodorkan sebuah handphone kearah maura. Tommy. Iya tommy.
"Buat apa?"Maura Bertanya.
"Buat PDKT an hehe,sapa tau nanti kita jadi"Ucap Tommy dengan pd-nya.
"Enak aja lo,gausah nyuri start. Nih gue duluan Ra"Putra menyingkirkan tangan tommy dari hadapan maura dan mengganti dengan tangannya yang sudah memegang handphone ber softcase hitam itu.
Maura menerima handphone itu dan mengetikan sebuah nomor di dalamnya. Setelah itu ia memberikan kembali handphone itu kepada yang punya. Kejadian itu membuat Tommy kesal setengah mati.
Chaca, Olyn dan Steffi? Mereka sedang asik menyantap makanan yang tadi merekapesan,sambil sesekali menatap aksi modus tommy dan putra. Sedangkan Rafa,Ia sedari tadi menatap kearah Chaca.
"Gausah melas gitu deh tom muka lo"Ucap Olyn yang hampir tertawa melihat muka tommy. Membuat yang lain ikut menatap kearah tommy.
"Sialan lo pada. Gausah ngeliatin gue"Ucap Tommy sembari pergi meninggalkan meja dan menuju ke kelas.
"Woy somplak,yang bayar makanan lo siapa?"Teriak Putra karena melihat Tommy meninggalkan kantin tanpa membayar makanannya.
"Bayarin dulu sama lo"Jawab Tommy santai.
Setelah menyelesaikan makannya,steffi,chaca dan Olyn serta Maura pun hendak balik ke kelas,sudah membayar pastinya. Tidak seperti tommy tadi hehe
Kini Rafa dan Chaca hanya berdua. Karena tadi Olyn dan Steffi izin untuk ke toilet dan Putra serta Maura memilih berjalan duluan di depan.
Alhasil kini rafa dan chaca berjalan berdampingan. Suasana yang terjadi cukup awkward. Banyak pasang mata yang menatap heran kepada keduanya . Ini sudah yang kedua kalinya mereka melihat Rafa sang ketua basket dan Chaca si Ice girl Sma gemilang berjalan berdampingan. Bahkan tak jarang banyak remaja pria seangkatan rafa mencie-cie kan mereka.
Chaca malu. Dia hanya menundukkan kepalanya memperhatikan jalanan seolah-olah ia akan menemukan uang di bawah sana."Gausah malu. Lo pake baju cha"Sontak perkataan dari Rafa tadi membuat Chaca mendongak kan kepalanya menatap jalanan lurus didepannya. "Btw,Lo pulang sama siapa?"Rafa kembali berujar.
"Steffi"Jawab Chaca seadanya.
"Pulang sama gue,bisa?"Rafa menawarkan diri untuk mengantarkan chaca pulang.
"Mau apa?"Chaca balik bertanya.
"Jalan aja sih. Bisa?"
"Gak. Gue sama adik gue"Chaca menolak.
"Ayolah sekali ini aja"Rafa agak memaksa.
"Gak bisa,Raf. Gue sama adik gue"Jelas Chaca.
"Yaudah deh gapapa"Pasrah Rafa.
Melihat itu membuat Chaca kasihan. "Gak bisa kalo siang ini. Tapi kalo lo mau nanti malem jemput gue jam 7"
"Seriusan lo?"Tanya Rafa tak percaya.
"Iya,yaudah gue duluan"Chaca pergi memasuki kelasnya. Ya karena memang Chaca sudah sampai di depan kelasnya.
"Oke ntar gue jemput ya jam 7"Perkataan Rafa hanya dibalas dengan anggukan samar oleh Chaca.
Ciee perjuangan rafa gak sia-sia.
Btw perjuangan yang gimana ya hahaNext part Ok
KAMU SEDANG MEMBACA
DINESHA
Подростковая литератураApa yang akan terjadi jika di sebuah hubungan sering terjadi perselisihan paham? Namun tak sanggup untuk melepaskan. Pilihannya hanya dua , Pertahankan atau lepaskan! Rafa-Chaca