21 - Awal keretakan

64 3 3
                                    

Pedih rasanya orang yang selama ini kita percaya bahwa dia laki laki yang tidak akan menyakiti kita di muka bumi ini, tapi ternyata dia menciptakan keretakan karena kalimatnya layaknya sebuah bangunan pencakar langit yang hampir runtuh

----------¤¤----------

Hari demi hari sudah aku lewati dengan setiap langkah ku yang tak pasti, aku tidak membuat rencana untuk hidup ku sendiri, aku hanya sedang mengikuti jalan setapak yang ayah ku ciptakan. Sebuah jalan setapak dengan medan yang begitu sulit untuk aku tapaki,untungnya semesta baik terhadap ku, ia tau caranya membantu ku untuk melalui medan ini tanpa aku sadari semuanya.
Bulan sudah muncul menandakan malam akan segera merampas hadirnya matahari,Waktu terus berlalu tergantikan dengan alunan jarum jam yang terus memutar,hingga hari berganti hari namun ternyata ada perubahan dalam hidupku, ku kira perubahan ini sebuah anugerah tapi ternyata sebuah musibah.sungguh ironis

Kala itu aku pulang kesebuah penjara dunia,jika orang lain menyebut mungkin itu rumah pulang kita kala kita lelah dengan sibuknya dunia, tapi aku tak pernah menganggap itu rumah, bagiku itu sebuah benteng belanda yang masih tertinggal.
Kepulangan ku disambut dengan sebuah intorgasi bak layaknya aku ini seorang teroris atau sejenisnya mungkin.sambutan macam apa! Begitulah rutukan yang aku ucapkan dalam hati ku.

Disini aku akan beri tahu,bahwa didunia ini aku tidak memiliki siapapun,entah ayah,atau pun ibu mereka semua jahat. Ayah terlalu sibuk dengan kesibukannya dan duanianya hingga melupakan aku,dan ibu..dia telah meninggalkan aku saat aku masih kanak kanak. Dunia terlalu jahat untuk aku tempati.

"Hei".panggilnya dengan nada tinggi nan kasar

Aku tak menggubris panggilannya itu, menurutku dia tidak sedang memanggil ku sebab dia hanya mengucapkan dengan kata "hei" dulu ayah ku tidak  pernah memanggil ku dengan nada kasar seperti itu
Apa dia sudah gila memanggil ku tanpa sebutan namanya?. Ah aku lupa,sekarang semuanya telah berubah.

"Heh,kamu tuli yah! Dari mana saja kamu ha? Bosen dirumah makanya keluar mulu dengan teman mu itu?? Habis bermain apa kamu dengan nya ha?Betah sekali rupanya. Saya curiga!".ucapnya begitu pedas

Sekali lagi aku tak hiraukan ocehannya itu sampai aku lelah dengan semuanya aku marah aku murka dan..

"Anak tidak tau diri! Kamu tuli?? Kamu sama saja seperti ibumu! Jalang!!".ucapnya

"Apa anda bilang?Bisa anda ulangi perkataan anda tadi?? Anda bilang saya anak tidak tau diri? Anda bilang saya wanita jalang? Anda bilang ibuku wanita jalang?Lalu?Apa sebutan yang pantas untuk anda? Seorang mucikari kah?".ucapku membuat dia menaik pitam rupanya

"MEGA!".
"Jaga ucapan kamu! Kurang ajar kamu! Tidak tau terimakasih kamu dengan ayah! Bosan hidup kamu huh!".bentak nya dengan penuh amarah

"Huh, jaga ucapan? Anda yang harus jaga ucapan anda tentang ibu saya! Jangan sekali kali anda ucapkan kata kotor itu untuk anda arahkan pada ibu saya! Dan yah saya jijik anda menyebut diri anda dengan embel embel ayah! Tidak pantas untuk orang seperti anda!!".ucapku tak kalah

"Kenapa kamu jadi begini huh? Apa gara gara ibu kamu yang menghasut kamu begini?apa gara gara teman mu itu huh?".tanya nya

"Anda jangan bawa bawa ibu saya dalam hal ini! Dan satu lagi anda jangan pernah sangkut pautkan teman saya dengan masalah anda dengan saya! Perlu anda ketahui, kenapa saya begini,coba anda tanya pada diri anda sendiri kenapa saya sampai seperti ini!". Ucapku lalu pergi meninggalkannya begitu saja tanpa kata permisi.

Sampailah sekarang pada tempat yang sudah dirindukan,sebuah tempat pribadi yang hanya aku saja yang mengetahui seperti apa kehidupan di dalamnya.Iyah tempat itu adalah kamarku, tempat dimana aku bisa menangis, aku bisa meluapkan kekesalan ku,aku bisa menyalurkan semua amarah ku melalui benda benda yang terdapat di dalamnya. Sebuah tempat ku untuk berekspetasi begitu tinggi mengingat kenangan bersama orang tua ku dulu yang begitu harmonis penuh cinta bukan seperti sekarang yang penuh derita.

Jika dalam keadaan seperti ini aku hanya bisa menceritakannya pada sebuah secarik kertas terkadang aku memukul sebuah cermin hingga membuat tangan ku merasakan sebuah darah segar yang mengalir disana, ketika amarah ku memuncak aku menghadap pada sebuah cermin untuk memperlihatkan pantulan diriku disana, aku melihat pancaran mataku yang dipenuhi lelahnya akan semua amarah ini, aku melihat pancaran kebencian untuk orang orang yang sudah membuat hidupku susah,aku ingin memukul semua orang yang sudah membuat hidupku merasa hancur, seperti aku memukul cermin.hingga hancur tak berbentuk.

Dear diary :

Maret 20 .19

Maaf yah buku aku baru membuka mu kembali, aku kira disaat aku membuka kembali lembaran baru dihalaman kosong yang baru kuisi ini, akan terisi sebuah cerita indah, namun aku tidak pernah tahu diri! Aku selalu saja menyakiti diriku sendiri dengan berekspetasi terlalu tinggi,lembaran ku kali ini masih ku isi dengan sebuah coretan tulisan yang bermakna kesedihan, kamu tau kan(buku) jika pemilik mu sekarang sedang berada pada masa yang tidak baik, aku hancur untuk saat ini,mengapa disaat kita menemukan sesuatu yang baru pada sisi lain, dan ternyata sisi lain kita sudah menanti kembali sebuah kesedihan dan kepedihan? Apa aku salah jika aku menyalahkan betapa tidak adilnya kehidupan ini?? Kemana pembelaan mu terhadap ku wahai alam semesta jagat raya, ya tuhan??....

¤¤


Menyuruh orang lapar untuk tidak makan,menyuruh orang yang sedang mengantuk untuk tidak tidur, menyuruh orang lelah untuk tidak beristirahat,menyuruh orang sakit untuk berlari, dan menyuruh orang terjatuh untuk tidak segera bangun. Seperti itu lah keadaan hidup di dunia sekarang yang ku rasakan.

Orang lain pernah berkata " jika semua laki laki itu sama, suka menyakiti hati perempuan, ingatlah bahwa masih ada satu laki laki yang tidak akan menyakiti hatimu yaitu ayahmu". Ternyata itu semua omong kosong yang berisikan kosong mlongpong.

Aku merasakan ke kosongan kalimat itu pada hidupku. Ternyata Pedih rasanya orang yang selama ini kita percaya bahwa dia laki laki yang tidak akan menyakiti kita di muka bumi ini, tapi ternyata dia menciptakan keretakan karena kalimatnya layaknya sebuah bangunan pencakar langit yang hampir runtuh.

TBC.

Terimakasih my readers♡


Senja Dan Jingga[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang